Udara pagi terasa dingin menusuk permukaan kulit, hujan buatan tadi malam telah membuat satu kota kedinginan. Bagaimana bisa? Kota Ilios adalah Kota yang sangat maju. Walau ada di pulau terpencil, teknologi di kota ini bahkan tak ada yang bisa menyaingi. Bahkan dulu ada alat pendeteksi Rasa, yang ternyata gagal habis-habisan dihari pertama alat itu dibagikan.
Ilham kini tengah asik bercengkrama dengan Venny, sang kakak kelas yang ia sukai. Mereka sedang asik jogging bersama di komplek Talaga Golz, sembari mengobrol dan saling bercanda. Ilham memang sengaja mengajak jogging pagi-pagi karna suasana di pagi hari masih tentram dan belum banyak orang. Jika kalian datang agak siang, mungkin bisa-bisa kalian akan mendengar tarian senam emak-emak komplek sambil menyanyikan lagu "Jangan Goyang", lagu yang sangat dibenci Ilham.
Ilham menoleh kearah Venny, rasanya senang sekali setelah sekian lama akhirnya ia bisa jogging bersama.
"Ham, dingin banget ya." Ucap Venny sambil menggosok-gosokan tangannya.
"Iya ka" Ilham menjawab singkat.
"Dingin Ham kayak sikap kamu." Ucap Venny sambil tertawa.
"Eh, Emang aku kulkas?" Ilham menjawab polos.
"Tau ah, Susah kalo ngomong sama kamu. Dengerin ceramah mulu si." Venny tertawa, ia menunjuk kedai kopi yang cukup terkenal dikota ini, Kopi Janji Doank. "Ham, Kesana yuk!"
Ilham mengangguk, ia dan Venny berjalan menuju kedai kopi Janji Doank. Karna masih sepi, Ilham bisa leluasa memilih tempat duduk. Ia dan Venny duduk di luar dekat dengan pohon-pohon.
Meja yang mereka tempati mengeluarkan bunyi tiing, hologram muncul dengan berbagai macam pilihan kopi. Ilham memilih Kopi Abadi, Agar cintamu dengannya bertahan selamanya. Sedangkan Venny memilih kopi rasa Matcha, rasa favoritnya. Kemudian hologram itu menampilkan tagihan harga, Ilham langsung mengambil dompetnya dan meletakkan kartu T-A-M di atas hologram. Langsung terdengar bunyi triing, artinya pembayaran selesai. Kopi akan segera dihantarkan.
"Gak berasa ya, udah satu tahun kita saling kenal." Ucap Venny memulai topik pembicaraan.
"Iya ka." Ucap Ilham yang lagi-lagi singkat. Ilham sebenarnya sedari tadi ingin memulai topik, tapi lidahnya entah kenapa menolak untuk berbicara, mungkin karena gugup.
"Kamu tuh dari tadi jawab cuman 'iya ka' 'nggak ka'. Gaada jawaban lain selain itu?" Venny tertawa melihat wajah Ilham yang terlihat seperti orang bingung.
"Eh, Iya. Gak terasa udah satu tahun kita saling kenal, sebenernya ada hal yang aku ingin bicarakan ke kakak." Wajah Ilham mulai terlihat serius. Ia menelan ludah, Mungkin sekarang waktu yang tepat buat nyatain perasaan gue ke dia.
"Apa?" Venny mulai berfikir, kira-kira hal apa yang akan Ilham sampaikan kepada dirinya?
Suara pelayan memotong pembicaraan kami, Kopi Abadi dan Kopi rasa Matcha segera diletakkan diatas meja. "Selamat menikmati, bro and sist." Ucap pelayan ramah.
Ilham kembali menatap Venny penuh perasaan.
"Sebenarnya aku suka sama kakak sejak lama, bahkan semenjak pertama kali masa orientasi siswa. Aku melihat kakak itu beda dari yang lain. Sikap,cara berpakaian, dan dan cara berbicara kakak membuatku jatuh cinta." Ucap Ilham bak pujangga tersohor.
"Kakak tau ham, kakak juga sebenarnya suka sama kamu semenjak awal kamu ngasih Al-Qur'an buat kakak. Entah ga nyangka aja kakak bisa suka sama adek kelas sendiri. Makasih udah perhatian sama kakak selama ini." Ucap Venny tersenyum tulus sambil menunduk, wajahnya langsung blushing mendengar ucapan Ilham tadi.
Ilham yang mendengar jawaban Venny pun seketika mematung, ia ingin berteriak sekencang mungkin karna saking bahagianya. Tapi aneh juga jika seorang Ilham teriak-teriak dipagi hari, nanti bisa-bisa ia dianggap orang gila. Ia segera menggenggam tangan Venny, namun entah kenapa matanya tiba-tiba terasa gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM SANG RAJA STALKER
FantasyMendengar kata "Stalker" apa yang akan muncul di pikiran kita? Mungkin kita akan berpikir stalker adalah orang yang mencari tahu segala hal tentang orang yang kita suka. Tapi tidak, kalian salah. Cerita ini bukan sekedar tentang Ilham yang jatuh ci...