4.Abang pulang 2

26 7 0
                                    

Fikri POV

Yang ada di fikiranku sekarang hanyalah Fero,Fero dan Fero.Fero adalah adik kesayanganku.siapa?siapa yang berani melukainya?siapa yang berani menyakitinya?.

'Fero bangun...bilang sama abang...siapa yang berani buat adek abang kaya gini...'-Batinku.

Tes...
Ternyata tetes demi tetes telah mengalir dari pelupuk mana melewati pipi.

Kalau boleh jujur,sebenarnya aku sudah mulai tersulut emosi tapi ketika melihat kembali keadaan Fero,lunturlah sudah rasa emosiku.Rasa emosiku di gantikan dengan rasa gelisahku.gelisah?ya gelisah karna sampai sekarang belum ada perkembangan dari Fero.

Fero masih berada di ruang ICU bahkan dokter yang menanganinyapun belum keluar.Entah apa yang terjadi dengan Fero,hingga membuat dokter selama itu menanganinya.Yang di tunggu tunggu akhirnya keluar juga.

"Dok....gimana keadaan anak saya?"-Tanya Ibuku.

"Keadaannya sekarang kritis Bu...kalau misalkan dia tidak mendapatkan tranfusi darah selama hitungan jam kedepan maka dia bisa di nyatakan koma..."-Jelas Dokter.

"Astaghfirullah...emang darahnya apa dok?"-Tanyaku.

"AB...dan stok darah AB disini sudah habis...jadi kalian silahkan cari pendonor darah...agar segera di tranfusikan kepada pasien...jika tidak,dia bisa dinyatakan koma...untung kalian langsung membawanya kesini,kalau tidak mungkin sekarang pasien sudah tidak ada lagi...ya sudah itu saja yang dapat saya sampaikan...saya permisi dulu...Assalamu'Alaikum..."-Jelas Dokter.

"Terima kasih dok..."-Ucapku.

"Wa'alaikumussalam..."-Aku,Ibuku.

"Astaghfirullah...Abang...Fero Bang...hiks hiks hiks..."-Ucap ibuku sembari menangis.

Ku rengkuh tubuh Ibuku.Ku biarkan Ibuku menangis di pelukanku.Ku elus lembut punggung Ibuku.Sungguh hatiku sakit ketika melihat Ibuku menangis seperti ini.

"Ssstttt....udah Bu...ngga usah di tangisin...kita serahkan semuanya kepada Allah Swt..."-Ucapku agar menenangkan Ibu.

"Bang...hiks...hanya ayah...hiks...yang memiliki...hiks...golongan darah...hiks...kaya Fero...hiks hiks hiks..."-Ucap Ibuku sesenggukan.

"Tenangin diri ibu dulu yah...banyakin istighfar...nanti aku akan telpon ayah...biar pulang...Ibu tenang dulu yah..."-Ucapku menenangkan Ibu.

Ku ambil HP di saku celanaku.Ku tekan nomor Ayahku lalu ku telpon dia.Masih dalam posisi yang sama,Aku masih memeluk Ibuku sembari menelpon Ayahku.

Hening...
1
2
3

Nomor yang anda tuju tidak berada dalam jangkauan...
Tut..tutt..tuttt....

Kucoba lagi berulang ulang kali,tapi alhasil nihil.Akhirnya Aku menyerah,karna sudah terlalu kesal.Bisa bisanya dalam keadaan genting kaya gini,ayah tidak bisa di hubungi?ayah macam apa itu?.Kesal aku dengan sikap Ayah yang seperti ini.

"Bu ngga bisa di hubungi..."-Ucapku.

"Duh...gimana nih bang...terus sekarang Fero gimana?...hiks hiks hiks..."-Jawab Ibuku.

"Aku juga bingung bu harus gimana..."-Ucapku lesu.

Bingung itulah yang saat ini aku rasakan.Gimana caranya aku dapet darah AB?.Tiba tiba~~~

Ting...
(Sebuah ide muncul)

"Ouh iya Bu...Abang baru inget bahwa teman SMA Abang ada yang punya golongan darah kaya Fero...Abang mau ke rumahnya dulu yah Bu...Ibu disini aja...jangain Fero...kalau ada apa apa,telpon Abang aja...jangan lupa do'ain Fero yah Bu...Ibu juga jangan nangis...kasian Fero nya nanti ikutan nangis..."-Jelasku P×l×t.

It's Me [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang