Prolog

1.3K 73 0
                                    

"Hermione Granger? Apa orang tuamu memanggilmu dengan nama Hermione yang memiliki arti 'sang pembawa pesan yang pandai atau cerdas nan cantik'?"

Harry Potter menatap Hermione dengan ragu dari tempat duduknya di stasiun perawat sebelum akhirnya berdiri menjabat tangan Hermione. Ia seorang pria jangkung dengan berambut hitam gelap dan berkulit lumayan putih. Tapi, wajahnya ramah dan sering tersenyum memperlihatkan gigi rapinya.

"Baiklah, aku adalah penyelamatmu di sini," Ia memperkenalkan diri. "Harry, Harry Potter. Aku akan menjadi mentormu agar kau bisa bertahan hidup di neraka ini sendiri dalam waktu beberapa minggu."

Ia bercanda, Hermione yakin itu, tapi sulit untuk menemukan gurauan dari ucapannya ketika tempat ini benar-benar menyerupai neraka. Ada sekumpulan dokter, perawat, sekretaris dan transporter di mana-mana, semua berkumpul bersama-sama saat pergantian shift. Tidak ada tempat duduk dan hampir mustahil untuk mendengar apapun di tengah semua hiruk-pikuk obrolan dan aktivitas di sini.

"Um, baguslah," ucap Hermione gugup. Ada suatu perasaan tidak enak saat memulai pekerjaan di tempat baru-sesuatu tentang pertemuan dengan orang-orang baru-yang membuatnya takut dan gugup. Tangannya bahkan berkeringat. Hermione mulai berpikir, ia ini memang pengidap penyakit anti-sosial.

"Ikut aku," ucap Harry dengan mudah. "Aku akan memberimu tur di lantai ini."

Hermione harus berjalan cepat untuk menyamai langkah Harry, dan saat ia mengajak Hermione berkeliling, Harry juga memperkenalkan Hermione ke beberapa rekan kerjanya. Harry terus berkomentar di sepanjang perjalanan mereka, ia menyebutkan daftar siapa-siapa saja yang harus dihindari, di mana tempat untuk menyelinap saat istirahat, dan di mana tempat kau bisa menerima telepon dengan baik di ponselmu. Jujur saja, ini adalah tur terbaik yang pernah Hermione alami.

"Itu Theodore Nott." Harry berhenti berjalan dan menunjuk seorang perawat laki-laki yang tingkahnya seperti seorang perempuan, tapi Theo tidak memperkenalkannya langsung pada Hermione. "Kami memanggilnya Little Johnny, tapi dia tidak tahu kenapa." Dan ia juga tidak memberitahu Hermione kenapa. Dan Hermione berharap, julukan tersebut tidak ada hubungannya dengan sesuatu yang berada dibawah sana.

"Kenapa kau memanggilnya seperti itu?"

"Aku tidak tahu, dia pendek dan mirip Elton John. Jadi, Little Johnny, kelihatannya cocok."

Hermione menahan tawa di balik telapak tangannya. Julukan itu sangat pas, dan kenyataan orang lain akan berpikiran macam-macam tentang sesuatu yang berada dibawahnya, membuat semua ini semakin lucu. "Aku juga berpikir begitu!"

"Ya, semua orang berpikir sama," Harry meyakinkan Hermione. "Dan Susan Bones adalah Little Bug, tapi kau bisa tahu langsung alasannya, Susan mempunyai pipi yang bulat."

Susan Bones adalah seorang perawat berpipi bulat dan berambut coklat, ia periang dan senyumannya selalu menulari banyak orang. Mereka sudah berkenalan; ia langsung berlari ke arah Hermione ketika Hermione pertama kali masuk rumah sakit ini untuk memastikan mereka bisa berkenalan langsung. Ia memiliki kepribadian yang menyenangkan, dan menurut daftar Harry, Susan adalah orang yang boleh Hermione ajak berteman.

Harry tiba-tiba menatap Hermione. "Kita perlu mencari nama baru untukmu," ujarnya.

"Oh, tidak usah," Hermione menolak. Ia mencoba untuk bersikap sopan, tapi hal terakhir yang ia inginkan adalah mendapat julukan memalukan di hari pertamanya bekerja."Hermione saja tidak apa-apa."

"Kau akan menyukainya, aku janji." Ia menepuk punggung Hermione. Hermione meringis sambil menggosok bahunya.

"Aku suka namaku," gerutu Hermione.

"Tidak masalah kalau kau menyukai namamu, 'Mione. Bukan itu intinya." Harry menggosok dagunya sebelum menarik Hermione berjalan. "Aku akan memikirkannya nanti."
Bagus sekali.

Hermione terus mengikutinya ketika mereka memantau pasien. Hari ini, Hermione dibimbingnya; tapi besok, ia akan mengambil alih seluruh pasien sementara Harry duduk santai bermalas-malasan dan membiarkan Hermione melakukan
semua pekerjaan, Harry juga dikenal sebagai "aku-pemalas-dan-beginilah-caraku-mengorientasi-anak-baru". Dan itu memang benar.

Mereka melewati ruangan penyimpanan obat, saat Hermione melihat Harry tiba-tiba ia membeku. Seorang dokter cantik berambut pirang dan tinggi semapai melewati mereka. Ia mengenakan jas lab putih-semuanya terjadi begitu cepat, Hermione tidak bisa melihat tulisan yang tertera di jasnya-dan sebuah stetoskop menjuntai anggun di lehernya. Ia sangat elegan dalam balutan celana panjang dan sepatu hak tingginya.

Saat ia melewati mereka, matanya bertatapan dengan Harry. Mereka berdua sepertinya bermusuhan.

"Potter," ucapnya pendek saat ia mengangguk, tatapannya mematikan. Harry bergidik mendengar nada suaranya, ia berusaha menjaga mulut besarnya untuk tetap tertutup.

Setelah dokter tadi menghilang dari pandangan, Hermione langsung mendekatinya. "Itu─" ucapnya dengan jijik, "─adalah dokter paling egois yang bisa kau temui di sini. Kalau aku jadi kau, aku tidak akan repot-repot mencari tahu namanya." lanjutnya.

Tapi, sekarang Hermione semakin penasaran.

"Kenapa? Apa yang dia lakukan?" Hermione bertanya penuh semangat. Hermione selalu haus dengan gosip-gosip di rumah sakit.

"Dia itu sangat menyebalkan," ucapnya kasar. "Dia pikir dia itu dewa karena gelarnya. Pfftt."

"Baiklah, siapa namanya?" tanya Hermione lagi. "Aku mungkin harus memanggilnya nanti."

"Baiklah, kalau kau memaksa, dia dr. Hell, err, maksudku dr. Lovegood," ucapnya.

Hermione mengangguk paham.

Hermione tahu satu atau dua hal tentang dokter-dokter brengsek yang pernah ada, karena Hermione telah bekerja bersama mereka selama bertahun-tahun. Skenarionya selalu sama-seorang dokter memulai karirnya sebagai seorang yang sederhana dan baik, lalu mereka mulai menyelamatkan beberapa nyawa, mendapat gaji yang besar, dan tiba-tiba mereka berpikir mereka adalah penguasa kampus-err, rumah sakit. Dan kadang-kadang mereka menjengkelkan. Dan suka menghina orang lain. Terutama, saat mereka berpikir mereka lebih baik dari perawat-mereka berpikir pekerjaan mereka kurang penting-mereka pikir mereka juga tidak menghabiskan waktu dua belas jam sehari untuk menyelamatkan nyawa.

Yang lebih mengganggu Hermione adalah ketika mereka berpikir mereka seksi, padahal tidak sama sekali. Dan ketika mereka sedikit di atas rata-rata, maka hanya Merlin-lah yang tahu, tidak akan ada tempat yang tersisa setelah mereka menjejalkan ego besar mereka di dalam ruangan.

Hermione sudah bersumpah untuk tidak akan pernah lagi berkencan dengan seorang dokter. Secara teori, prospek kerja mereka benar-benar bagus, tapi pada kenyataannya mereka sombong, kasar, dan biasanya tidak menarik.

Tapi, itu sebelum aku mendapat pekerjaan di Rumah Sakit Hogwarts, dan dibimbing oleh Perawat Harry Potter, dan diperkenalkan dengan seorang yang luar biasa arogan, luar biasa tampan, dan luar biasa seksi, dr. Draco Malfoy.

Ini semacam kiamat kecil bagi Hermione, atau kau bisa menyebutnya sebagai 'awal mula ketika hidupnya tidak lagi masuk akal'.

Doctor's OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang