26 || Pelaku.

608 61 17
                                    

Untuk kalian yang ada di pic atas, yg selalu berkomentar tentang Imperfection dan menyemangati gua untuk tetap terus menulis dan up, terimakasih yang banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kalian yang ada di pic atas, yg selalu berkomentar tentang Imperfection dan menyemangati gua untuk tetap terus menulis dan up, terimakasih yang banyak. Satu vote dan comment kalian penyemangat bagi penulis karena membuat saya merasa lebih hidup di cerita-cerita yang saya buat. Karena tandanya, kalian menghargai dan mengapresiasi kami sebagai penulis.

Sekali lagi, terimakasih banyak untuk kalian. Tanpa semangat dan dukungan kalian, Imperfection mungkin nggak akan pernah bisa sampai sejauh ini🙏🏻🖤

***

Reza langsung berlalu pergi dan naik ke atas motor setelah membayar martabak telur yang dibelinya. Dan tanpa menunggu lama motornya sudah melaju pergi dari sana.

Reza tidak sabar untuk bertemu Cahaya, melihat perempuan itu memakan makanan kesukaannya. Reza memang kerap kali datang ke rumah Cahaya dan membawakan perempuan itu makanan. Kata Anjani, salah satu makanan favorit Cahaya adalah martabak telur.

Reza mengernyitkan dahinya kala melihat seorang perempuan yang ia kenal sedang berdiri di pinggir jalan. Perempuan itu sepertinya tengah menunggu orang lain atau angkutan umum yang lewat. Tapi bukan itu permasalahannya, perempuan itu tengah gelisah karena ada dua orang lelaki yang tengah mengganggunya saat ini.

Reza mungkin bisa saja mengabaikan perempuan itu dan tetap melaju pergi, terlebih perempuan itu adalah perempuan yang tidak ia sukai kehadirannya. Tapi Reza tidak melakukannya. Ia justru malah menepikan motornya di dekat perempuan itu.

Reza turun dari atas motornya seraya melepas helm dengan tergesa. Ia lalu menendang turun salah satu tangan lelaki itu yang dengan kurang ajar tengah memegang paksa tangan Racquelle yang ketakutan. Membuat cengkeraman lelaki itu terlepas seketika. Dan seketika itu juga Reza langsung menarik Racquelle agar segera berada di belakangnya.


“Sialan, siapa lo bangsat pakai ikut campur segala!?”

“Siapa gue itu nggak penting. Yang jelas, gue nggak suka liat sampah kayak lo yang bisanya ngelecehin orang lain,” kata Reza tegas.

Mungkin Reza tidak perlu menggunakan kekerasan untuk membuat lelaki itu melepas cengkeramannya pada Racquelle. Tapi bagi Reza, sampah menjijikkan seperti mereka yang melecehkan perempuan itu tidak pantas untuk sekadar diajak bicara baik-baik.

“Sialan lo, lo pikir lo oke? Lo pikir lo bisa ngelawan kami!?” Salah seorang yang lain juga tersulut emosi. Ia berkata dengan nada sombong dan penuh percaya diri.

“Banyak bacot.”

Reza yang teramat kesal dengan sampah menjijikkan seperti mereka segera melayangkan tendangannya pada lelaki yang baru saja menantangnya dengan penuh percaya diri.

Imperfection : Fight to be fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang