Merry Christmas

195 16 28
                                        

Veli : Selamat hari natal, untuk itu dapatlah sedikit family fanfic untuk perayaan hari natal ini ÒwÓ. Walaupun dah banyak yang keluar, dan lebih banyak yang suka ama romance, aku akan buat family fanfic ÓwÒ. Selamat menikmati OwO.

•¤•

Ada seorang kadal //plak// anak lelaki duduk didepan perampian dirumahnya, sendiri dan tanpa teman. Dia menatap bara api yang menyala-nyala tersebut, dan menghela napas kasar. Rumahnya begitu gelap, tanpa ada hiasan apa pun dirumahnya, tanpa pohon natal. Dia tidak berniat untuk menyalakan lampu, dia bahkan tidak berniat untuk berdiri dari tempat dia berada.

Diluar begitu ramai, banyak anak yang bermain petasan dan beberapa orang dewasa berbincang di luar. Anak lelaki itu duduk sendiri didepan perapian, menunggu... apakah ada yang ingat bahwa dia masih ada. Tetiba ada suara ledakan yang besar, dan dia tahu... bahwa mereka akan segera bubar, lagian ini jam 2 dini hari. Dan benar saja, mereka sudah bubar setelah ledakan besar tersebut... mereka bubar, dan anak lelaki tersebut merasa sungguh kesepian.

Tiba-tiba saja ada suara ketukan,  anak lelaki itu tidak memedulikan ketukan tersebut. Semakin lama ketukan itu semakin cepat dan suaranya semakin besar, tapi itu tidak membuat si lelaki peduli. Hingga suara ketukan itu berhenti, lelaki itu pun akhirnya menghela napas lega. Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan, dan itu berasal dari pintunya. Mau tidak mau, lelaki itu pun mengecek pintu depannya.

Tidak ada apa pun yang terjadi, pintunya masih utuh. Namun, ada yang menarik perhatian lelaki itu. Terdapat sebuah surat didepan pintu, dia berjalan untuk mengambilnya, amplop surat itu berwarna hitam, dan firasatnya mulai memburuk. Dia membuka surat itu... alangkah terkejutnya dia membaca isi surat tersebut.


Kau berikutnya

Adalah isi dari surat tersebut. "Apa maksudnya...?" tanya anak lelaki itu pada dirinya sendiri. Dia pun mendengar suara piring pecah, bergegas dia pergi ke dapur, dan dia menemukan beberapa piring dalam keadaan pecah. Bukan hanya itu, keadaan dapur sangat berantakan. Makanan berhamburan dimana saja, kursi dan meja tersebar dimana-mana. "Apa yang...?"

Grrrrrrr......

Suara gerangan terdengar, terdengar dari ruang tamu. Dia mengambil sebuah pisau yang tajam, lalu berjalan perlahan kearah ruang tamu. Saat berjalan dia melihat keadaan rumahnya berubah mengenaskan, terdapat banyak sekali cakaran. Bukan hanya itu, banyak perabotannya yang terhambur layaknya dapur. Di ruang tamu begitu gelap, dia tidak dapat melihat apa pun.

Dengan keraguan, dia memberanikan menyalakan lampu ruang tamu. "SELAMAT NATAL!!!!!" kata beberapa suara dengan girang, dan beberapanya meniup trompet mainan. Para dosa besar, kebajikan besar, beserta beberapa junior, dan para dosa bebas (yang baru diketahui namanya) berkumpul di ruang tamunya. "Kalian... ya ampun..." katanya sambil jatuh terduduk.

"Eh... kak Envy kenapa?" tanya Jeaoulsy sambil menahan Envy jatuh.

"Ahahahahaha..." tawanya pelan sambil menangis. "Serius aja..." katanya sambil menyembunyikan wajahya di dada Jeaoulsy. (p.s : Jeaoulsy disini adalah lelaki).

"Awh... kak Envy takut ya? Cup-cup... jangan nangis, kak Envy dah besar loh," ejek Lust sambil memeluk Envy yang sedang menyembunyikan wajahnya.

"Kalau kakak mau marah, marah aja pada Diligence," kata Sloth sambil nunjuk Diligence dengan malas.

"Kenapa aku?" tanya Diligence dengan terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random thingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang