Ayah menganggap aku payah.
Saudaraku banyak yang menjadi musuhku.
Sahabat baikku, lebih mempercayai saudariku.
Tapi, mengapa kau mendukungku dan selalu percaya padaku?
.
.
.
.
.
.
.Happy birthday for Feli_Bully_Cute, this was present from me.
Necromancy pov
"Dasar tidak berguna."
Itu adalah kata-kata yang selalu terngiang kepalaku, kata-kata yang selalu diucapkan keluargaku. Apakah aku emang tidak berguna? Apakah semua perkataan ayah itu benar? Bagaimana supaya aku bisa berguna? "Halo... siapa namamu?" tanya seseorang.
"Necromancy, kau sendiri siapa?"
"Namaku adalah Cowardice, senang bertemu denganmu Necromancy," katanya sambil mengulurkan tangannya. Aku pun menjabat tangannya, dan tak kusangka dia akan menjadi orang terpenting di hidupku. Setiap hari dia akan menyelinap kekamarku untuk menemuiku, dia roh yang pemberani untuk namanya.
Aku selalu bertanya padanya alasan dia melakukan semua ini demi aku, dan dia hanya akan menjawabnya dengan tersenyum. Setiap hari pula dia membawa sebuah bunga, dan dia selalu berkata hal yang sama padaku. "Jika kau pengen kabur, rebuslah bunga ini dan minumlah rebusannya." Apa maksudnya? Aku pengen kabur, tapi aura roh ku selalu terdeteksi tidak peduli apa pun yang terjadi.
Tidak ada salahnya mencoba merebus bunga milik Cowardice, aku pun melakukan apa yang Cowardice bilang padaku. Dan aku pun berubah jadi wujud kecil dan kabur, anehnya semua itu berhasil... aku tidak terdektesi. Ternyata Cowardice sudah menungguku diluar, dan dia menarikku kesebuah tempat. "Jangan berubah jadi wujud manusia dulu, keluargamu akan sadar bahwa kau kabur," bisiknya.
Aku menuruti apa yang dia katakan, dan dia membawaku kesebuah ladang bunga. "Indahnya..." kataku. Cowardice hanya tertawa pelan, dan mulai memetik beberapa bunga. "Kau boleh berubah wujud jadi manusia sekarang, tidak ada orang kecuali kita bertiga."
"Bertiga?" tanyaku sambil mengubah wujudku.
"Yaps... bertiga," katanya sambil menunjuk sebuah gua.
"Siapa didalam?" tanyaku.
"Roh yang selama ini menjagaku, dia lagi tidur jadi ya... kita tidak boleh terlalu berisik. Kasihan dia baru dapat waktu tidur," katanya sambil melakukan sesuatu. Aku tetap memandang gua itu, dan melihat burung merpati keluar dari gua itu. "Hoam... tidur yang menyegarkan, oh... apakah kau teman Cowardice?" tanya roh itu.
"Iya...."
"Siapa pun teman Cowardice adalah temanku juga, namaku Hope siapa namamu?"
"Necromancy."
"Senang bertemu denganmu, aku titip Cowardice sebentar ya.... Aku pengen menghubungi kakak," katanya.
"Iya...."
"Terima kasih banyak," katanya sambil meninggalkan aku dan Cowardice sendiri. Dia roh kebajikankan? Apakah dia tahu aku ini roh dosa? "Dia tahu kau roh dosa, hanya saja dia tidak peduli apakah kau roh kebajikan ataupun roh dosa," jelas Cowardice.
"Gitu ya... dia roh yang baik, apakah saudaranya itu kebajikan pula?" Oke... itu pertanyaan yang bodoh, tentu saja saudaranya itu seorang kebajikan. "Bukan... saudara Hope adalah seorang dosa, dan dia adalah rival milik Hope."
"Saudaranya adalah rival miliknya?"
"Jangan buat kayak judul sinetron dong," kata Cowardice.
"Iya... iya...."
"Akhirnya selesai juga," katanya sambil mengangkat mahkota bunga. Dan dia memakaikannya padaku, "Kalau kau ingin kabur lagi... gunakanlah mahkota bunga itu," katanya. Aku pun tersenyum padanya, setelah sekian lama aku tidak tersenyum. "Terima kasih banyak Cowardice," kataku.
"Sama-sama."
Dan mulai sejak itu, aku memutuskan berkhianat. Aku tidak akan membiarkan ayah menghancurkan Cowardice, Hope, dan roh-roh lainnya. Karena Cowardice telah menunjukan padaku, bahwa dunia itu sebenarnya indah.
~TAMAT~
One shoot terjelek yang pernah kubuat, maafkan aku ya Feli....
Selamat ulang tahun Feli, panjang umur, sehat selalu, dapat menjadi kebanggaan keluaga. Maafkan jika hadiahku yang paling jelek dari semua hadiah.
Satu lagi hadiah untukmu dari kakak.
Kayaknya yang paling jelek cuma milikku doang deh.... Maafkan aku....
Sekali lagi... Selamat ulang tahun Feli_Bully_Cute