Ide dari azyaa_, terima kasih banyak idenya. Ini AU dimana Humi itu pengkhianat, sekaligus seorang lelaki. Ditusuk dua kali lipat diriku ini :").
Demonism pov
Hari membosankan lainnya, aku hanya bisa duduk menunggu sampai rencana ayah jalan. Gr... kapan sih rencana ayah brengsek itu jalan? Aku udah muak nunggu, aku ingin rencananya jalan sekarang. "Demonism...?" panggil seseorang. Aku membalik pandanganku kesumber suara, dan menemukan Animancy menatapku dengan gugup.
"Ada masalah apa Animancy?" tanyaku.
"Ehm... ayah memanggilmu," katanya. Aku pun berjalan untuk menemui ayah, ketika aku sampai diruangannya aku melihat seorang pria berbicara dengannya. Pria itu berambut pendek, dan memiliki rambut berwarna putih dengan sedikit warna tosca. Aku mengenal wujud dan suara itu dimana pun, pemimpin para kebajikan sekaligus kebajikan terkuat Humility. Apakah ayah memanggilnya? Aku tahu mereka sahabat sejak lama, dan dia adalah pion kami.
"Demonism... masuklah," kata ayah yang melihatku berdiri didepan pintu. Aku berjalan kearah mereka berdua, gawat... setelah dilihat dari dekat Humi ternyata ganteng dan gentle gitu. Ugh... ada masalah apa dengan hatiku sih? "Demonism... kau sudah mengenal Humility kan?"
"Pemimpin para kebajikan, dikabarkan untuk menjadi kebajikan yang paling kuat," jelasku sambil menatapnya dengan picing. Anehnya dia menatapku dengan heran, dan tertawa pelan ketika aku selesai bicara. Apakah aku salah? "Aku bukan kebajikan terkuat, masih ada kebajikan lain yang lebih kuat. Contohnya Adjudicate, Hope dan yang lainnya."
Dia benaran rendah hati, sama seperti namanya. Aku masih tidak percaya dia adalah pion kami, itu terlalu mustahil. Roh seperti dirinya, mengkhianati adik-adiknya itu sangat susah dilakukan. "Humility akan tinggal dengan kita sementara waktu, sampai tiba saatnya rencana kita hampir jalan disaat itulah dia baru pergi."
"Lalu apa alasanmu memanggil aku kemari?" tanyaku dengan ketus.
"Tolong bawa Humility berkeliling, pastinya dia butuh tahu mengenai kerajaan dosa."
"Iya deh, ikut aku!!!" Humility pun mengikuti aku, dan kami meninggalkan ayah sendirian.
WC : Kok sendiriannya ditebalkan dan digaris bawahi?
Veli : Serah daku dong, dasar om-om single parent
WC : *mojokan*
Ketika diluar aku menatapnya dengan ragu, dan dia tersenyum hangat padaku. "Lama tidak bertemu Demonism," katanya sambil tersenyum.
"Lama gak bertemu juga," kataku sambil menggaruk pipiku. Dia kemudian tertawa pelan, dan mengusap rambutku. "Senang bertemu kembali," katanya yang membuat jantungku semakin berdebar.
"Ya... senang bertemu pula," kataku sambil menatap tempat lain. Dasar perasaan bodoh, mengapa kau harus muncul sekarang?
~TAMAT~
Jangan hujat daku plis...