Chap. 5

2 1 0
                                    

"Ray... Tolong aku... Aku tidak ingin mati..."

Suara tersebut membuat Ray terbangun dari tidurnya. Beberapa hari telah berlalu sejak insiden pertarungan AR. Ray, Rama, dan Nana pun sudah kembali bersekolah seperti biasa. Tapi setiap malam, Ray selalu di hantui oleh mimpi buruk tentang kematian Bagas.

"Mimpi itu lagi, ya?" Ucap Ray sambil menarik nafas dan memegang kepalanya.

"Bagas..." Ucap Ray dengan wajah kembali menyesal.

Ray pun bersiap untuk ke sekolah seperti biasanya. Dia membangunkan adik perempuannya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.

"Oi, Aini. Kalau tidak segera bangun, kau akan terlambat loh." Ucap Ray kepada adik perempuannya.

Ray pun menyiapkan sarapan untuk keluarganya karena memang sedang saatnya dia melakukan pekerjaan tersebut.

"Hari ini pun masih tenang ya?.."

Ray pun sarapan bersama keluarganya dan menikmati pembicaraan bersama keluarga tersebut.

"Aku berangkat." Ucap Ray yang sudah siap berangkat sekolah.

"Kakak... Ini bekalnya ketinggalan." Ucap Aini yang membawakan bekal milik Ray.

"Oh, kakak lupa. Terima kasih Aini." Ucap Ray yang menerima bekal dari adiknya yang tersenyum tersebut.

"Baiklah. Aku berangkat." Ucap Ray sambil membuka pintu dan berjalan keluar rumah.

"Hati-hati di jalan." Teriak Aini sambil melambaikan tangannya.

Ray pun berangkat ke sekolah seperti biasa dan di tengah perjalanan lagi-lagi ia dihantui rasa bersalah akan insiden yang menimpa Bagas.

"Aku... Pasti akan membalas kematian Bagas!... Akan aku hancurkan kau... Perusahaan *****." Gumam Ray.

Tiba-tiba Rama dan Nana datang dan menghampiri Ray. Rama pun berfikir untuk mengejutkan Ray yang sedang melamun sambil bergumam.

"1... 2... 3 Ray!!" Teriak Rama namun karena sedang melamun parah Ray bahkan tidak mendengar teriakan Rama yang keras tersebut.

"Wow. Nih anak melamun nya  parah juga." Ucap Rama.

Ray terus berjalan tanpa menyadari Rama dan Nana yang mengikuti di belakangnya. Rama yang merasa di acuhkan oleh Ray pun akhirnya kesal dan berniat menjahilinya.

"Hehehehe..."

Rama kemudian berlari melewati Ray dan mencoba membuat Ray tersandung dengan menyengkal kakinya.

"Kena kau."

Ray pun terkena trik Rama dan tersandung akibat kakinya yang tersangkut oleh kaki Rama.

"Aduh... Kau iseng sekali sih Rama." Ucap Ray yang bangun dari lamunannya.

"Kau sendiri yang berjalan sambil melamun. Juga tidak mendengar saat ku panggil." Jawab Rama.

"Eh..."

Ray pun menyadari kesalahannya dan meminta maaf lalu mereka pun berjalan bersama menuju sekolah.

"Hey Ray. Belakangan ini kau sering sekali melamun. Sebenarnya ada apa?" Tanya Rama.

"Eh?! Benarkah?" Jawab Ray.

"Dasar anak ini..." Sahut Rama sambil menggaruk kepalanya.

"Sudahlah. Mungkin Ray sedang banyak pikiran." Ucap Nana.

"Justru itulah. Masa kau menyembunyikan sesuatu dari temanmu." Ucap Rama.

Ray hanya terdiam mendengar ucapan Rama tersebut. Mereka pun memasuki kelas dan bel berbunyi sehingga mereka pun belajar seperti biasa.

Calibur RisingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang