"Ray... Apa yang terjadi? Kenapa kau meninggalkanku?"
"Suara ini... Bagas?" Ucap Ray dengan lantang mendengar suara yang memanggilnya.
"Ray... Padahal aku telah mempercayaimu. Dasar pengkhianatan." Ujar Bagas.
"Itu tidak benar, Bagas. Aku..." Jawab Ray sambil menundukkan kepalanya.
"Aku merasa menyesal telah mengikutinya Ray." Ucap Bagas yang kemudian menghilang perlahan.
"Bagas?! Mau kemana kau?!"
"Aku tidak akan memaafkanmu." Jawab Bagas dan akhirnya lenyap.
"BAGAS?!!!!" Teriak Ray yang kemudian terbangun dari mimpinya tersebut.
"Dimana... Ini?" Ucap Ray dengan air mata yang sudah membanjiri matanya
Ray kemudian melihat Nana yang tertidur di pangkuannya.
"Nana?..." Ucap Ray yang ingin mencoba membangunkan Nana.
"Ray... Sudah cukup... Jangan salahkan dirimu lebih dari itu..." Ucap Nana yang mengigau yang lantas membuat Ray kaget.
"Nana..." Ray pun kembali mengeluarkan air mata mengingat kematian temannya tersebut.
"Hai. Sudah sadar, pangeran tidur?... Tunggu, ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Rama yang sudah berdiri di depan pintu kamar dan langsung menghampiri Ray.
"Rama?... Jadi begitu... Ini pasti di rumahmu." Ucap Ray dan Rama langsung mengambil tisu dan memberikannya kepada Ray.
"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Tanya Ray.
"Sudahlah. Jangan merasa tidak enak seperti itu." Jawab Rama dengan nada sedikit mengajak bercanda.
"Bukan itu masalahnya. Oh iya, monsternya. Bagaimana dengan monsternya?" Tanya Ray lagi yang membuat Rama sedikit jengkel dengan pertanyaan beruntun Ray.
"Hey. Bisa tenang dulu? Monster itu sudah lenyap. Kau yang mengalahkannya." Ucap Rama.
"Jadi begitu... Syukurlah." Sahut Ray lega.
"Daripada kau mengkhawatirkan hal tersebut. Coba kau perhatikan orang di sekitarmu. Lihatlah Nana, dia terus menemanimu berharap kau cepat sadar. Tidakkah kau tahu betapa khawatir nya kami semua?" Ucap Rama yang semakin jengkel dengan Ray.
"Nana?... Dia terus menemaniku?" Ucap Ray yang kaget dengan perkataan Rama barusan.
Rama pun hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya melihat Ray yang sangat kikuk tersebut. "Cobalah keluar. Semua anggota serikat menunggumu." Ucap Rama.
"Semua?" Sahut Ray yang kemudian kembali merasakan sakit mengingat kematian Bagas.
"Sudahlah. Belum tentu dia benar-benar mati kan." Ucap Rama yang mencoba menghibur Ray.
Di tengah pembicaraan Ray dan Rama. Nana tiba-tiba bangun dan sontak membuat Rama dan Ray kaget. Nana pun langsung meneteskan air mata melihat Ray yang sudah tersadar.
"Ray... Kau sudah bangun? Syukurlah." Ucap Nana.
"Maaf telah membuatmu khawatir, Nana." Jawab Ray.
"Benar. Kau harus keluar." Saran Nana yang membuat Ray dan Rama kebingungan menghadapi sifat Nana yang spontan dalam beberapa hal tersebut.
"Tenanglah dulu, Nana." Ucap Rama.
Mereka pun keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar. Saat berada di luar, Ray terkejut melihat ramainya warga yang berada di luar bersama anggota Envy's United.

KAMU SEDANG MEMBACA
Calibur Rising
AksiPada tahun 2024 telah muncul sebuah teknologi AR yang di ciptakan oleh perusahaan milik *****. di dalam teknologi tersebut terdapat sebuah permainan VRMMO bernama Calibur Rising. Pada saat Calibur Rising versi Beta rilis, Ray dan temannya langsung m...