Bab dua : Empezar a buscar

8.4K 976 68
                                    

Udah lanjut,

~•~

Sehun memasukkan beberapa pakaian ke dalam ranselnya. Dia sudah memutuskan untuk pergi mencari ibunya hari ini. Walaupun antara iya dan tidak apakah ibunya itu masih hidup, tapi dia yakin bahwa pria mungil tercintanya itu masih hidup. Dimanapun sang ibu berada sekarang, Sehun berharap Tuhan selalu melindunginya dan menjamin kebahagiaannya.

“Sehun”

Pintu kamar inap terbuka dibarengi dengan seorang pria manis berdimple masuk.

Si empunya nama menoleh, senyumannya terkembang melihat pamannya itu datang.

“kau menunggu lama?” tanya Yixing.

Sehun menggeleng lalu menerima pelukan dari sang paman.

“tidak, aku masih mengemasi barangku. Eomma kemari sendiri?”

“dengan Suho. Dia masih di luar”

Sehun mengangguk kemudian meneruskan kegiatan membereskan pakaiannya yang sempat tertunda. Yixing meletakkan bunga yang tadi dia beli di meja nakas samping ranjang pasien adiknya. Dia hampiri sang adik yang masih betah memejamkan mata. Diusap keningnya yang hangat kemdian ia sematkan satu kecupan lama di sana.

“mau sampai kapan tidur terus, hm? Tidak merindukan kakak dan puteramu?” ujarnya lirih.

Setelahnya dia kembali menegakkan diri dan menghampiri keponakannya yang sekarang memakai jaket bepergian.

“kau akan mencari kemana?”

“aku akan pergi ke tempat Mama disekap dulu. Aku berharap bisa bertemu dengan orang yang tahu tentang itu”

Yixing mengusap bahu pemuda di sampingnya,

“jika terjadi apa-apa segera hubungi eomma atau appa ya”

“iya Eomma. Aku berangkat, doakan semoga aku bisa menemukan Mama”

Sehun memeluk pria yang lebih kecil darinya. Yixing membalas pelukan itu kemudian berjinjit untuk menyematkan satu kecupan di kening keponakannya.

“Eomma mendoakanmu, Nak”

“aku titip Papa”

Yixing mengangguk. Sehun tersenyum kemudian berlalu ke ranjang sang ayah. Dia pandangi wajah pucat terlelap itu. Tangan besar itu dia genggam, sesekali dielus punggung tangannya dengan ibu jarinya.

“Sehun akan bawa Mama pulang, Pa. Bersabarlah sedikit lagi” pemuda itu mengecup kening ayahnya, “Sehun berangkat, Pa”

Dan setelahnya pemuda dua puluh tiga tahun itu benar-benar beralalu meninggalkan kamar inap ayahnya. Saat di lorong, dia bertemu dengan Suho, dia sempatkan untuk berpamitan terlebih dahulu.

Sampai di mobil, dirinya tak langsung berangkat. Dia diam sebentar untuk menghubungi seseorang.

“jalankan semua rencana, tangkap dia dan jebloskan dalam penjara. Aku tak mau melihat wanita keparat itu masih bisa berkeliling dengan bebas di dunia”

“siap, tuan”

Sambungan terputus, barulah Sehun melajukan kendaraannya. Giginya gemelutukan mengingat momen terakhir sebelum ayahnya jatuh pingsan dan tak sadar hingga sekarang.

“tak akan kubiarkan kau hidup enak di dunia ini, Rose. Akan kubuat sisa hidupmu lebih menderita dari apa yang kau lakukan terhadap Papa dan Mama”

Mobil hitam itu melaju cepat membela jalanan.

~*~

=flashback on=

6 September 2019

Tentang Kamu [ChanBaek] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang