Bab Sembilan : Ya Estoy Aqui

9.1K 914 151
                                    

Hay hay...

Sorry ya baru apdet lagi. Niatnya tadi malem apdet eh migrain nya kambuh. Udah gak kuat jadi gue udahin dulu nulisnya dan baru bisa lanjut pas tadi pulang expo campus.

Oke, hepi riding

~•~

Sehun memasukkan koper serta barang-barang ibunya ke dalam bagasi mobil sedang sang ibu sendiri tengah berpamitan dengan keluarga kecil yang telah merawat dan menjaganya selama ini.

"kalau sudah sampai langsung kabari kami, ya" kata Kyungsoo saat pelukannya pada Baekhyun terlepas.

Baekhyun mengangguk, matanya memerah dan basah. Sebenarnya dia berat sekali meninggalkan Jongin dan keluarganya, tapi dia juga ingin bersama suaminya.

"jangan menangis, kami akan mengunjungimu saat ada waktu luang" air mata yang baru saja meluruh itu diusap cepat oleh Kyungsoo.

Baekhyun tersenyum tipis kemudian beralih pada Luhan yang dari tadi menunduk enggan menatap padanya.

"hey, kamu tidak mau berpamitan dengan Cantik?" tanya dia, pipi remaja delapan belas tahun itu dia sentuh.

Luhan memalingkan wajahnya, masih tak mau menatap Baekhyun. Hidungnya kedat sekali, air matanya dari tadi menyundul ingin keluar namun sebisa mungkin dia tahan.

Baekhyun raih tangan remaja itu kemudian dia tarik hingga tubuh yang sama mungilnya dengan dirinya itu masuk ke dalam pelukannya. Tangisan remaja itu akhirnya pecah juga ketika elusan lembut dia terima di punggungnya.

"hikss, Cantik nanti balik ke sini lagi kan? Cantik tidak pergi lama-lama, kan?"

Baekhyun seperti melihat kembali Hannie kecilnya. Hannie kecil yang tak mau dia tinggal, yang selalu ingin bersamanya.

Punggung dan surai remaja cantik itu dia usap dengan sayang. Dia merasa pundaknya basah terkena tetesan air mata.

"Cantik akan kembali. Kamu juga bisa mengunjungi Cantik kalau kamu libur, atau Cantik yang mengunjungimu saat suami Cantik sudah lebih baik" kata Baekhyun. "sudah jangan menangis, kamu sudah besar. Malu sama anak kecil" pelukannya dia lepas, air mata yang melinangi pipi merah Luhan dia usap menggunakan iku jarinya.

"aku selalu jadi anak kecil bila bersamu, Cantik. Aku selalu jadi Hannie kecilmu" bibir merah Luhan mencebik layaknya moncong bebek.

Baekhyun terkekeh, bibir Luhan dia cubit gemas.

"iya iya Hannie kecilnya Cantik"

Sekali lagi mereka saling memeluk.

"Hannie sayang Cantik" kata Luhan sengau.

"aku juga menyayangimu, nak" balas Baekhyun.

Si Cantik beralih pada pria yang paling besar. Dia pandangi sabentar pria tan itu. Senyum pria yang sudah seperti kakaknya itu menyambutnya, senyuman yang selalu menenangkannya bila hatinya dilanda kemelut kegelisahan. Air mata yang sejak tadi dia tahan jatuh juga. Kepalanya tertunduk untuk menyembunyikan wajah basahnya.

Jongin membawa tubuh mungil itu dalam dekapannya. Isakan tipis dia dengar dari bibir tipis adiknya.

"kamu akan bertemu suamimu, jangan menangis" bisik Jongin tepat di sebelah telinga Baekhyun.

Si mungil makin mengeratkan pelukannya. Dia memang sangat ingin bertemu suaminya, tapi dia sulit untuk meninggalkan malaikatnya.

Ingatannya saat dirinya masih disekap dalam gudang kembali terputar. Dimana Jongin memberinya dua buah ubi secara diam-diam di tengah malam. Membawanya pergi meninggalkan kabin di tengah malam berikutnya. Jongin selalu ada untuknya, menjadi juru selamatnya.

Tentang Kamu [ChanBaek] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang