Terpaksa, merelakanmu bersamanya

5.8K 228 15
                                    

"Kamu siapa? Dan ada hubungan apa dengan Inayah?"

"Saya Suaminya."

Hatiku panas mendengar pengakuannya, bagaimana bisa ada seorang lelaki mengakui bahwa ia suami Inayah di depan suaminya sendiri.

"Kurang ajar, main mengaku-ngaku saja kamu. Akulah suaminya Inayah"

"Saya memang betul-betul suaminya, maaf anda ini siapa? Kenapa mengakui Inayah adalah Istrimu juga?"

"Saya Dani, sayalah suami Inayah ...," jawabku dengan penuh penekanan.

"Sabar, mari kita bicarakan dulu baik-baik, Bang!"

"Tak sopan, siapa kamu main memperintahku?"

"Kan sudah saya bilang kalau saya adalah Suaminya Inayah, jadi tak masalah kalau Anda ga mau diajak bicara baik-baik. Permisi saya mau ke dalam!"

Bugh ... Bugh ... Bugh

Tak mampu aku menguasai amarah setelah mendengar ucapannya tadi. Ia tersungkur dan ada sedikit darah menetes dari  bibirnya. Tak lama Bapak mertuaku keluar dengan sangat tergesa, tak diduga Bapak mertuaku malah membantu lelaki itu berdiri dan menyuruh ia masuk ke kamar untuk menyusul Inayah.

Saat lelaki itu berjalan menuju kamar Inayah, hendak kukejar ... Tapi lagi-lagi Bapak mencegah, beliau malah mengajakku untuk duduk di ruang tamu lagi.

Hatiku resah memikirkan ucapan lelaki tadi, bagaimana bisa Inayah memiliki suami lagi? Sedangkan aku adalah suami sahnya.

Dengan sopan Bapaknya Inayah menjelaskan kalau pernikahan itu terjadi saat Inayah menyandang status Janda.
Kata demi kata berkecamuk dalam fikiranku. Arrrgh, kenapa menjadi serumit ini?

"Tidaaaaaaak" teriakku seketika memecah kesunyian.

Tak lama kulihat Inayah keluar dari kamarnya dengan dibantu lelaki tadi yang mengaku suaminya. Tampak ia agak terhuyung berjalan menuju ruang tamu.

Aku hanya bisa menunduk seraya menutup wajah dengan kedua tangan. Ketika kuangkat wajah, tampak Inayah memandangku sedih. Entah apa yang ia fikirkan.

Inayah duduk diapit oleh kedua Mertuaku, sedangkan lelaki itu memilih duduk di sebelahku. Ada kecanggungan di wajah kami, Inayah pun tampak begitu gugup duduk berhadapan dengan dua lelaki yang sama-sama mengaku suaminya.


Ada yang tak biasa ketika mataku mempusatkan tatapan pada perut Inayah, tampak membuncit seperti sedang mengandung. Aku tersentak, tapi ... Bapak nya Inayah memulai pembicaraan ketika aku hendak bertanya.

"Baiklah, Nak Dani ... semua sudah jelas. Inayah tak pernah mengkhianatimu, saat menikah dengan Nak Habibi status Inayah adalah seorang Janda!"

"Oh jadi lelaki ini bernama Habibi?" batinku.

"Tapi Pak ... aku belum pernah mentalak Inayah, aku masih Suami sah Inayah."

"Iya benar, tapi  pesawat yang Nak Dani tumpangi hancur berpuing-puing. Dari pihak maskapai mengabarkan bahwa seluruh penumpang tak ada yang selamat. Saat itu kami berharap Nak Dani masih hidup, tapi selang seminggu setelah kejadian kami dikabarkan bahwa jenazah Nak Dani telah ditemukan, meskipun dalam kondisi tak utuh. Kami menerima dengan lapang dada, jenazah yang diantarkan ke sini kami makamkan dengan layak. Kami meyakini itu kamu, karna ada jam tangan milikmu yang sama persis di pergelangan tangannya.  Terlebih tertulis nama Inayah pada jam yang dikenakan oleh jenazah itu."

Second Married (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang