Duabelas

645 64 0
                                    


"Lepasin tangan gue atau gue Jambak lo biar sekalian kita mati berdua ah?!" Teriak Resca yang masih berada diatas motor.

"Iya-iya." Seungwoo lantas melepaskan tangan Resca yang dari tadi ia pegang.

"Sebenarnya lo mau ngajak gue kemana sih?" Tanya Resca karena ia bingung kemana Seungwoo akan membawanya.

Seungwoo hanya terdiam dan fokus mengendarai motornya tidak peduli dengan ocehan Resca yang berboncengan dengannya.

Dan akhirnya mereka sampai disebuah gudang industri tua yang sudah tidak dipergunakan lagi.

"Lah." Resca menepuk pundak Seungwoo, "lo kesini mau niat perkosa gue ah?!" Resca sontak langsung turun dari motor Seungwoo.

"Mentang-mentang sepi lo kira gue bakalan lakuin itu ah?" Seungwoo kemudian turun dari motornya dan mendekati Resca.

"Lain kali jangan nonton drama mulu kan jadinya otak lo parnoan terus." Sambung Seungwoo tersenyum ke arah Resca.

"Terus lo ngajak gue kesini ngapain?" Tanya Resca lagi karena diotaknya masih penuh terisi pikiran negatif.

"Udah lo diem aja." Seungwoo meraih tangan Resca dan mengajaknya masuk ke dalam gudang.

Resca hanya terdiam dan mengikuti Seungwoo dibelakangnya walaupun tangannya masih dipegang oleh Seungwoo.

"Lah katanya gudang kok isinya ginian?" Resca bingung karena penampilan dari luar gudang ini sangat kusam tapi sewaktu dia masuk gudang ini seperti layak untuk ditinggali.

Resca lantas berkeliling di sekitar gudang tersebut sedangkan Seungwoo hanya memandangi Resca sambil duduk di sebuah kursi kayu.

"Gimana? Lumayan kan tempatnya?" Tanya Seungwoo mengangkat kaki kanannya ke atas meja.

"Iya lumayan buat ngerokok." Sahut Resca sambil tertawa.

"Nih."

Tiba-tiba Seungwoo melempari sebatang rokok ke Resca yang berhasil ditangkap oleh Resca.

"Makasi." Resca menjatuhkan rokok itu ke tanah dan menginjak rokok itu dengan sepatunya.

"Lah bukannya dinyalain malah diinjek. Mahal tau." Ujar Seungwoo.

"Lo kira gue perokok ah?" Bentak Resca.

"Waktu itu kan lo sama geng lo gue lihat ngerokok bareng."

"Biar lo gak salah paham ya, sebenarnya gue kalau ngerokok pasti ada alasannya gue gak bakalan ngisep benda gituan sembarangan." Jelas Resca yang kemudian menarik satu kursi kayu untuk didudukinya.

"Terus alasannya apa?" Tanya Seungwoo semakin bingung dengan penjelasan Resca.

"Depresi."

Seungwoo terdiam sesaat .

"Depresi? Gue lihat lo fine-fine aja."

"Gak perlu gue jelasin ke elo jugaan gue masih gedeg sama lo ngapain gue harus curhat." Resca berdiri kembali dan memutar bola matanya.

"Resca." Panggil Seungwoo yang ikut berdiri."

"Udah ayok balik ke sekolah lo mau masuk rumah BP kayak gue?" Resca berjalan menuju pintu gudang tersebut untuk keluar.

"Gue udah kebal masuk ruang BP." Sahut Seungwoo.

"Yaudah langsung pulang aja." Sambung Resca.

"Gue mohon,"

Resca lantas menghentikan langkah kakinya karena penasaran kalimat apa yang akan Seungwoo katakan.

"Jangan benci gue lagi, gak papa lo gak mau cerita in masalah lo tapi sekali lagi gue mohon jangan pernah gedeg sama gue lagi."

Hal ini membuat Resca membalikkan badannya dan menatap Seungwoo bingung karena masih tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Seungwoo barusan.

"Lo sehat?" Tanya Resca tertawa remeh.

"Gue serius." Sahut Seungwoo dengan sigap.

"Iya-iya gue gak bakalan gedeg sama lo lagi, udah yok jalan." karena ingin mempersingkat waktu Resca meng-iya kan permintaan Seungwoo.

"Sama satu lagi." Ucap Seungwoo.

"Apa lagi sihh?" Resca semakin kesal karena Seungwoo menunda-nunda waktunya untuk pergi.

"Kasi gue kesempatan buat bersaing sama Haecan."

"Ah?"

———

Bersambung....
Jangan lupa vote⭐️

Heart Player||SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang