09 II Hari Bahagia

306 20 0
                                    

09 : Hari Bahagia 

*****

Hari pertama untuknya, tantangan baru untuknya. Namun, memiliki banyak pengetahuan cukup untuk membuat kegugupan mereda bahkan untuk sedikit dilihat dari notabene bisa mendukungnya masuk Universitas bergengsi itu. Hanya saja untuk Anisa cukup prestasi yang membantunya, tak peduli seberapa tinggi derajatnya. 

Bahkan untuk teman, Anisa telah menemukan Hannah. Seorang gadis yang memiliki gaya pakaian sangat unik bagi Anisa, itulah khasnya. Selain itu, Hannah sangat humoris daripada yang ia bayangkan dan tak jarang Anisa tertawa dengan leluconnya. 

Semua berjalan sesuai keinginannya. Meskipun sulit, tetapi inilah proses. 

Satu hal yang tak mereka pungkiri. Ya, mereka dijurusan yang sama, bahasa dan sastra. Tak mereka sangka dengan realita yang melebihi ekspetasi itu, sungguh seakan hal itu membuat mereka semakin bersemangat untuk saling berjuang bersama. Keduanya memasuki kelas dan terasa aneh karna terlihat asing di mata orang lain bahkan seluruh atensi hanya berpusat pada mereka. Bermacam tatapan sehingga membuat Hannah menggenggam erat lengan Anisa dan hanya duduk bersampingan di kursi kosong. 

Sejenak mereka terduduk, seseorang menepuk pundak Anisa. 

"Hai ... I'm Farasya, i'm from Hungarian ...," ucapnya memperkenalkan diri. 

"O hai ... I'm Anisa and this my friend ... She name Hannah ," balas Anisa dengan ramah. 

"Kalian sudah lama kenal?" tanyanya. 

Anisa mengangguk sembari menyengir menatap Hannah. 

"Anieyo ... kami baru saja berkenalan, keureonde bukan disini ... kita kenal saat kami melayang di atas udara ...," ucap Hannah. Anisa tertawa mendengar ucapan yang ia pikir lelucon dan ternyata Hannah hanya menatapnya datar. 

"Hannah ...." Anisa sangat memalukan. 

"Mwo? Melayang diatas udara?" tanya Farasya bingung. 

"Ma-maksudnya melayang di atas udara itu ... saat kita berada di penerbangan kesini," jelas Anisa menyengir. 

Farasya memiringkan kepala. "Sshh ... leluconmu lumayan menggelitik ... ." Farasya perlahan tertawa.

Anisa menatap Hannah dengan tatapan Aneh. "Bukankah responnya terlalu lambat?" tanya Hannah berbisik pada Anisa sehingga membuatnya geli ingin tertawa. Keduanya hanya ikut tertawa, walaupun bukan karna kata 'melayang di atas udara', melainkan karna respon Farasya. Lagipula menahan tawa akan membuat mereka tersiksa. 

Kelas di mulai saat dosen datang dari pintu kelas. Mereka yang berbicara menghentikan pembicaraan dan memilih fokus memperhatikan dosen yang melangkah masuk. 

"Wah daebak ... Dosen itu kurasa sangat muda dan tampan ...," cetus mahasiswi di samping Farasya. 

Anisa hanya mendengarkan tanpa respon, tetapi memang nyata dosen itu sangat tampan. Hanya saja Anisa tak peduli, ia lebih memilih fokus pembelajaran dibandingkan parasnya. 

"Hm ... Baiklah. Anyeonghaseyo yeorobun ... Joneun Oh Han Yeol imnida, Kalian bisa memanggil saya Han Yeol Sunbae ...," ucapnya melambaikan tangan. 

"Disini saya akan mendeskripsikan diri. Ini tahun pertama saya menjadi dosen kalian, tapi kalian  bisa menganggap saya sebagai senior, tapi disini saya masih melanjutkan studi kuliah untuk memperbanyak ilmu ... saya yakin saya berbeda dengan dosen lain, tidak perlu terlalu serius ... bersikaplah santai dengan saya," terangnya.

"Ne ... Oh Han Yeol Sunbae ... Hwaiting!" Seluruhnya bersorak. 

Oh Han Yeol terharu untuk pengalaman pertamanya. Sedangkan Anisa tersenyum dan kebetulan tatapannya bertemu dengan Han Yeol, sehingga membuatnya sedikit memberi hormat dan semangat serta sebaliknya. 

Then Again Loving ✔ [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang