12 II Detik Kedatanganmu

329 25 7
                                    

{Detik kedatanganmu}

Pukul 08:30 KST

Anisa termenung didalam mobilnya mengingat kejadian dimana dirinya dihentikan oleh seorang pria setelah mendengar pertentangannya dengan Mi Young pagi itu, Anisa sesekali menangis tak menyangka semuanya terjadi, kini apakah dirinya harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan Hyun Sook. Meskipun pikirannya penuh dengan permintaan itu, ia tetap harus fokus dengan kuliah dan pemeriksaan rutinnya, ia hanya takut bebannya semakin membesar terlebih hubungan sedang tak baik-baik saja dengan Mi Young. 

⸙⸙⸙

"Anisa chankkaman!" ucap seseorang mengulurkan tangannya menarik tangan Anisa.

Anisa melepaskan genggaman pria jangkung bersuara bariton di belakangnya, tak ingin menyerah pria jangkung itu terus mengejar Anisa hingga Anisa benar-benar lelah dibuatnya. Ia berhenti di tempat karna merasa lelah mendengar teriakan Dae Hwan yang sedari tadi memanggilnya.

"Anisa dengarkan aku dulu ... " ucap Dae Hwan yang masih menggenggam erat lengan Anisa.

Air mata telah bertumpuk di pelupuk mata Anisa menahan itu semua pun percuma, ia memang tak sanggup melakukannya karna terlalu berat untuk matanya untuk menahan kesedihan, Dae Hwan menariknya ke tempat yang memang jarang diperhatikan orang. Dae Hwan menatap Anisa yang masih tertunduk menatap tangannya yang saling menggenggam.

"Apa yang ingin kau katakan ...?" tanya Anisa sembari mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Sesaat Dae Hwan terdiam menatap Anisa, "Bisakah kau menerima permintaan Mi Young?".

Sedangkan Anisa hanya terdiam bertambah ia tertunduk, air matanya terus mengalir dan hatinya begitu sakit karna semua orang menginginkan jawaban terbaik Anisa. Ia menatap Dae Hwan dengan linangan air matanya. "Dae Hwan ssi, apa kau tau bagaimana sakitnya hatiku jika harus menerima pernyataan ini? jika saja Hyun Sook memang tak terluka. lalu, aku bagaimana Dae Hwan hah?!".

"Arraseo!!.. Ini hanya permintaan kecil Mi Young Anisa ... Jebal." 

Anisa menolak mentah-mentah permintaan Dae Hwan, ia tak memperdulikan permohonan Dae Hwan kepadanya meskipun memang terdengar egois. Namun, keegoisannya itu demi kebaikan dirinya sendiri. Ia menyingsingkan tas selempang membuang muka meninggalkan Dae Hwan yang masih memohon, sedangkan Dae Hwan menatapnya dengan sangat pasrah saat Anisa pergi begitu saja.

"Anisa! Lalu apakah aku juga menginginkan pernyataan Mi Young ini terjadi? Tidak Anisa, karna entah mengapa aku mulai mencintaimu saat hari itu," lontar Dae Hwan sangat pasrah benar-benar pasrah.

Mungkin inilah saatnya Dae Hwan mengungkapkan perasaannya, perkataan itu sontak membuat Anisa berhenti terkejut dengan pengakuan Dae Hwan. Setelahnya, Anisa kembali berjalan menghampiri pria jangkung bersuara bariton yang tersenyum itu dan sebuah ungkapan Anisa membuat Dae Hwan terdiam.

"Aku melakukan ini semua karna aku masih mencintai orang lain Dae Hwan-ssi, aku masih mencari sosoknya yang menghilang hari itu dan kini aku sedang tidak ingin memulai sebuah hubungan yang dapat membuat hatiku terluka, aku terlalu takut ...." 

"Lalu, siapa orang itu? Orang yang membuatmu sangat mencintainya dan tidak ingin melepaskannya?" tanya Dae Hwan.

"Ini bukan urusanmu, aku hanya memerlukan waktu panjang menerima semua ini. Jangan mencoba untuk mencintaiku Dae Hwan-ssi, kurasa akan sangat sulit dan aku akan mempertimbangkan pernyataan ini dan terima kasih karena sudah menenangkan diriku, setidaknya kita dapat berteman mulai hari ini, anyeong." pungkas Anisa sembari pergi meninggalkan Dae Hwan.

Then Again Loving ✔ [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang