katanya, sempurna hanya milik Tuhan?

1.4K 153 9
                                    

"k a t a n y a, s e m p u r n a h a n y a m i l i k T u h a n?"

____

Sajak-sajak berdengung menciptakan asa yang sedikit masam dan manis untuk didengar. Aeri tahu bahwa Taehyungnya tengah lelah setengah mati sebab pekerjaannya yang makin hari makin runyam, belum lagi memikirkan tanggapan bagi mulut-mulut tetangga yang rasanya tidak pernah mengecap dosa dalam hidup ketika menanyakan bagaimana sepasang suami-istri tersebut belum memiliki keturunan.

Tetapi Taehyung adalah pria yang lebih dari kata romantis, malam natal ini dia menyanyikan lagu jingle bell rock, dengan suara beratnya yang lembut dan terkesan dalam. Aeri ingin tidur di lengannya saat itu juga.

Demi Tuhan dan seluruh galaksinya, Aeri bahkan tak dapat mendefinisikan bagaimana ia mencintai Taehyung dengan amat sangat, rasanya seorang seniman puisi saja belum mampu menggambarkan keindahan prianya. Ia tak pantas dilukis, ia tak pantas dipahat, ia juga tak pantas dijadikan sajak, sebab bagi Aeri, Taehyung hanya berhak ia cintai sedalam-dalamnya.

"Taengi ... Taengi ... Taengi," ucapnya sembari menyenderkan kepalanya di pundak Taehyung, setelah meminum segelas wine perayaan natal.

"Sudah kubilang jangan meminumnya, kamu kan nggak tahan alkohol."

Oh sialan, bahkan dikepala Aeri, bibir milik Taehyung seolah-olah minta ia gigit. Tidak, tidak, itu hanya karena ia mabuk, dan banyak sekali umpatan-umpatan yang ingin ia katakan pada Taehyung.

"Untuk apa kita merayakan natal, Tae? Kamu bahkan nggak percaya Tuhan."

"Aku percaya Tuhan itu ada, kok."

Aeri terkekeh kemudian, mencoba menuang wine dalam botol ke gelas kecil dengan pontang-panting-tidak jelas ke mana arahnya.

"Untuk apa percaya Tuhan? Dia pembohong, tau!"

Taehyung hanya geleng kepala, ia tahu otak Aeri memang semakin absurd ketika ia mabuk, "Aku tidak paham maksudmu, RI."

"Katanya, sempurna hanya milik Tuhan tetapi, kenapa kamu ada?"

"Kamu ngelantur, Ri. Lagi pula, sempurna itu hanya sebuah kriteria yang disepakati suatu kelompok, atau mungkin pikiran individu. Bagiku, sempurna itu hanya sebuah ejaan."

___

H A L L O!

W O R K I N I T I D A K
S I S T E M A T I S,

P U N T A K S E S E M P U R N A
T U H A N.

NB: Cerita ini hanya dialog dalam kepala, chapter selanjutnya tidak akan ada hubungannya dengan chapter sebelumnya.

PanaceaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang