Hujan~2

449 216 311
                                    


Terkadang ada hal yang tak bisa kita duga
Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

🌧🌧🌧

Awan mulai menghitam, langit seperti menandakan akan turun hujan. Sekolah pun telah dibubarkan 15 menit yang lalu. Sekarang Aluna berada di tempat duduk menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Ale.

Tadi Ale berkata akan rapat dulu sebentar dengan tim futsalnya. Jadi yah ia harus bersabar menunggunya dulu sebentar. Namun hampir sudah setengah jam Aluna menunggu, tanda-tanda Ale selesai rapat juga belum ada, akhirnya karena kebelet ingin pipis ia berjalan ke toilet daripada pipis di sini kan gak lucu.

Ale POV

Di basecamp anak futsal, sudah setengah jam waktu telah lewat dan akhirnya rapat singkat ini telah usai. Saat aku baru saja keluar dari pintu, tiba-tiba saja muncul Dina dihadapanku. Entah dari mana asalnya aku pun tak tahu.

"Ale!" Serunya memanggilku.

"Dari tadi aku nungguin kamu loh, boleh gak kalau kita pulang bareng. Soalnya supir aku katanya ngantar nyokap ke bandara. Boleh yah, plisss!" Pintanya dengan wajah memohon.

"Tapi gue bawa motor, masalahnya gue juga mau antar Aluna pulang, masa iya kita harus bonceng tiga, kan kayak apa gitu," sebenarnya itu hanya ucapan penolakan halus, supaya si Dina gak tersinggung gitu, aku harap dia mengerti deh.

Aluna lagi, Aluna lagi apa coba bagusnya dibanding aku. Dia emang cantik tapi kan lebih cantik aku. Lagian aku kan sebenarnya lebih cocok jadi pasangan Ale. Kalau aku dibandingkan sama dia yah sudah jelas aku lebih JAUHHHHH di atas dia. Dengan sangat percaya dirinya Dina berfikiran seperti itu.

"Tapi tadi aku gak liat Aluna sama sekali mungkin dia udah pulang. Udah yuk kita bareng aja, Al. Lagian ini udah mendung udah mau hujan."

"Kalau gitu kita bareng ke parkiran tapi kalau aku ketemu Aluna di depan, yah sorry gue gak bisa anter lo," ucapku dan aku harap sih semoga Aluna masih nungguin.

Aku dan Dina pun berjalan bersama-sama menuju parkiran. Sepanjang perjalanan memang sekolah terlihat sudah sunyi dan tinggal beberapa anak ekskul saja yang terlihat. Sepertinya Aluna memang sudah pulang, tapi aku heran tumben sekali dia tidak menungguku.

Akhirnya dengan sangat sangat terpaksa aku pun harus mengantar Dina. Untung sekali rumah kita sejalan jadi aku tak harus repot-repot putar balik lagi. Kami pun sudah naik di motor, kulihat rok Dina sangat ketat saat telah duduk di jok motor setengah pahanya terlihat.

Jadi dengan sangat berbaik hati "Lo pake ini tutupin tuh paha! Jangan sampe jadi tontonan gratis orang." Sambil kuberi jaketku yang berwarna army. Memang aku sengaja membawa jaket karena terkadang aku gunakan saat berkendara.

"Makasih Ale," ucap Dina, dia tidak menyangka Ale bisa seperhatian ini padanya. So sweet banget jadi tambah sayang sama Ale.

Dina berfikir, "Andai gue yang jadi Aluna pasti seneng bisa deket Ale terus. Eh tunggu dulu. Tapi kan Aluna agak lemot gimana gitu. Gak jadi dehh nanti gue malah ketularan lemot lagi."

Di lain tempat Aluna sudah selesai dari toilet dia pun kembali ke tempat menunggunya tadi. Dengan wajah yang sangat lelah, sepertinya dia lelah menunggu Ale yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Tiktoktiktok ( anggap aja suara jam )

ALUNA Pov

"Ini sih Ale tega banget sih nyuruh gue nunggu hampir 1 jam, malah hp lobet gimana coba mau hubungin dia. Atau gue ke basecamp dia aja? tapi gue takut ganggu." Bimbang hatiku antara pergi .... tidak .... pergi .... tidak .... pergi ...

"Oke fix gue harus pergi daripada di sini terus kayak orang bego."

Aku pun akhirnya memutuskan untuk ke basecamp ekskul futsal. Sampainya di sana aku pun mengetuk pintu. Saat pintu di buka yang keluar malah Revan. Bisa dibilang Revan ini juga sahabatnya Ale.

"Ehh ada Aluna ngapain kesini? Gue kirain lo udah pulang." Revan bertanya dengan wajah sedikit terheran-heran.

"Rapat kalian udah selesai gak? Gue nungguin Ale dari tadi nih kok belum ada yah? Kata dia tadi mau rapat dulu."

"Ihh, kan rapatnya udah dari tadi selesainya, kalau Ale sih pulangnya udah dari tadi emang kalian gak ketemu di luar? Emmm coba lo telfon dulu," ucap Revan menasehatiku.

"Oh gitu yah, tadi gue udah coba telfon tapi gak diangkat dan sekarang hp gue juga udah mati. Mungkin dia lagi di jalan, kalau gitu gue duluan yah. Sorry udah ganggu." Setelah mengetahui itu aku pun langsung drop deh.

Gimana gak drop coba? Kalian tahu kan rasanya udah nunggu berjam-jam, bermenit-menit. Tahu-tahu nya orang yang ditungguin malah ninggalin? Gue kesel, benci, marah, murka sama si Ale. Tega banget dia ninggalin gue, malah udah hujan lagi.

Aku pun berjalan lesu tanpa semangat menerobos hujan yang sangat deras ini. Seragamku sudah basah kuyup semua, sepatuku pun begitu. Karena merasa tak nyaman akhirnya aku membukanya dan yah aku lebih nyaman tanpa alas kaki. Setelah itu aku menenteng sepatuku, aku rasa itu sangat memalukan.

Kadang aku berfikir apa iya Ale benar-benar suka sama aku, bahkan diriku saja merasa terkadang aku ini sangat memalukan, aku bahkan terlihat belum bisa bertingkah terlalu dewasa, sifat kekanak-kanakanku terkadang masih muncul. Jadi alasan apa yang membuat Ale mencintaiku? Aku pun tak tahu.

Terkadang saat bersamanya aku merasa kurang percaya diri, bagaimana tidak? dia bahkan terlihat tampan, dewasa, dan baik. Sedangkan aku mah apa atuh yang perlu dibanggain? Ibarat nih pangeran pacaran dengan si buruk rupa. Sungguh malang nasibnya.

Sudahlah dari pada memikirkan Ale lebih baik memikirkan bagaimana caranya aku bisa pulang. Bus sekolah pasti sudah tidak ada. Apa iya aku naik angkot lagi? Tapi sepertinya Dewi Fortuna berpihak kepadaku tiba-tiba saja ada mobil warna hitam berhenti di hadapanku saat pengemudinya membuka kaca mobilnya, ku lihat ada Vita sahabatku. Senangnya hatiku SYALALALA ....

"VITAAAAAAA!!! Lo kayak malaikat tau yang muncul disaat gue susah seperti ini. Love you," ujarku histeris saat melihatnya.

"Ini juga Bunda lo yang nelpon gue, katanya lo belum pulang dari tadi. Dihubungin juga hp lo gak aktif. Bikin orang khawatir aja. Hobby banget sih," omelnya padaku.

Tak apalah aku diomelin Vita, yang jelas aku bisa pulang dengan selamat.

"Hp gue lobet, jadi yah gitu. Udah sih ngomel mulu emang lo gak kasian sama gue liat nih penampilan gue udah kayak gembel." Aku harap setelah berkata seperti itu dia berhenti mengomeli ku.

"Hahahaha. Ok fine. Tapi sebenarnya lo diliat-liat cocok sih kayak gini, pasti si Ale-ale minuman itu tambah jatuh cinta sama lo, kalau liat penampilan lo sekarang."
Ledeknya padaku dan itu membuatku kesal terhadapnya apalagi saat dia menyebut nama Ale. Makin kesal aku dibuatnya.

Harusnya dia tahu aku kayak gembel terlantar gini, gara-gara Ale sialan. Tetapi lebih baik aku tidak menceritakan apapun padanya. Daripada nanti Ale kena semprotan dari mulutnya, kan kasihan.

Kami berdua pun pulang bersama. Sungguh hari ini aku sangat lelah, jika tiba di rumah nanti akan langsung ku rebahkan tubuhku ke tempat tidur.

"HIDUPPP TIM REBAHAN! " Sorakku dalam hati.

Tetap stay tune guys tunggu part selanjutnya di jamin bakal seru.

Ayo yang TIM REBAHAN angkat kaki, eh maksudnya angkat tangan 😁😁

#Love You more❤❤
#AlunAle❤❤

ALUNALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang