Terkadang diam dan mengalah adalah
Pilihan terbaik
Untuk menghadapi suatu masalah❤❤❤
Aluna sangat bahagia hari ini, bagaimana tidak? Ayahnya sudah bebas dari jeruji besi dan tepatnya hari ini ia akan pulang ke rumah. Ayahnya pulang karena kasus korupsi yang menimpanya tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ia melakukan hal tersebut.
Sekarang Aluna di dapur untuk menyiapkan masakan spesial ala dirinya, sedangkan sang bunda bertugas untuk menjemput ayahnya di lapas.Bisa dilihat sekarang dapurnya lebih mirip kapal pecah, kotoran ada di mana-mana, tumpahan minyak berserakan di lantai. Maklum aja Aluna masih coba-coba belajar masak. Setidaknya dia harus bisa menyajikan makanan yang WOW. Urusan kebersihan dapur belakangan saja, begitu fikirnya.
Mungkin ada satu jam ia bergulat sendiri di dapur, membuat ayam goreng kecap dan sayur sup. Itu waktu yang bisa dikatakan cukup lama untuk memasak makanan tersebut. Tapi tak apalah dari pada tidak masak sama sekali. Aluna mencoba masakannya dan dia berpendapat, "Rasanya cukup enak dan masih bisa diterima oleh perut."
Ayam Goreng ala Aluna ❤❤Tak lama kemudian
"Assalamualaikum," ujar Bunda dan Ayahnya secara bersamaan.
"Wa'alaikumsalam," sahut Aluna kemudian, tanpa diminta ia langsung berlari memeluk sang Ayah.
"Luna seneng ayah bisa kembali ke rumah, Ayah sehat kan? Kita makan, yah! Aku udah masak enak buat Ayah," sambungnya.
"Wah! Anak Ayah hebat, sejak kapan kamu bisa masak? Ternyata selama Ayah gak ada di rumah kamu banyak perubahan yah, Nak." Pujinya kepada Aluna dan ia hanya tersenyum mendengar pujian Ayahnya.
"Bunda gak diajak?" tanya Bunda yang akhirnya angkat bicara.
"Bunda jugalah, ayo Aluna udah lapar!" Mereka semua pun pergi ke meja makan untuk mengisi perut yang telah kelaparan.
*****
"Astagfirullah.""Lun, kamu habis ngapain di dapur? Kok jadi berantakan gini?" teriak Bundanya dari arah dapur.
"Habis masak Bun, nanti aja Luna bersihin, gampang kok." Aluna mah ngomong aja digedein, nanti giliran disuruh bersihin malah kabur entah ke mana.
Mereka semua pun makan dengan nikmat, seperti yang telah diajarkan kalau makan tuh gak boleh ngomong. Jadi gini deh, semua sibuk dengan makanannya masing-masing.
Acara makan pun telah selesai dan Bunda Aluna masih membahas dapur itu.
"Bunda gak mau tau, kalau kamu gak beresin dapur. Bunda gak akan izinin Ale main ke rumah lagi!" Ancamnya."Bunda mah suka gitu, iya Aluna bakal bersihin kok," ujarnya pasrah.
*****
Tring tring
Bunyi notifikasi masuk dari handphone Aluna, ternyata ada chat dari Ale.
Ale: Kamu sibuk gak?
Ale: Jalan yuk!
Ale: Sayang
Ale: Sayang ...
Aluna senang membaca chat dari Ale, ternyata Ale masih ingat dengannya, tidak ingin membuang kesempatan emas tersebut. Ia pun mengiyakan ajakan sang doi.
Aluna: Aku udah gak sibuk kok
Aluna: Ayoo!!!
Aluna: Jangan panggil sayang terus, nanti aku malah makin baper 😂
Ale: Kalau bapernya sama aku gak masalah, yang masalah tuh kalau kamu bapernya sama cowok lain.
Ale: Kamu siap-siap yah, aku udah mau otw.
Setelah itu Aluna bersiap-siap untuk jalan bareng Ale, dia memilih baju yang di rasa cocok untuknya. Setelah itu ia memoleskan make up natural ke wajahnya.
"Perfect," ujarnya saat melihat tampilannya sekarang.
Terdengar klakson mobil berbunyi, Aluna pun buru-buru untuk turun ke bawah.
Aluna telah sampai di bawah dan benar sekali mobil Ale sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.Aluna berjalan menuju mobil, ia membuka pintu bagian depan mobil.
"Al, kita mau ke ..." ucapan Aluna terhenti saat dia melihat di dalam mobil, ada Ale bersama seorang cewek yang telah duduk dengan sangat manisnya di samping Ale
"Fasya?"
"Hai, Luna." Sapaan yang benar-benar membuat kuping Aluna muak dan moodnya langsung drop. 😔
"Oh iya, Fasya ikut, yah! Katanya dia bosen di rumah, jadi aku ajak juga. Ya udah masuk yuk! Kamu duduknya di belakang yah, kan kalau di depan gak muat," ucapnya dengan menunjukkan jejeran giginya.
"Apa-apaan Ale, emang dia fikir lucu?" Luna pun menghentak-hentakkan kakinya menuju pintu mobil tengah dengan memasang wajah yang greget dan sinis, karena harus ada Fasya.
"Niatnya mau jalan berdua sama doi, romantis-romantis bareng, ini si nenek lampir ngapain pake ikut segala sih? Emang bangke tuh, orang!" Umpat Aluna dalam hati, dia sangat kesal dengan Fasya.
Aluna pun masuk ke dalam mobil dan seperti biasanya ia dikacangi oleh dua mahkluk tersebut.
"Al, kita mau ke mana?" tanyanya karena dari tadi diam saja.
"Kita mau ajakin lo ke rumah tantenya Ale," ujar Fasya.
Aluna kesal dia berfikir, "Kan yang ditanya Ale, kenapa jadi nenek lampir yang jawab sih. Lama-lama gue botakin juga palanya!"
"Kan gue nanya sama Ale, kok lo yang jawab sih?" ujarnya pada Fasya dengan nada sinis.
"Gue cuman wakilin Ale kok, ya kan?" jawab Fasya kembali.
Ale pun mengangguk menanggapi hal tersebut.
"Pisau mana pisau? Seandainya bunuh itu gak dosa." Aluna sangat kesal dengan sikap Ale. Ingin rasanya ia membunuh dua mahkluk di depannya ini.
"A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim," ucap Aluna membatin semoga setan-setan yang ada di dalam mobil sekarang, bisa menjauh. Apalagi kalau setannya kayak Fasya yang terpampang nyata, jelas dan bukan halusinasi semata.
Akhirnya Aluna pun berfikir, "Daripada berdebat lebih lama lagi dengan Fasya, sepertinya diam dan mengalah adalah pilihan terbaik untuk kali ini."
~BERSAMBUNG~
Yeeay part 17 udah selesai aja nih, di tunggu part selanjutnya yah guys.
STAY_STRONG_Alunaku 😍😍
Jangan lupa vote dan comment yah!!!
Love you 😘😘
#Salam_ALUNALE ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNALE
Teen Fiction[ON GOING] WARNING!!! HATI-HATI MEMBACA CERITA INI KARENA KURANG BAIK UNTUK KESEHATAN JIWA, HATI, DAN FIKIRAN. Kalau sudah cinta Berarti apapun kekuranganmu harus siap dia terima, Sebab cinta bukan hanya menerima kelebihan, Tetapi juga kekurangan K...