Aluna Pov
Saat masuk ke dalam kelas hatiku mulai deg-degan tak karuan, fikiranku sedang berkelana untuk memikirkan tentang bagaimana sikap Ale jika bertemu denganku nantinya. Takut-takut nanti malah aku didiemin aja dan dia malah tambah asyik berduaan dengan si Fasya.
Namun daripada aku memikirkan hal itu terus, aku pun lebih memilih menenggelamkan wajahku di atas lipatan tangan, dengan mataku yang mulai terpejam, mungkin ini efek dari ngantuk kali. Gimana gak ngantuk? Semalaman aku nungguin chat Ale tapi nihil gak ada satupun. Apa iya dia marah dengan keputusan aku buat? Persetanan dengan itu semua membuatku tambah pusing dan lelah, hingga kurasa tak bertenaga.
Namun beberapa saat karena, merasa tidak nyaman dengan posisi dudukku aku pun mulai gelisah untuk mencari posisi ternyaman. Tetapi baru saja aku ingin merubah posisi dudukku lagi, kulihat Ale masuk dengan gaya coolnya. Tangan dimasukkan ke dalam saku celana, rambut yang tertata rapi ala Ale dan tak lupa jam tangan hitam yang sepertinya itu jam tangan baru. Tak ada yang berubah masih tetap sama, lalu kemudian dia menuju tempat duduknya yang berada dibangku ke tiga.
Tapi tunggu dulu, sejak kapan Ale duduk di sana? Bukannya tempat duduknya dia di sampingku? Apa benar dia ingin menghindar? Tapi kan bukan gini juga caranya, kalau gini mah, gue malah ngerasa kayak udah putus aja sama dia. Ku lihat dia yang duduk dibangku nya yang baru, tetapi naasnya Ale malah buang pandangan.
"Ya Allah, Le gue di sini lo kok malah sok-sokan gak lihat sih? Akhhh!!! bunda aku pengen nangis." Aku hanya mampu berbicara dalam hati, nyesek banget gak sih digituin sama pacar sendiri.
Brakkk!!!
Suara itu mengagetkanku, ternyata pelakunya adalah Vita dengan biadabnya dia memukul meja tempat dudukku, baek-baek gue kagak punya riwayat penyakit serangan jantung. Kalau iya, bisa mati di tempat deh gue.
"Woi! Serius amat liatin pacar sendiri, kagak bakal hilang kok itu." Canda Vita dengan suara yang sengaja dibesar-besarkan.
"Hussst, jangan ribut deh! Vit duduk samping gue yah!" Pintaku semoga saja dia mau.
"Ale pindah duduk? Tumben banget sih, biasanya juga dia yang mencak-mencak kalau dia duduk gak bareng lo."
" Nanti gue ceritain, masalahnya lo duduk di sini dulu yah, temanin gue!" Pintaku lagi pada Vita. Lalu dengan santainya Vita kemudian menjatuhkan bokongnya dikursi yang berada di sampingku.
Author Pov
Bel istirahat telah berbunyi semua siswa bergegas menuju kantin, kecuali Aluna dan Vita mereka berdua masih di dalam kelas. Kebetulan Aluna juga membawa roti bakar untuk bekal hari ini dan dengan baiknya dia membagi bekalnya ke Vita.
"Ayo!! Buru ceritain Ale kenapa sih? Lagi PMS?" tanya Vita pada Aluna, dia sangat penasaran mengapa hari ini Ale berbeda.
"Ya kali PMS, Vit. Kemarin tuh, aku ketemuan sama Ale di taman, terus..."
"Terus apaan? Buruan aelah bikin penasaran aja si Bambang."
"Gimana gue mau cerita, kalau lo potong."
Vita pun langsung nyengir dengan rasa yang tidak bersalahnya itu.
"Sorry, gue penasaran banget soalnya. Ya udah lanjut gih."
Aluna pun mencoba melanjut ceritanya yang telah dipotong oleh Vita dengan menarik nafas terlebih dahulu, mencoba rileks.
"Kemarin tuh, aku ketemuan sama Ale di taman, terus di sana aku minta sama Ale supaya kita sendiri-sendiri dulu, gue tuh bilang kayak gitu supaya dia bisa intropeksi apa kesalahannya. Tapi bukannya malah intropeksi, eh gak ada angin dan hujan tiba-tiba aja dia malah jauhin gue, Vit."
Aluna pun kemudian memeluk Vita dan untungnya Vita membalas pelukannya, Vita merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh sahabatnya yang satu ini. Lagian Aluna sih goblok mau aja pacaran sama Ale. Padahal kan ketampanan dan kepintaran gak menjamin kebahagiaan.
"Lagian sih lo nya tolol, ngapain coba pertahanin cowok macam tuh? Mending putus aja, selama masih ada yang lain kenapa harus repot-repot pertahanin satu orang? Ya kan?"
Mendengar itu membuat Aluna sedikit jengkel sama Vita, bukannya ngasih solusi ini malah disuruh putus. Curhat sama Vita bukannya malah lega, tapi Aluna makin galau.
"Jahat banget sih, lo kan tau gue cinta sama dia," ucap Aluna pada Vita kalau memang dia sangat mencintai Ale.
"Mamam tuh cinta! Bahagia kagak, sakit hati yang ada." Lalu Vita menoyor kepala Aluna ke belakang dengan sangat tidak sopan nya.
"Gak ada akhlak emang!" Serunya jengkel karena dengan seenak jidatnya Vita melakukan hal tersebut.
"Wle," Vita kemudian menjulurkan lidah kepada Aluna.
"Dasar Aluna B-U-C-I-N!!!" Setelah mengatakan hal itu Vita pun menghilang lari keluar kelas, entah kemana.
"Dasar anak monyet!" Cela Aluna pada Vita, karena dia telah membuat seorang Aluna menjadi unmood. Tapi sepertinya percuma juga Aluna mencelanya, orang Vita aja udah kabur dan otomatis dia gak bakal denger. Aluna-aluna emang yah tololnya gak ketulungan.
Selang beberapa menit
"Nih, lo minum dulu! Gue habis dari kantin beliin lo minum, baik kan gue? Jelas dong, siapa dulu Vitaaa." Dengan menyodorkan sebuah botol air mineral.
Ini nih yang buat gue betah jadi sahabatnya, karena Vita tuh peka banget sama perasaan gue, dia tau apa yang gue butuh sama gak. Ralat maksudnya dia ada saat gue butuh dan saat gue kagak butuh sama sekali.
"Baik banget sih, anak monyet."
"Cara makasih lo, luar biasa sekali. Gelud yuk!" Ajaknya kemudian dengan lengan seragam yang telah dia gulung hingga sebatas bahu.
"Sensi amat bos, iya deh makasih Vitvit, muahhhh." Dengan Aluna yang memonyongkan bibirnya seperti orang lagi ...
Lagi apa hayo? Udah tau kan? Udah tau dong pasti. Hehehe
"Jijik gue, jadi pengen santet lo deh."
Mendengar hal itu kemudian Aluna pun menimpuk Vita dengan pulpennya.
"Dasar tega lo!" Vita pun hanya tertawa melihat ekspresi kesal Aluna.
"Yeeay dapat pulpen gratis!!" Sorak Vita dengan sangat dibuat-buat, kemudian dia mengambil kertas yang sudah digulung-gulung dalam laci mejanya dan pura-pura menulis.
"Gak guna! Keliatannya aja tintanya masih banyak, eh pas mau dipake malah macet kayak gini. Dasar pulpen PHP, ambil gih!"
Kemudian Aluna pun mengambil pulpennya dan benar saja saat dia mencobanya untuk menulis dikertas, tinta dari pulpen tersebut sudah terputus-putus.
Dia kemudian menduga bahwa pulpennya berubah menjadi seperti itu, karena sakit hati sudah dilemparkan dan dibuang begitu saja oleh Aluna.
Astaga lebay banget, emang dikira manusia apa? Aluna-aluna untung dia cantik, setidaknya kecantikannya bisa menutup kebodohannya itu.
~Bersambung~
Yeeay part 15 udah selesai
Otw part 16 guysJANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAH!!!!
Satu vote dan comment dari kalian sangat berhargaLove You All 😍😍
#Salam_ALUNALE ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNALE
Teen Fiction[ON GOING] WARNING!!! HATI-HATI MEMBACA CERITA INI KARENA KURANG BAIK UNTUK KESEHATAN JIWA, HATI, DAN FIKIRAN. Kalau sudah cinta Berarti apapun kekuranganmu harus siap dia terima, Sebab cinta bukan hanya menerima kelebihan, Tetapi juga kekurangan K...