1 3

2.4K 222 39
                                    

Aku sangat terkejut dengan telepon dadakan dari seorang Jung Jaehyun, maksudku bagaimana bisa Jaehyun menghubungi aku setelah beberapa bulan hubungan kami kandas dan semua pesan singkatku dia abaikan. Aku juga masih bingung karena situasi yang sangat tidak nyaman ini.

"Kenapa ga diangkat?" ucap Mark.

"Kenapa juga harus aku angkat?"

"Bukannya itu yang lo tunggu selama ini?"

"Katanya disuruh lupain tapi malah disuruh jawab telponnya, gimana sih?"

"Tapi kan lo mas-" perkataan Mark terpotong karena aku menyumpalkan segumpal gulali lagi. Mulutnya kadang memang rempong. Aku melihat notifikasi yang tertera diponselku.

'kenapa Jaehyun menelponku? 3 panggilan tidak terjawab dan 2 pesan huh?' batinku.

"Pulang aja yuk? Kasian kakak lo sendirian." ujar Mark memecah lamunanku, seperti Mark sadar dengan mood swing seorang perempuan.

Aku mengiyakan ajakan untuk pulang karena jam juga sudah menunjukkan pukul 11 malam lewat. Hari ini sepertinya jantungku terlalu banyak bekerja, dari kejadian di Bukcheon, sunset dimobil, bertemu denga Nae lagi, dan bahkan Jaehyun menelponku. Aku harap aku selalu kuat menghadapi apapun yang akan terjadi kedepannya dan juga semoga saja pertahanan hatiku selalu kuat.

Tidak terasa aku sudah sampai didepan rumahku dan Johnny ternyata juga enungguku didepan teras, tidak lupa aku mengucapkan terimakasih ke Mark untuk hari ini dan Mark juga membungkukkan badannya ke Johnny yang datang menghampiriku. Obrolan singkat Johnnya dan Mark tidak bisa dihindari dan akhirnya aku memutuskan untuk masuk duluan ke rumahku.

Aku memutuskan untuk mandi dan juga keramas karena aku merasa cukup berkeringat hari ini dan juga aku ingin menyegarkan kembali tubuhku. Selesai dengan membersihkan diri, aku memutuskan untuk turun kebawah dan menghampiri Johnny, siapa tau dia belum masuk kamar iyakan.

Benar, Johnny ternyata masih duduk diruang makan dengan dua gelas coklat panas yang masih beruap.

"Udah makan belum?" tanya Johnny sambil meniup uap yang keluar dari mug cokelatnya.

"Udah kok." jawabku sambil menghampiri Johnny.

Hening.

Entah kenapa suasanya menjadi canggung.

"Grace." panggil Johhny membuka pembicaraan.

"Hmm."

"Tadi Jaehyun kesini."

Aku berkejut. Tidak. Aku sangat terkejut.

Aku menoleh ke arah Johnny meminta penjelasan tanpa merespon ucapan Johnny.

"Dia udah nelpon lo juga katanya tapi lo ga angkat," Johnny memberi jeda dari setiap perkataan yang keluar dari mulutnya "tapi gue curiga dia abis kenapa-kenapa deh soalnya dia acak-acakan banget," lanjut Johnny.

Sekali lagi aku sangat terkejut dan bingung disaat bersamaan.

"Aku naik dulu ya John." ucapku pada Johnny yang tanpa basa basi ku tinggalkan. Aku langsung naik ke atas dan memasuki kamarku, tidak lupa juga aku membuka room chat Jaehyun.

Entahlah, aku merasa semua perkataan Jaehyun sudah tidak bisa dipercaya, tapi disisi lain hati kecilku bergejolak karena dia ternyata mengharapkan aku.

Apa ini salah?

tok tok tok.

Johnny muncul dari balik pintu kamarku dan membawakan mug berisi coklat panas yang tidak sempat aku minum tadi. Dia menaruh coklat panas yang sudah mulai mendingin dinakas sebelah kasurku dan duduk disebelahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Congratulations : End of us | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang