6. Fight 0.2

3.1K 524 18
                                    

Setelah melalui beberapa jam melewati jalan setapak hutan yang begitu terjal, mereka tiba di sebuah gedung setengah jadi yang begitu luas. Walaupun matahari belum menampakkan sinarnya, gedung itu masih terlihat megahnya meskipun belum jadi.

Mobil Taeyong dan Johnny sudah tiba terlebih dahulu. Dua pria itu nampak sudah mengendap-endap melewati pagar pembatas ketika mobilnya tiba di sana.

Jeno menyerahkan satu pasang handsfree kepada Haesoo. "Pakai ini. Tuan Nakamoto akan memonitor gerakan kita dan memberikan arahan," jelasnya.

Dengan sedikit ragu, Haesoo mengambil handsfree tersebut. Ia memasangnya di telinganya. Suara Taeyong dan Johnny terdengar, beradu dengan suara Yuta yang selalu memastikan keamanan mereka.

Suara Yuta terdengar sedikit serak, namun tidak menunjukkan adanya ketakutan sama sekali. Sangat kentara jika pria itu sudah sering melakukan ini.

Gadis itu menoleh ke belakang, menatap mobil Yuta yang terparkir di belakang mobil Taeil. Ia tak dapat melihat dengan jelas apa yang dilakukan pria itu. Ia hanya melihat samar-samar sosok pria bermasker di balik kemudi. Wajahnya bersinar karena pantulan laptop yang ada di pangkuannya.

"Team B, masuk."

Napas Haesoo tertahan ketika Yuta menaikkan pandangannya ke arah mobil Taeil. Ia tak yakin jika kaca mobil Taeil tembus pandang. Namun, ia dapat melihat seolah-olah Yuta menatapnya dari sana.

Jeno dan Taeil keluar dari mobil lebih dulu. Ia pun segera menyusul kedua pria yang kini telah siap siaga menatap bangunan di hadapannya itu.

"Stay behind me," ujar Jeno seraya menggenggam tangan Haesoo. Ia menarik tangan gadis itu lembut menuju pagar pembatas yang sudah terbuka oleh Taeyong dan Johnny.

Jalan mereka terhenti ketika tiga pria berbadan besar menghalangi jalan masuk mereka. Dengan cepat, Taeil menerjang pria bertato paling depan itu dan menyerangnya. Keduanya terlihat beberapa kali saling adu pukul-tangkis.

Jeno pun tak tinggal diam. Ia pun menyerang dua pria sisanya yang mencoba mengecoh Taeil. Ia mendaratkan bogem ke perut pria bertindik dan menendangnya jauh hingga menabrak tumpukan kayu.

Karena Jeno sedikit teralihkan fokusnya untuk menyerang pria bertindik, satu penjaga lainnya nampak mendekati Haesoo. Dengan wajahnya yang meremehkan, ia menerjang tubuh mungil sang gadis.

Sebenarnya, nyali Haesoo sudah dibuat ciut ketika melihat otot di kedua lengan pria itu. Namun, ia tak memiliki pilihan lain selain bergerak melawan pukulan sang pria. Ia menangkis lengan yang hendak menjambak rambutnya itu dan melancarkan tendangannya pada alat vital sang pria.

Di saat pria itu kesakitan, ia segera mendorong tubuh berotot itu hingga terjatuh. Untuk penutupnya, ia memukul keras wajah sang pria hingga pria itu mengaduh sebelum tak sadarkan diri.

"Woah!" gumamnya seraya mengagumi kekuatan tangannya.

Jeno dan Taeil menghabisi penjaga lainnya bersamaan dengan Haesoo. Tak hanya Haesoo, kedua pria itu nampak cukup terkejut dengan kemampuan gadis mungil itu.

"Pukulan bagus, Haesoo," ujar Jeno sebelum kemudian menyusul Taeil masuk ke dalam proyek bangunan.

Taeil nampak mengamati sekitar. Tak nampak bahaya lain di sana selain suara Johnny dan Taeyong yang beradu dengan penjaga lainnya di lantai 2. Ia menekan handsfree-nya dan berujar pada Yuta, "Tim B naik ke lantai 2, lantai 1 aman."

Ketiganya kini berlari kecil naik ke lantai 2. Suara kian gaduh di atas. Nampaknya perkelahian semakin sengit di sana. Mereka pun mempercepat langkah mereka agar cepat sampai di lantai 2.

MASTER OF MINE - Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang