8. The Reason

3.3K 526 49
                                    

Sejak beberapa jam yang lalu, Haesoo berlalu lalang di depan pintu. Ia bahkan tak mengindahkan tatapan heran penjaga-penjaga di sana.

Saat ini sudah hampir pukul 11 siang, namun ia sama sekali tak melihat tanda-tanda kepulangan Yuta. Ia sangat merasa senang saat Yuta akan mengatakan semua alasan mengapa ia di sini dan mengapa dirinya berada di dalam misi tadi.

Dan mungkin juga alasan Yuta pernah menciumnya.

Mengingatnya membuat pipi Haesoo memerah. Ia tak mengerti mengapa ingatan itu tiba-tiba muncul di kepalanya.

Pintu di hadapannya terbuka dari luar secara tiba-tiba. Yuta, dengan baju yang masih sama seperti tadi memasuki penthouse-nya diiringi oleh Jeno dan Taeyong.

Haesoo berlari kecil menghampiri Yuta yang sejak pintu terbuka menatapnya dalam. "Yuta, kau–"

"Ikut saya," potongnya seraya menggandeng tangan Haesoo. Ia menggenggam tangan mungil itu lembut dan menariknya untuk mengikuti langkah lebarnya.

Gadis itu tak tahu apa yang ia harus lakukan selain mengikuti Yuta. Ia sempat menoleh ke arah Jeno dan Taeyong yang nampaknya tak peduli dengan aksi Yuta.

Keduanya terus berjalan hingga ke sebuah kamar yang didominasi oleh warna hitam. Haesoo belum pernah masuk ke kamar itu sebelumnya, tetapi ia sangat yakin jika itu adalah kamar Yuta.

Yuta menyudutkan Haesoo di dinding setelah ia menutup kamarnya. Ia menatap kedua mata Haesoo yang sedikit terkejut dengan perlakuannya itu.

Ia menghela napas panjang. "Apa kau masih tidak ingat juga?"

Gadis itu tampak mengernyit. Ia sama sekali tidak paham apa maksud dari perkataan Yuta. Ia berjenggit ketika tiba-tiba Yuta menarik tangannya dan menempelkannya pada pipi tirus sang pria.

"Kau tidak merasa familiar dengan saya? Kau pernah melihat saya di suatu tempat?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada sedikit memohon.

Haesoo berdeham kecil. Ia menarik tangannya dari cengkeraman Yuta kemudian menunduk dalam. "A–aku tidak yakin."

Yuta tidak menyerah. Pria itu menarik lagi tangan Haesoo untuk mengikutinya. Kali ini ia menuju ke sebuah lemari besar di sudut ruangan.

Dibukanya lemari kayu itu sehingga deretan pakaiannya terekspos. Namun, bukan itu tujuannya. Ia menarik salah satu laci di bawah deretan pakaiannya dan mengambil sebuah pigura dari sana.

Ia menyerahkan pigura itu kepada Haesoo yang masih menunduk. Ia mengamati perubahan ekspresi Haesoo saat menerima pigura tersebut dari tangannya.

"Foto ini diambil beberapa hari sebelum saya pindah ke Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Foto ini diambil beberapa hari sebelum saya pindah ke Jepang. Kau ingat?" tanyanya lagi dengan senyumnya yang mengembang. Ia dapat melihat kedua mata Haesoo membulat saat mengamati potret keduanya belasan tahun silam.

Kepala Haesoo mendongak, menatap Yuta dengan tatapan tak percaya. "Nana?"

"Ya."

Haesoo terdiam di tempatnya dengan tatapan meragukan. Ia meremas pigura yang ada di tangannya dan mundur selangkah.

MASTER OF MINE - Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang