PART 0.6

19 1 0
                                    

PART. VI

Cloudy POV-

Sudah hampir 15 menit kami terus diam tanpa ada pembicaraan sedikitpun. Sampai detik ini dia belum mulai juga mengajariku, padahal tadi rencana awalnya itu. Hehh..

'Nih anak emang bisu ato gak mikir ya? pening dah pala heheh..'

"Eii, eii, back to earth eii!!! Lo mau ngajarin apa enggak sih, dari tadi cuma liatin gue aja. Dipikir mau ngomong ntah apa kek gitu, ternyata hehh.." ucapku berusaha mengambil perhatiannya.

Tapi, tunggu nih anak kok gak noleh sedikitpun, parah nih ngelamunnya.

Dengan sekali jotos, kupukul perutnya dengan tenaga dalam (esehh). Terdengar dia terbatuk dan memegangi perutnya sambil menahan sakit.

"Arrghh, sakit loo wan, ngapai sih lo? Kuker ya?" balasnya padaku.

'Beh, nih anak memang. Tadi dia yang nawarin, sekarang malah sok bego gaje lagi, apaan sih maunya?'

"Please don't waste my time! Lo yang nawarin buat ngajarin gue nih pr fisika. Gue belum siap, dan nilai fisika gue gak pernah lebih dari 50. Gue gaktau nih soal mau diapainnnn!!! Nanti gue bisa kena bal-bal sama Pak Kumis nan eksotis itulooo!!!" teriakku tepat di kupingnya.

'Oh, God, nih orang sakit kuping apa sih? Stadium akhir kali yaa??'

"OOh, gue ngerti, gue ngerti. Lo minta gue ngajarin nih pr fisika lo?"

"Ingat! Bukan gue yang minta. Lo. Yang. Nawarin. buat. ngajarin. gue." ucapku sambil menegaskan tiap kata.

"Keyword nya?" ucapnya

"Hah? Keyword?"

"Gue gak mau kalo lo gak bilang keywordnya."

"Plis deh lo, gue lagi buru-buru, 15 menit lagi bakal bel. Dan lo masih sempat minta keyword??!! Lo mau mati di tempat nih gue buat?"

"Oh, yaudah sih, gak masalah sama gue. Masalah sama lo. Hahaha."

"Sialan lo. Yaudah la, apa keywordnya?"

"Sebenarnya sih bukan keyword, cuma satu permintaan."

"Oke cepetan, apa aja deh, ter.se.rah.lo!" ucapku pasrah.

"...." kudengar dia menggumam ntah apa yang dikatakannya.

"Hah? Lo bilang apaan sih?" ucapku.

"Eee, Cloud, permintaan gue, do you want to be my girlfriend?" ucapnya lembut.

Seketika rasa dingin menyelimutiku.

Peter POV-

Sengaja aku tidak memulai pembicaraan selama kami dusah duduk di dpr ini. Ya, rasanya bakal enak juga angek-in dia bentar.

Setelah tadi menyampaikan permintaanku, kulihat wajahnya langsung pucat, dan seketika itu tawaku meledak. Dia langsung menerjangku dengan tinjuan-tinjuan yang sebenarnya takkan mempan padaku *azeegh.

Yang kulakukan sekarang? Aku sedang memandanginya, biasa sih orang bakal biasa aja kalo diliatin, tapi dia kayaknya risih. Haha, she's always has a different thing with others. I love it. *what?

Kulihat dia mulai gelisah melihat tingkahku yang hanya memandanginya, dan tidak berbicara sedikiypun.

'dia risih? ya iyalah Peter, lo bodok apa emang bego?' *eh sama aja

Tapi wajahnya terlalu sayang untuk tak dinikmati sejenak, wah, apa ini? apa jangan-jangan rasa itu mulai muncul.

"WKWKWKWK!!" aku tak bisa menahan tawaku membayangkan yang kupikirkan.

"Eh, napa lo tawak-tawak, behh mulai gile nih lo Udah ah, bodo, biarin aja dah gue dipaok-paoki sama Pak Kumis daripada dipaokin gini sama lo. Daritadi kagak ada ngomong kayaknya. Hehh.." ucapnya mulai beranjak pergi.

Segera kutahan tangannya. 'Gile aja baru bentar, belom apa-apa langsung cabut, salah gue juga sih wkwk..'

"Eh, eh, iyaa iyaa, sini sini. Maaf maaf tadi gue kepikiran sesuatu, kita mulai yaa.."

KRINGGG!!

Belum sempat aku membacakan soal, tiba-tiba bel masuk kelas berbunyi.

"Njirr!!" well, itu bukan suaraku, yang pasti suara Cloudy.

"Yaudah deh, gue mah pasrah. Lo sih mau ngajarin banyak gayaa!! cabut lo sana! Pening gue liat lo, hehh.."

Dia langsung bergegas pergi. 'Hehh, gagal. Lagi.'

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Haiii haiii belum konflik yah? maaaappp

Ini double update loo buat readers, itupun kalo ada yang mau baca dan nungguin hehe

#vomment please yea!

YOU ARE A STRANGER.Where stories live. Discover now