Cloudy's POV-
"Apaan?" jawabnya santai.
'Nih orang mau minta dibunuh kali ya? Njirr.. kenapa si harus nemu orang kek gini?'
"Apa maksud lo tiduran di sebelah gue kek tadi. Buat rusuh tau gak, lo! Lo mau gue mati muda tiap hari asik lo gangguin gini terus?"
"Gue gak gangguin lo kok!"
"Ya! Apanya yang gak gangguin? Kenapa coba lo harus ikiutan tidur tadi sama gue? Sampe semua orang liat kek gitu. Maluloooo."
"Oh. Gue sih, senang aja."
"Njirr lo, kesempatan di tengah kesempitan. Emang dasar lo gak mikir ya."
"Apaan sih lo kok sewot banget? Itu hal biasa aja loo."
"Hah? Biasa menurut lo? Lo tau gak rasanya dilabrak sama orang-orang yang gak lo kenal gara-gara perkara gue deket sama lo? Tau gak rasanya?"
Kulihat dia terdiam sebentar, bingung.
"Dilabrak? Jangan bilang.."
"Ya! Salah satu penggemar lo yang entah kena sambet apa, ngelabrak gue. Dan bisa lo tebak karena apa? Karena lo! Semua hal yang gue rasain sekarang, itu semua karena lo! Bisa gak sih lo mikirin perasaan gue. Udah berapa kali gue ngasi tau ke lo, gue ga suka digangguin kek gini, gue gak kenal sama lo, dan jangan lo pikir gue mau kenal sama lo!"
Dengan kesal yang tepat di ubun-ubun, aku meninggalkannya. Aku sendiri bingung, kenapa aku bisa semarah ini hanya karena masalah itu. Tapi ya, jujur, aku lelah selalu dipersalahkan disaat aku benar-benar tidak tahu menahu apa-apa.
'Terserah lo deh, Pete. Kalo bisa lo ilang aja sekalian dari muka bumi ini. Huh.'
Peter's POV-
Aku terkejut. Ya, semua yang baru saja dikatakannya benar-benar membuatku terkejut. Aku tak pernah tau, jika selama ini apa yang kulakukan, hanya semakin mengganggunya.
Yah, aku sudah bisa menebak, siapa yang melakukan ini. Laura.
Segera kakiku berjalan menuju kelas Laura. Biasanya ketika ada keadaan seperti ini, aku diam saja. Tapi masalahnya sekarang, Laura melabrak Cloudy. Gak boleh ada yang ngengangguin dia. Lha? Kenapa gue jadi alay gini?
Author's POV-
Braakkk!!
Tiba-tiba pintu kelas Laura terbanting terbukan dengan keras. Seketika satu kelas itu langsung menoleh kea rah pintu. Terlihat Peter berdiri tegak dibalik pintu itu, rahangnya mengeras, sehingga membuat keadaan semakin dingin.
Melihat siapa yang datang, Laura yang sedang bergosip (entah apalah yang digosipkan yang penting gossip!) langsung berdiri mendatangi Peter. Bergelayut manja di lengan Peter.
"Hai Peter Sayang. Kkok tumben datengin kelas aku? Kangen ya? Aku udah yakin, pasti kamu bakala..."
Belum sempat Laura menyelesaikan omongan nyelenehnya itu, Peter langsung menghempaskan tangannya dari Laura dan memotong perkataannya.
"Udahlah diam aja itu bacot lo ya, gue gasuka sama lo Laura. Oke? Disini gue Cuma mau ngingetin lo aja ya Laura Kusuma, plis dah gausah gangguin Cloudy dan MERASA gue itu MILIK elo! Kita ga pernah pacaran oke? Lo ga berhak ngelabrak siapapun, apalagi atas nama gue. NGERTI LO?"
Ucap Peter sejelas-jelasnya dengan menekan kata-kata tertentu wkwkwk.
Muka Laura langsung pucat pasi mendengarnya.
"Aku gapernah tuh ngelabrak Laura. Dia aja tuh yang ganjen, bikin mulut sama tangan akunya gatel buat datengin dia. Itukan buat kelancaran hubungan kita, Peter??"
"Oh, God, Plis ya Laura Kusuma. Kita itu GAK PERNAH pacaran. Lo harusnya malu sama diri lo sendiri. Disini seharusnya posisi elo yang disebut KEGANJENAN. Ngerti kagak lo? Dah." Ucap Peter penuh tekanan, sambil segera berlalu pergi.
Laura hanya terduduk malu di lantai, apalagi dia sudah terlalu banyak menyebar berita hubungannya dengan Peter, yang padahal hanyalah sebatas teman.

YOU ARE READING
YOU ARE A STRANGER.
Novela JuvenilKetika seseorang yang selalu menutup diri, takut untuk memulai memunculkan rasa cinta dihatinya lagi, kembali jatuh cinta, oleh sosok yang paling ditakutinya dalam cinta. Stranger. Yang selalu bisa datang dan pergi, setiap saat, saat dia siap, ataup...