"MAU ke mana sih Ai? Lagian kita juga udah jauh dari mereka." tanya Zilla heran, saat mereka sudah jauh dari kelas. Saat ini mereka sedang berjalan menuju kantin.
"Nyari calon pacar." ucap Aiza, lalu meninggalkan Zilla yang dibikin bingung olehnya.
Lalu Zilla mengejarnya, "Lo gila Ai? Mereka badboy sekolah, lo tinggalin gitu aja. Entar kalo kita bermasalah gimana?" tanya Zilla beruntun.
"Gak usah khawatir, ada si Algani kok. Gue yakin, dia yang ngasih tau kelas gue di mana. Jadi, dia aja yang tanggung jawab semisal geng kak Rama itu ngamuk." Zilla mengangguk, membenarkan apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu.
Setelah sampai di kantin, Aiza menoleh kanan kiri, mencari tempat duduk yang membuatnya nyaman. Dia lalu berjalan ke arah pojokan kanan. Aiza lalu duduk, disusul oleh Zilla.
"Mau makan gak? Gue traktir deh." kata Aiza, yang membuat Zilla tersenyum.
"Tumben, kesurupan tukang amal ya lo?" selidik Zilla.
"Mau apa nggak? Mumpung gue belum berubah pikiran." tawar Aiza sekali lagi.
"Gue mau bakso sama teh manis satu, pedesnya banyakin." Aiza mengangguk, lalu beranjak memesan.
Lalu Aiza kembali lagi, dengan makanan di napannya.
"Lah, kok nasi goreng sih Ai?" protes Zilla.
"Gue kan baru aja kena hukuman. Karena cape, gue gak perlu ribet - ribet buat ke pedagang yang berbeda, samain aja." Zilla mendengus. Menyesal, menyuruh Aiza. Tapi, tetap saja ia makan, mubazir.
Setelah sekian lama mereka makan, bel istirahat berbunyi. Kantin, dipenuhi oleh anak - anak yang kelaparan.
"Oh iya," tiba - tiba Aiza teringat sesuatu. "lo kenal Revan Finoval?" tanya Aiza.
"Tumben lo tanya tentang cowok, kenapa? Dia nembak lo?" tanya Zilla.
"Mau nya sih gitu, kan ganteng. Tapi bukan itu." jawab Aiza, lalu dia menoleh kanan kiri, agar pembicaraan mereka tak ada yang mendengar. "gue kemaren nolongin dia, pas lo udah pulang."
"Terus?"
"Pas udah ditolongin, dia kejedot tihang. Gue ngetawain dia, terus ngatain dia, gimana dong?" kunyahan Zilla terhenti. Lalu menatap Aiza horror.
"Lo serius?" Aiza mengangguk.
"Gue bilang juga apa! Kalo ngomong jangan seenak udel! Kan jadinya sekarang nasib lo kurang beruntung, kemaren lo buat masalah sama si Revan, terus sekarang lo buat masalah sama geng kak Rama, ckck." Zilla kembali memakan nasi gorengnya dengan santai.
"Gimana dong?"
"Entahlah, gue gak pernah bermasalah sama orang yang terlalu terkenal." jawab Zilla, lalu meneguk minumannya.
Setelah lama mereka makan, akhirnya makanan itu habis, berbarengan dengan minumannya.
Aiza lalu berdiri, "Mau ikut gak?" tawar Aiza.
"Ke mana?"
"Ikut aja." Aiza menarik lengan Zilla agar mengikutinya.
Sampailah mereka ke depan kelas 11 Mipa 2. Aiza akan menyerahkan tandatangan, hasil jerih payahnya pagi ini. Dia celingak - celinguk mencari seseorang. Tapi Aiza teringat sesuatu, dia tidak tahu nama perempuan osis tadi! Aiza menepuk dahinya pelan.
"Kenapa?" tanya Zilla.
"Gue gak tau nama anak osisnya. Gue juga rada lupa sih mukanya." ucapan Aiza polos, yang membuat dia dapat cubitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
22 Desember
Teen FictionMempunyai pacar ganteng, adalah impian semua perempuan. Sama seperti Aiza, dia juga menyukainya. Namun, entah ada angin apa, Aiza tiba-tiba harus menjadi seorang pacar bohongan dari kapten tim basket, yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Ka...