Special Chap (4)

262 28 9
                                    

warning : kita semua tau betapa dark-nya pemikiran Mafu, jadi ya... Gitu... Author juga butuh pelampiasan kok. Tapi dengan bikin fanfic :)

Dingin?

Kenapa rasanya dingin sekali?

Mafumafu membuka satu matanya saat tangannya meraba-raba kasurnya. Dirinya tergelak menyadari hilangnya keberadaan sang terkasih dari sisinya. Dia hendak duduk dan bangkit dari kasur untuk mencarinya, namun tiba-tiba dunia serasa berputar di sekitarnya, membuatnya ambruk kembali ke kasur dengan erangan kesakitan.

"Mafu? Apa yang kau lakukan?"

Tubuh tegang Mafumafu segera rileks mendengar suara sang terkasih dari luar kamar.

Pintu terbuka, dan terlihat sosok Soraru memasuki kamar dengan nampan berisi semangkuk sup dan segelas air hangat. Dia meletakan nampan tersebut di meja di sebelah kasur Mafumafu dan tersenyum kecil padanya,

"Aku bangun dengan udara terasa lebih panas di sekitarku. Awalnya kukira AC-mu mati, namun rupanya itu hanya dirimu yang terkena demam" Soraru berkata sebagai balasan terhadap pandangan bingung kekasihnya, "Kau bisa duduk dan makan sendiri? Atau harus kusuapin?"

"A- Aku bisa kok..." Mafumafu perlahan menaikan tubuhnya dan menggunakan headbed sebagai sandarannya tubuhnya. Dia menerima mangkuk sup dan sendok dari Soraru, berterima kasih atas makanannya, dan mulai memakannya, "Lihat? Aku bisa melakukannya sendiri... Aku tidak mau merepotkanmu..."

Karena aku sudah menjadi beban besar bagimu, Soraru-san.

.

Setelah Mafumafu menghabiskan makanannya, Soraru meletakan mangkuknya di nampan, kemudian menyodorkannya air hangat itu serta sebuah tablet obat demam, "Minumlah, dan setelah ini kau boleh istirahat lagi" ujarnya.

Mafumafu hanya bisa mengganguk lemah. Soraru benar, dia memang terkena demam. Tubuhnya terasa panas, dan mulai terasa tidak nyaman. Mungkin karena kepalanya sedang pusing saat itu, dia tidak memegang gelasnya dengan cukup erat sehingga itu terselip dari tangannya, menumpahkan seluruh airnya di selimut yang menutupi tubuhnya.

Mafumafu memekik, oleh rasa kaget dan panas yang mengenai kakinya, "Ma- Maafkan aku, Soraru-san! Aku tidak sengaja...!"

"Tak apa. Ini salahku yang membiarkanmu mengambilnya sendiri tanpa bantuan" Soraru tersenyum padanya dan mengulurkan tangannya pada Mafumafu, "Ayo, kita pindahkan dulu dirimu ke sofa supaya aku bisa membereskan kasurmu"

Dengan tertatih-tatih, Mafumafu berhasil berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofanya, hampir membanting dirinya sendiri. Soraru meletakan gelas hangat lainnya di meja di depan sofa sebelum dia beranjak ke kamar Mafumafu, tidak lupa untuk mengacak-acak surai silver Mafu dengan sayang, seakan-akan memberitaunya bahwa itu bukan salahnya.

Mafumafu berjuang untuk mengambil gelasnya dan meminum obatnya. Dia menghela nafas lega saat dia berhasil kali ini. Dia meraih plushie Mafuteru yang ada di dekatnya dan memeluknya erat ke dadanya, menguburkan wajahnya di kepala teru teru bozu tersebut.

Baka Mafumafu... Kau hanya semakin merepotkan Soraru-san saja... Bukankah kau sudah lihat bengkak di matanya kemarin? Dia menangis, dan rupanya untuk waktu yang lama juga. Menurutmu itu salah siapa dia menangis hah?

Mafumafu menggelengkan kepala dengan cepat, berusaha menyingkirkan suara kasar yang menggema di dalam kepalanya.

Kau sudah lihat kan komentar di YT kemarin? Yang tentang orang-orang menjelekkan Soraru-san itu? Itu semua karenamu. Kau segitu terkenalnya di mata mereka sehingga Soraru-san dianggap hanya "menumpang" di After the Rain. Apakah kau pernah berpikir betapa sakitnya itu untuk Soraru-san?

A Desperate WishWhere stories live. Discover now