3

391 29 14
                                    

" Lo kenapa sih, tiba-tiba marah gak jelas gini sama gue. Gue salah apaan sama lo?" tanya Siwon tak mengerti.

" Lo masih tanya apa kesalahan lo? Lo tanya sama diri lo sendiri. Dan satu hal, lebih baik lo gak usah urusin gue lagi, karena gue gak butuh perhatian dari cowok gak peka kayak lo!"

Hira berlalu meninggalkan Siwon dengan sengaja menabrak keras bahunya, sementara Siwon hanya bisa diam dan tak tahu harus berbuat apa.
**
Tari kembali ke kamar sang putra, setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Dan ketika masuk, Tari menemukan pemandangan yang sangat jarang ia temui, yakni Hiro yang tertidur di samping Cio, putra mereka.

" Kau sudah kembali?"

Suara langkah kaki Tari ternyata membangunkan Hiro, dan pertanyaannya hanya di jawab anggukan oleh Tari.

" Kau pulang lah, biar aku yang menjaga Cio di sini.  Kau juga butuh istirahat, karena aku tidak mau mendapat bentakan lagi dari ibumu karena melihatmu masih ada di sini..." ucap Tari seraya meletakkan selimut dan beberapa pakaian milik Cio di dalam lemari.

" Kau sempat pulang?" tanya Hiro ketika melihat pakaian baru milik Cio dan beberapa barang lainnya.

" Tidak. Aku tidak sempat pulang ke rumah. Siwon yang membawakannya untukku.."

" Ahh... Kekasihmu?"

" Terserah kau ingin menyebutnya apa..." jawab Tari yang sontak membuat Hiro di bakar api cemburu.

" Kau... Apa kau mulai terbiasa ketika aku menyebutnya sebagai kekasihmu?"

Tari berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakit ketika Hiro mencengkeram kuat lengannya. Tari membiarkan lelaki yang masih berstatus sah sebagai suaminya itu marah, tanpa berniat membela diri sedikit pun.

" Jika itu bisa membuatmu senang, maka aku akan menjawab ya. Lagipula aku mulai terbiasa dengan semuanya, dengan kemarahan tidak beralasan yang kau miliki untuk Siwon. Dengan kehadiran Siwon untuk anakku, karena disaat Cio membutuhkan seseorang untuk menemaninya bermain, Siwon selalu ada untuknya, dan bukan ayahnya!"

" Tari!" bentak Hiro.

" Ayah..." lirih Cio.

Pasangan suami istri itu menoleh bersamaan, dan saat itu pula, Siwon dan Hira masuk ke dalam kamar rawat Cio.

" Sudah cukup, yah. Jangan sakiti Bunda lagi.."

Tari mendekat ke Cio seraya menghapus air matanya, sementara Hiro diam tak berkutik ketika sang putra kembali memergokinya membentak sang Bunda.

" Tidak apa-apa, sayang. Ayah tidak memarahi Bunda kok. Kami baik-baik saja..." ucap Tari pada sang putra yang masih tampak lemas.

" Berhenti membohongi Cio, Bunda. Cio sudah tahu semuanya. Dan Cio sangat membenci Ayah. Ayah bukan lagi Ayah yang Cio kenal. Ayah Cio adalah orang yang baik dan lembut sama Bunda, bukan orang yang jahat dan suka membentak Bunda.."

Jedeeerrr... Perkataan Lucio membuat Tari dan Hiro bak di sambar petir di siang bolong. Begitu juga dengan Hira dan Siwon yang di buat bungkam oleh perkataan bocah berusia 6 tahun tersebut.

" Maafin Bunda, sayang..."

" Jika Ayah sangat ingin menceraikan Bunda, silahkan. Cio tidak melarangnya. Tapi setelah kalian udah resmi bercerai, biarkan Bunda menikah dengan paman Siwon.."

Hiro seketika menatap sang putra, begitu juga dengan Tari.

" Sayang... Kamu bicara apa? Ayah tidak akan menceraikan Bunda kok.."

" Lalu kenapa nenek memberikan ini pada Cio? Ini surat gugatan perceraian kalian kan?" tanya Lucio seraya memegang amplop coklat.

Hiro dan Tari sama-sama terkejut, begitu juga dengan Siwon dan Hira. Hira merasa kecewa dengan sang ibu, yang memberikan berkas itu kepada keponakannya.

" Sayang, ini bukan apa-apa..."

" Tolong jujur sama Cio, jangan ada yang di tutupin lagi. Ayah ingin menceraikan Bunda kan?" tanya Lucio seraya menatap dingin dan mengatupkan rahangnya keras pada Hiro.

Hira yang sudah tak tahan lagi, memilih keluar dan tak sengaja membanting pintu dengan keras, membuat Hiro dan Tari menoleh terkejut.

" Siwon?" ucap Hiro kaget.

" Maaf.. Aku harus segera menyusul Hira, sebelum dia mengamuk pada ibu kalian.." ucap Siwon seraya buru-buru meninggalkan kamar rawat Lucio.

Setelah Siwon pergi, perhatian Hiro dan Tari kini kembali pada Lucio. Hiro mengusap kasar wajahnya, sebelum...

" Tidak, sayang. Ayah tidak akan menceraikan Bunda..." ucap Hiro yang membuat Tari terkejut.

" Kalau begitu, sobek amplop coklat ini sekarang dan minta maaf sama Bunda..."

Hiro lalu mengambil amplop coklat itu, dan merobeknya di hadapan sang putra. Setelah itu, Hiro meminta maaf pada Tari atas semua kesalahannya.

" Tar, maafin aku kalau semua yang sudah aku lakukan selama ini menyinggung perasaan kamu, menyakiti perasaan kamu. Aku minta maaf..."

Lucio pun tersenyum ketika melihat sang Ayah meminta maaf pada sang Bunda, dan tak lama suara alat pendeteksi jantung Lucio berbunyi panjang dan garisnya tampak lurus.

" Cio... Sayang... Heeyy... Kamu dengar Bunda kan, sayang? Cio... Cio..." jerit Tari panik.

" Sayang, kamu tunggu sebentar, aku akan panggil Rimba kesini..." ucap Hiro.

" Cepat, Ro!!!! Cioo... Sayang..."

Hiro berlari secepat mungkin untuk mencari Rimba, dokter yang bertanggung jawab atas Lucio, sang putra. Hiro tak peduli dengan berapa banyak orang yang ia tabrak, karena yang ada di otaknya saat ini adalah keselamatan sang putra. Hiro terus berlari menelusuri seluruh area rumah sakit, sampai akhirnya berhasil menemukan Rimba di laboratorium bersama sang istri, Sasya, dan juga Andra, sahabat Hiro.

" Rimba... Tolongin Cio..." ucap Hiro dengan nafas terengah-engah.

" Tenang dulu, Ro. Ada apa? Cio kenapa?" tanya Rimba heran.

" Tiba-tiba aja detak jantung Cio berhenti. Rim, tolongin anak gue. Please..."

" Astaghfirullah..."

Mereka berempat pun lantas berlari menuju kamar rawat Lucio di lantai 3 tanpa menggunakan lift. Raut wajah Hiro sudah sangat panik, hingga Andra harus terus menenangkan sahabatnya itu.

" Rimba... Tolongin Cio!!!" jerit Tari begitu melihat Rimba datang.

" Tar, kamu tenang dulu ya. Biar aku periksa keadaan Cio dulu..."

Sasya lalu menenangkan Tari, bersamaan dengan Andra yang terus menenangkan Hiro. Keduanya cemas dan panik, hingga tanpa sadar menangis.

To be continued...

Apakah Rimba berhasil menyelamatkan Lucio? Dan apa yang akan Hira lakukan kepada sang Ibu? Mampukah Siwon mencegah tindakan nekat Hira?

Anak Langit (Tears)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang