5

381 27 8
                                    

Hira tidak bisa lagi menahan amarahnya, dan menyeret Tasya bagaikan binatang.

" Heh... Pelacur murahan, lo dengar gue baik-baik ya.. Jangan pernah berpikir untuk menghancurkan keluarga kecil Hiro lagi dan kalau lo sampe berani menyentuh keponakan gue lagi, gue bakal benar-benar habisin lo. Kali ini gue gak main-main sama perkataan gue!!"

Hira lantas mendorong kasar Tasya, hingga perempuan murahan itu meringis kesakitan. Kejadian tersebut di saksikan oleh banyak pasien dan keluarga pasien, membuat Tasya dan Hariman merasa di permalukan dan akhirnya memilih pergi.

" Cabut lo berdua dari sini, gue muak liat muka sok cantik dan sok baik kayak lo!" teriak Hira.

Hiro kembali masuk untuk memeriksa kondisi Lucio, sementara Hira terduduk lemah di salah satu kursi. Siwon lantas menghampirinya.

" Aaarrggghhh..."

Hira menjerit marah, karena tidak terima atas apa yang sudah mereka lakukan di dalam.

" Ikut gue yuk..."

" Kemana?"

Siwon tak menjawab dan hanya mengajak Hira pergi ke suatu tempat, yang ternyata adalah rooftop rumah sakit. Hira menatap bingung pada Siwon.

" Gue gak tahu apa yang akan gue lakukan ini benar atau salah, tapi yang pasti gue melakukanya karena gue merasa gue harus melakukannya. Maafin gue, Ra... " ucap Siwon sebelum mencium bibir mungil Hira.

Hira yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa membulatkan matanya sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ini pengalaman pertamanya berciuman, dan Siwon merebut first kissnya dengan cara yang menurutnya sangat mengejutkan.

Siwon melumat lembut bibir Hira. Siwon meraih wajah Hira agar ia lebih mudah menjamah bibir ranum nan menggoda itu. Ia mulai menjilati bibir Hira, namun Hira masih diam tak berniat merespon, ia justru masih sibuk berfikir. Siwon tak peduli, ia terus melumat bibir Hira makin intens bahkan tanpa ragu ia mendekap tubuh Hira agar lebih menempel padanya. Lama-lama Hira mulai memahami permainan bibir Siwon. Ia bahkan mulai mencoba membalas setiap lumatan Siwon pada bibirnya.

Ia mengalungkan lengannya ke leher Siwon agar mereka makin dekat.

" eeuuugghh..." Hira melenguh pelan, ketika Siwon menggigit bibirnya.

Kesempatan ini tentu saja tak disia-siakan Siwon. Ia segera memasukkan lidah panjangnya ke dalam mulut Hira dan mengajak benda kenyal tak bertulang bertarung di dalam mulutnya.

"eeuungghh.. eunngh.. aahh..."

Tubuh Hira melemas seiring dengan meningkatnya intensitas ciuman mereka. Jika saja Siwon tak memeluknya, Hira yakin ia akan jatuh merosot ke lantai.

Sekian lama mereka berpagutan sampai akhirya Siwon merasakan pukulan pelan di dadanya. Ia tahu Hira sudah lelah dan kehabisan nafas. Ia melepaskan ciumannya perlahan.

" hhh... hh...hhhh…" deru nafas Hira yang terengah membuat Siwon sebenarnya tak sabar ingin kembali melumat bibir Hira, tapi ia mencoba bersabar dan mengendalikan dirinya.

Siwon menatap lekat wajah Hira, membuat dokter cantik itu segera mengalihkan wajahnya yang pasti sudah semerah kepiting rebus.

" Maaf kalau gue baru menyadari perasaan itu sekarang, Ra... Gue emang cowok paling tolol di dunia ini, karena terlambat untuk sadar kalau sebenarnya gue cinta sama lo. Lo mau kan nerima cinta gue, Ra?" tanya Siwon tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari wajah Hira.

" Eum... Gue... Gue harus balik sekarang, soalnya Hiro dari tadi telpon terus. Bye..."

Hira yang gugup pun seketika berlari meninggalkan Siwon seorang diri di rooftop, membuat Siwon tertawa gemas melihat sikap Hira yang terlihat sangat gugup.

Saking gugupnya, Hira sampai tak lihat-lihat jalan sampai tak sengaja menabrak Hiro yang sedang membawa berkas penting.

" Astaga, Raaa... Lo jalan liat-liat kali. Kenapa sih? Gak biasanya lo kayak gini..." tanya Hiro dengan raut wajah heran.

" Sorry, bro. Sorry... Gue gak sengaja.." jawab Hira pelan.

" Lo kenapa sih? Gugup gitu, kayak orang abis ketahuan maling sesuatu..."

" Siwon... Dia nyium gue, Roooo...." jerit Hira.

" WHAT???? SIWON NYIUM LO???"

Hira berjengit kesal dan membungkam mulut Hiro dengan tangannya, sedangkan Hiro berkali-kali memukul pelan tangan Hira.

" Haahh... Lo mau bunuh gue? Mana tangan lo bau banget lagi.."

" Lagian lo keras banget ngomongnya.."

" Sorry, gue kaget aja, Ra. Tapi seriusan, Siwon nyium lo? Terus gimana?"

" Dia nembak gue, Roo... Tapi gue belum bisa jawab. Gue gemeteran nih..."

" Yah... Kenapa belum lo jawab? Cowok itu butuh kepastian. Kalau lo gak ada kasih jawaban ke Siwon, nanti yang ada dia malah oleng ke cewek lain. Tasya mungkin.."

" Andwaeyo..."

Hiro tertawa melihat raut cemas di wajah sang kakak, sampai fokusnya terganggu oleh Sasha yang berlari menghampiri mereka berdua.

" Ro... Lo harus pulang sekarang. Tadi bi Aah telpon sambil nangis-nangis.." ucap Sasha.

" Bi Aah telpon sambil nangis? Ada apaan ya?"

" Gue juga gak tau, tapi yang jelas ini soal Tari.." ucap Sasha yang sontak membuat Hiro memucat hebat.

Tanpa babibu, Hiro memberikan berkasnya pada Hira dan berlari gitu aja meninggalkan sang kakak tanpa pamit. 

" Tari pulang ke rumah, Sha?" tanya Hira.

" Iya, Ra. Gue dan Hiro yang suruh. Lagipula Tari juga butuh istirahat kan..."

" Ya udah, gue ke kamar Cio dulu deh.."

" Oke. Gue juga sekalian mau pulang, soalnya gue baru dapat shift siang lagi. Gantian sama Rimba.."

" Oke. Salam ya buat Arga, dari tante Hira yang cantik..."

" Pasti. Nanti gue sampein ke Arga. Ya udah, gue cabut duluan ya. Assalamualaikum.."

" Waalaikumsalam... Hati-hati, Sha..."

Sepeninggal Sasha, Hira pun beranjak menuju kamar rawat Lucio, dan terkejut mendapati Siwon berada di sana.

" Si-Siwon... Lo ada di sini juga?" tanya Hira gugup.

" Kenapa? Lo gak suka gue ada di sini gitu? Ya udah, gue cabut aja kalau gitu.." ucap Siwon yang langsung di tahan oleh Hira.

" Bukan gitu. Tapi makasih ya, lo udah mau nemenin Cio.."

" Santuy. Cio kan calon keponakan gue..."

" Ca-calon keponakan?"

" Heum.. Karena tantenya Cio yang cantik ini akan segera menjadi istri gue..." bisik Siwon, membuat wajah Hira semerah tomat.

Melihat wajah Hira yang merah abis, Siwon pun tersenyum dan terus menggoda kakak kembar Hiro itu.
****
Sesampai di rumah, Hiro mendapati banyak bercak darah berceceran di lantai. Perasaan cemas dan panik pun seketika menguasai diri Hiro, terlebih melihat Bi Aah yang tak henti menangis sejak tadi.

" Tari dimana, bi?"

" Non Tari ada di kamarnya aden Cio, den.."

Tanpa babibu, Hiro bergegas menuju kamar Cio, yang lantainya juga terdapat banyak bercak dan tetesan darah segar.

To be continued...

Ada apa dengan Tari? Apa yang terjadi dengannya?

*sorry kalau lebih banyak ke Hira dan Siwon di chapter ini. Hehehe... 😁😁🙏🙏🙏

Anak Langit (Tears)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang