Apa yang akan kalian definisikan tentang hujan? Air yang mengalir? Air yang datang beramai-ramai? Atau...malah kenangan?
Memang sebagian orang menyimpulkan bahwa hujan itu diibaratkan sebagai kenangan. Tapi tanpa hujanpun kita bisa membuat kenangan kan? Tapi mengapa harus hujan?
Sore ini sekitar pukul 14:48, hujan masih begitu sangat terlihat. Sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi. Pelajar SMA Vaganza pulang pada jam 3 sore. Sebenarnya setengah tiga tapi karena ada sesuatu hal mengharuskan siswa-siswi pulang pada waktu yang telah ditentukan. 3 sore.
"Aishh, kapan hujan brenti?"
Seorang lelaki itu tampak menampilkan wajah cemberutnya karena hujan belum reda juga. Ia menoleh kesamping. "Sen, apa yang lo lakuin pas hujan?" Tanyanya kepada teman sebangkunya. Sena.
Sena berpikir sejenak. "Tidur terlentang ditengah derasnya hujan" jawabnya yang keliatan ngawur.
"Gue serius ogeb!" Miko nama lelaki itu menoyor kepala Sena. Sena mendelik kesal. "Gue juga serius!"
"Lah lu serius? Ngapain coba tiduran gitu?"
"Pengen aja" sahutnya membuat darah Miko naik.
Miko menghela nafas jengah. "Gue telen juga lu Sen!"
"Nggak bisa kali Mik" sahut Sena.
Miko diam saja. Ia menopang dagu sambil melihat ke arah jendela. Melamun hingga belpun terdengar.
"Gue pulang pake apa coba Tuhan"
"Pake kaki lo lah Mik. Suka nggak mikir deh lo"
"Diem ya diem!"
Sena terkekeh lalu menepuk bahu Miko satu kali. "Gue duluan"
"Sana-sana. Pergi dah nggak ada yang bakal nyegat lo juga"
"Yee pede amat lo mau gue tumpangin"
Miko kesal dan memutar bola matanya malas. Ia melirik Ivey yang belum pulang bersama dengan Ilvi yang masih disampingnya.
"Vey, lo balik sama siapa hari ini?"
"Bareng Ilvi, soalnya kakak Ivey ada urusan sama kakak Miko"
"Sama kakak gue?"
Ivey mengangguk.
Miko membayangkan beberapa jam yang lalu.
"Mik,hari ini lo balik sendiri ya"
Miko dan ketiga kakaknya tak sengaja berpapasan dikantin sekolah.
"What? Pake apa? Dengkul?"
Rana mengangguk polos. "Terserah elo sih, gue mah nggak mikirin" ujarnya jahat.
"Njir, kakak gue emang kaya kampret semua!"
"Maap nggak kedengeran,mendadak budeg" kata Rara dengan memainkan kukunya, santai.
Miko menghela nafas kasar. "Beneran nih kak, gue pulang pake apa?" Miko mencoba menarik simpati dari kakaknya.
Namun, Miko hanya mendapatkan putaran bola mata malas dari ketiga kakak kampretnya.
"Nih, gue kasih goceng buat lo buat ngangkot" Rara menyodorkan uang lima ribu kepada Miko.
Sumpah ya, uang segitupun dirinya ada dan tak butuh pemberian kakaknya. Yang dibutuhkan Miko adalah cukup pulang dengan selamat bersama ketiga kakaknya.
"Kak, gue gak butuh astaga! Beneran loh kak, gue pulang pake apa?"
"Miko,dengerin gue. Kita itu lagi sibuk hari ini, jadwalnya padet banget" Rana memperjelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(2) Brother Vs Sister
Teen Fiction[ON GOING and SLOW UPDATE] SEBELUM BACA, FOLLOW DULU BOLEH? Dont copy my story^^ [CERITA INI DILANJUT DI AKUN LARASR_) Hanya seputar kisah dua remaja bernama Miko Eldinawinata dan Revallina Iveyla Wirayudha yang memiliki kakak kembar tiga. Kakak dar...