"Kita udahan aja ya Lucas,"
Pria di depannya yang tadinya tengah berniat menyesap minumnya langsung mendongakkan kepalanya menatap kekasihnya itu dengan terkejut
"Maksud kamu apa sih Yuqi, gak usah bercanda." Kata Lucas galak
Yuqi tersenyum tipis dan menatap kearah mata Lucas tepat, "Iya, kita putus aja. Kamu bilang aku gak ngertiin mimpi dan hobi kamu, aku cuma jadi penghalang aja kan. Jadi ayo kita udahin aja hubungan inu supaya kamu bisa ngejar apa yang kamu mau tanpa ada penganggu kaya aku." Ujar Yuqi
"Yuqi, bukan gitu maksud aku. Kemaren aku cuma ngomong asal karena marah, Yuqi sayang jangan gini, kamu tau kan kalo aku sayang sama kamu." Lucas mengenggam tangan Yuqi dengan erat
"Kita udah gak bisa sama-sama lagi Cas, kalo dipaksain kita cuma bakal saling menyakiti. Jadi kita selesaiin aja di sini, sukses terus ya karirimu, kita tetep sahabat kok. Makasih buat semuanya, aku pulang dulu," Yuqi meraih tas tangannya dan berlalu dari Cafe, meninggalkan Lucas yang masih terpaku tidak percaya. Ia mengacak rambutnya dengan frustsi, ada banyak penyesalan yang mulai muncul satu persatu
"Yuqi, i love you, i'm sorry." Gumamnya dengan nada sedih sambil menatap lemon tea milik Yuqi yang tersisa setengah
Yena berjalan riang membawa kotak bekal, ia baru saja pulang ke Rumah dan membuatkan bekal makanan untuk YohanYena baru saja berniat membuka pintu ruangan dimana Yohan di rawat, namun tangannya tertahan ketika mendengar suara isakan di dalam sana
Yena mendorong pintu sedikit dan mengintip, mendapati Yohan tengah menangis dengan pilu di dalam sana, wajahnya ia sembunyikan di dalam lipatan tangannya
Ah, Yohan berusaha terlihat baik-baik saja di depannya. Hingga Yena sejenak lupa jika ternyata Yohan memang sehancur itu
Yena merasakan dadanya sesak, ia buru-buru kembali menutup pintu dan hampir memekik ketika berbalik menemukan Naeun yang tengah melipat tangan di depan dadanya dan menatap Yena dengan sinis
"Liat kan apa yang lo lakuin ke Yohan? Lo ngancurin mimpi dia? Apa lo tau gimana kerasnya Yohan latihan selama ini buat ikut lomba itu dan bikin bangga Ayahnya, gara-gara kecerobohan lo mimpi Yohan harus hancur!!" Setelah mengatakan itu, Naeun berbalik pergi, meninggalkan Yena yang langsung berjongkok dan menangis dalam diam
"Yena, lo tuh emang kebiasaan banget tau gak! Ini jaket lo keting--"
"Lah? Lo kenapa nangis?" Hangyul yang berniat mengembalikan jaket Yena yang tertinggal di mobilnya langsung menghampiri gadis itu dengan panik, tadi memang ia menawari Yena untuk mentantar gadis itu ke Rumah Sakit saat melihat gadis itu berdiri di depan Rumahnya berusaha mencari ojek online yang mau menerima orderannya
Hangyul memegang bahu Yena dan mendirikan gadis itu hingga ia bisa melihat wajah Yena yang sudah basah dan sembab, Hangyul langsung menarik Yena ke dalam pelukannya
"Hangyul, gue ngancurin mimpi Yohan. Gue cuma penghalang di hidup Yohan." Gadis itu terisak, Hangyul cuma bisa menahan sesak di dadanya, kesedihan Yena selalu membuatnya selalu merasa lebih sedih
"Yena jangan gini," Hangyul mengeratkan pelukannya pada gadis di depannya ini
"Gue harus gimana Gyul? Gue harus gimana biar Yohan bisa ceria lagi, kenapa kemaren gak gue aja sih yang jatuh,"
"Kalo sampe lo yang jatuh kemarin, gue yang bakal nonjok Yohan karena gak bisa jagain lo." Kata Hangyul
Yena melepas pelukan Hangyul dan menatap pria di depannya dengan datar
"Iya habis itu lo yang gue bikin babak belur ya." Kata Yena kesal, Hangyul cuma mencebik mendengarnya
"Dah, ini sekarang lo mau masuk ke dalam apa mau ikut gue balik aja?" Tanya Hangyul
Yena menatap ragu kearah kamar tempat Yohan di rawat, mungkin karena efek kelelahan menangis, Yohan sudah tertidur lelap
"Bentar gue mau naruh ini dulu, lo tunggu parkiran dulu aja sana." Perintah Yena
"Dih ngatur-ngatur," ujar Hangyul kesal, tapi tetap berbalik pergi kembali menuju parkiran. Yena sendiri juga langsung masuk ke dalam ruangan itu dan meletakkan kotak bekal di tangannya ke atas meja yang ada di samping ranjang Rumah Sakit tempat Yohan tertidur, lalu ia mendekat kearaj ranjang dan menatap wajah Yohan yang masih terlihat jejak air mata
Yena mengenggam erat tangan Yohan, "Maaf ya Yohan, maaf aku ngehancurin mimpi kamu. Seharusnya dari awal kita emang gak bareng, please always be hapy Yohan. Tolong lakuin rehabilitasi dengan baik dan kejar lagi mimpi kamu, aku gak akan jadi batu sandunganmu lagi. See you when i see you Kim Yohan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dumb & Broke [ 99 Line ] ✅
FanfictionYeah, we're just young, dumb and broke high school kids ©Lintangapsc, Oktober 2019 Cover by @Mymimbulus