Tentang Janji yang Diingkari

1.4K 205 11
                                    

"Yena maafin aku ya," kata Yohan menyusul Yena yang buru-buru keluar Kelas begitu bel pulang Sekolah berbunyi

"Aku gak marah Yohan," kata Yena menghentikan langkahnya lalu tersenyum tipis pada pria di depannya

"Yena," gumam Yohan jadi frustrasi sendiri

"Yohan, taekwondo itu mimpi kamu. Sebagai pacarmu ya yang bisa aku lakuin tuh dukung kamu, aku gak mungkin nyuruh kamu lebih milih jalan sama aku dibanding latihan, itu namanya aku jahat, aku egois." Kata Yena

Yohan membenci dirinya sendiri ketika gadis di depannya berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja, ia selalu berusaha tersenyum seperti ini saat harusnya yang ia lakukan adalah marah pada Yohan yang sudah berkali-kali mengikari janjinya

"Yohan," Yena dan Yohan sama-sama menoleh mendapati gadis dengan seragam taekwondonya, ia bersandar pada tiang dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada, wajahnya terlihat datar menatap dua orang itu

"Kamu dari tadi dicariin sama Saboeum, kita harus mulai latihan." Kata gadis bernama Naeun itu

"Tuh kamu udah dicariin, sana cepet pergi latihan." Kata Yena masih tersenyum dan berusaha mendorong Yohan

"Seenggaknya aku anterin kamu pulang ya? Hangyul hari ini kan lagi gak masuk, kamu gak bisa minta anterin dia pulang, dan aku gak mungkin biarin kamu pulang sendirian." Kata Yohan sambil mengenggam tangan Yena

"Aku bisa minta jemput sama Bang Uyon kok, kamu cepet latihan sana. Nanti kamu dimarahin sama saboeum." Kata Yena sambil melepaskan tangan Yohan pelan lalu berjalan pergi melewati gadis berseragam taekwondo yang sejak tadi hanya diam memperhatikan keduanya

"Yena," kata Yohan berusaha menyusul pacarnya itu, namun Naeun buru-buru menahan lengan Yohan

"Kamu mau kemana? Pacarmu juga udah ngasih izin kamu buat latihan kan, ayo cepet ke ruang latihan sebelum saboeum marah."

"Naeun lepasin," kata Yohan

"Han, kamu denger kan apa kata saboeum kemaren, peforma kamu akhir-akhir ini tuh lagi turun banget. Kamu terancam gak bakal jadi ikut asian game kalo di penyisihan besok kamu gak menang. Kamu mau ngecewain Ayahmu? Bukannya kamu udah janji sama dia?" Kata gadis itu lagi yang langsung membuat Yohan terdiam

Akhirnya ia mengangguk dan melangkah menuju ruang latihan, "Maafin aku Yen," gumam Yohan sambil menghela nafas berat

Yena sendiri kini sudah  berjongkok menangis terisak di taman belakang yang sepi, jadi Yena bisa menangis sepuasnya di sini tanpa perlu takut ketahuan oleh siapapun

Yena sendiri kini sudah  berjongkok menangis terisak di taman belakang yang sepi, jadi Yena bisa menangis sepuasnya di sini tanpa perlu takut ketahuan oleh siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyewon berdiri di depan kulkas di salah satu minimarket, terlihat tengah berpikir serius kira-kira minuman apa yang akan ia beli

"Udah minum air mineral aja," kata sebuah suara tepat di samping telinga Hyewon, gadis itu menoleh dan langsung berhadapan dengan wajah Hangyul yang begitu dekat

Gadis itu memekik pelan sebelum akhirnya menjauhkan wajahnya dengan panik, yang malah membuat kepalanya terbentur pintu kulkas yang tadi terbuka, yang langsung membuat Hyewon meringis kesakitan "Eh, kaget banget ya? Sorry," kata Hangyul panik sambil ikut mengusap kepala Hyewon yang tadi terbentur

Mereka akhirnya membayar belanjaan mereka di kasir, Hangyul yang merasa bersalah akhirnya mentraktir Hyewon, walau yang gadis itu beli hanya sebotol air mineral dan satu bungkus tepung bumbu pesanan Ibunya, Hyewon dan Hangyul kini duduk di depan minimarket, dengan Hyewon yang asyik meneguk air mineralnya, dan Hangyul yang asyik memakan ice cream coklatnya

"Kok lo bisa sampe sini?" Tanya Hyewon sambil menutup botol air mineralnya

"Habis ada urusan di sekitar sini," jawab Hangyul tanpa mengalihkan tatapannya dari ice cream ditangannya

"Lah, lo sendiri kok bisa di sini?" Tanya Hangyul ganti

"Gyul, ini area perumahan gue kalo lo lupa." Kata Hyewon menatap Hangyul jengah, Hangyul sendiri malah menyengir lebar. "Hehe iya ya, baru inget gue."

"Habis ini mau kemana lo?" Tanya Hangyul lagi

"Gak kemana-mana sih, gue ke sini kan sebenernya beliin pesenan Ibu doang." Kata Hyewon

"Ntar gue anterin aja, dari pada lo jalan kaki, panas gini cuacanya. Ngomong-ngomong Ibu apa kabar? Gue kangen nasi gorengnya," kata Hangyul

"Baik kok, mampir dong. Gue kan udah nyuruh lo sama Yena mampir," kata Hyewon

"Ah, kalo ngajak Yena mah nanti dihabisin sama tuh anak semua nasi gorengnya." Ujar Hangyul

Lalu obrolan mereka mulai mengalir, membahas tentang anjing tetangga yang suka mengejar mereka dulu, tentang Yena yang jatuh dari pohon karena nekat ingin mengambil buah mangga di rumah Hangyul, dan tentang kenangan masa lalu mereka

Ponsel Hangyul berbunyi nyaring, pria itu menggerutu sambil mengelap tangannya yang penuh bekas ice cream dengan asal. Dahinya mernyengit mendapati nama Yohan di sana

"Apaan?" Tanya Hangyul begitu mengangkat panggilanya

"Yena udah sampe Rumah apa belum Gyul?" Tanya Yohan

Dahi Hangyul mernyengit, "Kok tanya gue? Bukannya lo berdua hari ini mau jalan?"

"Gue harus latihan taekwondo makanya rencanya gagal lagi, tadi waktu gue mau anterin dia pulang dia gak mau dan bilang bakal minta jemput sama Bang Seugyoun, lo kan tetangganya, tolong cek dia udah di Rumah apa belum. Dia gue chat dari tadi gak dibales, gue khawatir,"

Hangyul berdecih keras, "Mau berapa kali lo ingkarin janji lo ke Yena? Berapa kali lo mau bikin kecewa Yena? Gue udah bilang ya Han buat gak bikin sahabat gue nangis, kalo lo gak becus jagain dia mending lo jauh-jauh dari dia," kata Hangyul lalu segera memutus sambungan telfonnya bahkan sebelum Yohan membalas

Hangyul melempar ice cream nya asal, "Sorry Won, gue mau nyari Yena dulu." Kata Hangyul buru-buru menuju motornya dan melajukannya dengan kencang

Hyewon sendiri tanpa sadar menunduk lesu, ada rasa tidak rela dan sesak pada dadanya

"Apaan sih Hyewon, emangnya apa sih yang lo harepin. Die jelas balal milih Yena dibanding lo." Gumamnya dengan sendu lalu berjalan gontai kembali ke Rumahnya

" Gumamnya dengan sendu lalu berjalan gontai kembali ke Rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Dumb & Broke [ 99 Line ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang