Chapter 15 - Confess

798 117 14
                                    


Waktunya aku harus memilih. Antara kau yang tak bisa kugapai, atau karirku di tengah gelimang dunia.

🌸🌸🌸

Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu Anna muhammadar rosulullah

Jae Hyun terdiam melihat seseorang yang memasuki islam di video. Sedetik kemudian ia terkekeh, ia sendirian di dorm dengan laptop di kamar tanpa melakukan hal berguna. Melihat hal yang tak perlu ia lihat. Jae Hyun sendiri bingung, dari sekian banyak video di youtube, kenapa ia harus melihat video seorang mualaf.

Sungguh. Sampai Aisyah meneleponnya.

Benar-benar seorang pecundang. Pecundang sejati. Mengakui perasaannya saja sudah seperti kesalahan besar tanpa ampun.

Ia lalu menghela napas, melihat keyboard di sampingnya, rak buku dengan isi kaset jadul.


Bagaimana kalau memainkan kaset jadul yang berisikan musik klasik tahun tujuh puluhan? Not bad.

Tidak dengan memutar LP itu ketika ia menemukan bros yang tak asing di rak bagian surat dan gambar para fans itu. Bros pita milik Aisyah membuat mood yang ia bangun kembali pecah.

Jae Hyun mengambil air di dapur. Ia haus. Mungkin sedikit air bisa menjernihkan pikiran. Tak lama, ia mendapati Tae Yong di samping yang bediri seraya melipat lengannya di dada.

"Oh, hyung. Kalian sudah pulang?" Jae Hyun tersenyum kecil.

Tae Yong memandang Jae Hyun lelah. "Apa yang akan kau lakukan setelah semua ini terjadi?" ia menghembuskan napas.

Jae Hyun diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa karena memang ia tidak tahu. Semua keputusan seakan menghujamnya dan semua orang seolah menghakimi perasaannya yang salah.

Jae Hyun akui, ia bodoh. Ia terlalu bodoh, hingga mengalah pada perasaan yang dianggap cinta itu.

"Aku sudah bilang padamu, jangan dekati dia. Dan kau sekarang sudah tau hasilnya," dumel Tae Yong masih dengan lelahnya.

Hari ini NCT 127 terpaksa tampil tanpa Jae Hyun dan terpaksa bungkam di depan semua media atas skandal Jae Hyun.

Jae Hyun membungkuk penuh sesal. "Maaf. Salahku karena masuk ke dunianya, aku semakin menyukainya. Aku pikir, hari itu hari terakhir aku bertemu dengannya karena aku akan fokus pada karirku. Tapi, semua muncul ke publik."

Tae Yong merasa keberatan melihat Jae Hyun membungkuk di hadapannya. Ia menangkap bahu Jae Hyun dan membuat posisi pria itu berdiri tegak. Memandang Jae Hyun penuh khawatir.

Tae Yong memalingkan muka, menutup matanya. "Jadi, kau mau keluar dari sini setelah semua itu?" tanya Tae Yong pasrah.

Mata Jae Hyun sedikit terbelalak. "Hyung, kenapa kau bertanya begitu?!" lirihnya.

"Jae Hyun hyung..., kau akan keluar dari NCT?"

Jae Hyun menoleh, melihat Mark yang masuk ke dapur.

"Mark ...," gumam Jae Hyun pelan. Ia berusaha untuk tenang dan biasa saja. "Tidak, tentu saja tidak Mark. Kau salah dengar. Maksud Tae Yong hyung, aku harus keluar untuk membersihkan meja TV yang berantakan tadi. Tae Yong bilang dia sampai melihat kecoa disana."

Mark menggeleng, menolak ucapan Jae Hyun yang kurang sinkron. "Hyung, please. I'm not a kid anymore. I know what you're talking about. Now."

Tae Yong menepuk bahu Jae Hyun pelan, wajahnya memperlihatkan kekecewaan yang mendalam. "Jae Hyun-ah. Jawablah pertanyaanku di depan mereka."

🌸🌸🌸

Semua aktivitas di ruang utama dorm terhenti ketika Jae Hyun keluar dari dapur setelah Tae Yong disusul Mark.

Yuta yang sedang berebut konsol game dengan Win Win spontan terdiam. Tae il pun yang baru saja akan menghuap popcorn ke mulutnya seketika terdiam. Hae Chan yang sedang memainkan teka teki silang pun mendongak.

Jung Woo pun yang tertidur, dicubit bokongnya oleh Do Young. Ia terbangun dan menegur Do Young, yang justru membuatnya diam ketika disuruh menoleh.

Dan Johnny yang keluar dari kamar mandi sehabis mandi, diam di tempat.

Tak ada kata yang Tae Yong ucapkan selain duduk bersama Mark di karpet dekat Yuta dan Win Win.

Hening, pusat perhatian tertuju pada Jae Hyun. Suasananya tidak mengenakan. Melihat mereka, Jae Hyun tau mereka menunggu pengakuannya tentang semua yang terjadi hari ini.

"Semua... " Jae Hyun memulai pembicaraan di depan.

Tanpa basa basi, ia membungkuk di depan teman-teman seperjuangan.

"Aku mengakui kesalahanku. Aku minta maaf sebesar-besarnya atas hari ini."

Semua member masih diam. Entah kesal pada Jae Hyun, entah menunggu perkataan Jae Hyun. Yang jelas, mereka kecewa karena sikap Jae Hyun.

Mereka juga harus merelakan tambatan hati mereka demi debut yang selama ini diimpikan. Tapi Jae Hyun, seolah membuat apa yang telah mereka relakan sia-sia hanya dalam sehari. Ya, membangun sulit tapi merobohkan itu mudah.

Jung Woo angkat bicara. "Jadi, soal ibumu yang sakit... "

"Itu semua bohong. Saat aku pergi berbelanja, aku bertemu dengannya. Aku pergi ke Itaewon sementara Tae Yong hyung pulang. Maafkan aku," lagi-lagi Jae Hyun membungkukan tubuhnya. Ia benar-benar memohon maaf. Bagaimana pun, inilah resiko yang harus dihadapi.

Win Win terperangah. "Itu artinya Tae Yong tahu tapi kau tidak memberi tahu kami?"

"Kenapa kau tidak jujur pada kami, Jae Hyun-ie? Kami keluargamu," sela Johnny sedih. Padahal sejak awal Johnny sudah menduga Jae Hyun memiliki perasaan pada Aisyah.

"Maaf...," hanya kata itu yang keluar dari mulut Jae Hyun.

"Kau orang yang nekat, hyung." cibir Hae Chan.

"Ahh.. Maaf selera makanku jadi hilang," Tae Il beranjak seraya membawa popcorn itu ke kamarnya.

"Jae Hyun, jawab pertanyaanku," Tae Yong mengingatkan.

Jae Hyun memejamkan mata, ia berdiri tegak, sesaat mengulum bibirnya. Dengan perasaan gundah melihat mereka.

Jae Hyun berusaha tersenyum. "Aku sekalipun tidak ingin keluar dari NCT, hyung. Aku ingin melihat masa depan bersama kalian."

Tapi kini Jae Hyun ragu atas ucapannya. Benarkah ia akan tetap tinggal?

Bersambung
27 Maret 2020

Don't forget to click 🌟 if you wanna read next chapter
Thank you~

*stay safe, teman2 semoga virus corona ini cepat selesai. Jangan lupa jaga kesehatan.. Berikhtiar dan tawakal

Oh My Aisyah! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang