Umur sebelas tahun, ChanBaek sama HunHan ngebangun sebuah rumah pohon di belakang rumah mereka. Iseng aja sih, supaya Minho sama Jisung ada tempat main, kasian juga mereka mainnya di dalem rumah mulu.
Jisung sama Minho yang dikasih tau kayak gitu, auto girang lah, Jisung yang punya markas persembunyian dan Minho yang punya tempat bersantai buat baca baca novel. Iya Minho kerad, anak kelas lima SD tapi bacaannya udah novel. Itu yang dulu bacanya komik seribuan mah diem aja.
Dan bener aja, belakangan ini Jisung sama Minho lebih sering ngehabisin waktu di sana selama pulang sekolah sampek sore.
"Eh Ho, mendung nih." ucap Jisung yang lagi numpuin tangannya di jendela kotak yang ada di rumah pohon tersebut. Tempat di sini cukup luas lah untuk ukuran anak seumuran mereka, ada sebuah balai yang diatasnya dikasih kasru lipet, sengaja buat istirahat.
Minho kemudian ngehentiin aktivitas membacanya kemudian noleh juga ke jendela, di luar beneran lagi mendung, pantes aja udaranya kerasa dingin.
"Iya, mau balik ke rumah?" tanya Minho sambil nutup bukunya.
Jisung menggeleng kemudian kembali natep langit mendung yang bentar lagi bakal turun hujan.
"Gak Ho, aku mau di sini aja."
"Yaudah aku temenin." Minho kemudian berjalan ngedeketin Jisung dan ikutan ngeliatin langit di atas sana, dagunya dia tumpuin di pinggiran jendela.
"Jisung laper gak?"
"Laper."
Btw, ini mereka masih makek seragam sekolah loh, sepulang sekolah tadi mereka langsung ke sini tanpa ngeganti pakaian dulu. Ngomong ngomong, rumah pohon itu juga merupakan sebuah penebusan dari rasa bersalah yang Luhan dan Baekhyun rasain. Karena mulai tahun ini, mereka udah jarang di rumah, kembali ngurus kerjaan lagi.
Karena alasan itu juga Jisung males balik ke rumah, di rumahnya bakal sepi kalau Minho gak main, jadi bakal diem aja di sini mumpung ada Minho.
"Jisung tunggu bentar ya, aku mau ngambil makanan dulu."
Baru aja Jisung mau nahan Minho, tapi Minho udah main berdiri dan nurunin tangga aja. Minho yang udah sampek di bawah kemudian ngedongkak dan natep Jisung yang juga lagi natep ke arahnya.
"Tunggu sebentar." setelah dapet anggukan dari Jisung, Minho kemudian segera berlari ke dalem rumahnya buat ngambil makanan sebelum hujan turun.
Setelah kepergian Minho, Jisung kemudian bangkit lalu ngerebahin diri di atas kasur lipet yang ada di sana, sepatunya dia lepas supaya kasurnya gak kotor.
Gak lama, Minho kembali nongol dengan banyak makanan dan juga sebuah selimut di tangannya. Kedatengan Minho itu bertepatan banget sama hujan yang turun, beruntung karena Minho gak perlu basah basahan.
"Ini dia Sung, adanya cuman roti sama selai aja, sama beberapa cemilan lainnya." Baekhyun emang gak masak, tapi dia udah nyediain banyak stok makanan di kulkasnya, jadi kalau Minho laper, tinggal ambil aja.
Jisung ngubah posisinya jadi duduk kemudian senyum sumringah.
"Makasi Minho." ucap Jisung diiringi dengan cengiran khasnya.
Minho mengangguk kemudian ikut duduk di sebelah Jisung, tentu aja setelah ngelepas sepatunya juga. Minho kemudian ngaluarin makanan yang tadi dia ambil buat Jisung dan dirinya, setelah itu Minho ngeraih selimut dan nyelimutin tubuh mereka berdua.
Nemun makanan, Jisung auto fokus sama dunianya sendiri dan ngabaiin yang lainnya, termasuk ngabaiin Minho yang kini lagi duduk sambil merhatiin Jisung dengan lekat.
"Kamu lucu Sung."
Jisung ngehentiin pergerakan tangannya yang baru aja mau nyuapin roti ke mulut, Jisung kemudian nyerngitin dahinya dan natep Minho bingung.
"Lucu darimananya? Aku gak lagi ngelawak."
Minho gemes. "Ishh...bukan itu, kamu ngegemesin." Minho kemudian nyubit pipi Jisung yang mana hal itu ngebuat tangannya langsung digeplak sama Jisung.
"Minho jangan cubit pipiku, sakit." ucap Jisung kesel sambil ngusap pipi kirinya yang kerasa sakit karena cubitan Minho tadi.
"Ahahaha...maaf maaf." Minho kemudian ngulurin tangannya ke depan buat ngusap pipi Jisung dengan lembut.
Jisung sih ngangguk ngangguk kemudian balim fokus sama makanannya.
"Minho gak makan?" tanya Jisung yang baru sadar Minho gak nyentuh makanannya sama sekali.
Minho ngegeleng. "Enggak, aku gak laper, kamu makan aja semuanya."
Jisung masih polos, jadi dia ngangguk dan ngehabisin semua makanannya sendiri.
Setelah ngerasa perutnya kenyang dan didukung sama suasana hujan, ngebuat mata Jisung kerasa berat, mulai ngantuk dia tuh.
"Ngantuk?" tanya Minho yang ngeliat kepala Jisung terantuk antuk ke depan.
"Hmm...aku pengen tidur."
"Tapi di luar masih hujan."
Jisung natep ke luar. "Hmm...kalau gitu aku tidur di sini aja."
"Yaudah sini aja." Minho kemudian duduk bersila dan nepuk sebelah pahanya, ngeisyaratin Jisung untuk rebahan dan ngejadiin paha Jisung sebagai bantalnya.
Jisung mah nurut aja, dia udah terlalu ngantuk sekarang. Sesuai perkataan Minho, Jisung kemudian ngerebahin tubuhnya dan ngejadiin paha Minho sebagai bantalan, selimutnya udah Minho pakein ke Jisung. Gak apa apa Minho kedinginan, yang penting Jisungnya enggak, meski hal itu mungkin aja ngebuat Minho jadi jatuh sakit, tapi Minho gak peduli. Mending dia yang sakit daripada Jisung, Minho tau kalau Jisung itu sedikit lebih lemah untuk ukuran anak laki laki, makanya sebisa mungkin Minho akan nanggung rasa sakit untuk Jisung.
Gak lama, Jisung beneran jatuh tidur, mungkin karena ngerasa nyaman dengan usapan lembut di kepalanya.
Minho senyum natap wajah Jisung yang kelewat imut, udah kayak wajah anak perempuan, ditambah pertumbuhan Jisung yang entah kenapa sedikit lebih lambat, ngebuat tubuhnya kecil dan makin mirip kayak perempuan.
"Minho sayang Jisung." ucap Minho kemudian nundukin kepalanya untuk ngedaratin sebuah kecupan di dahi Jisung.
Setelahnya Minho kemudian nyandarin punggungnya di tembok dan tidur dengan posisi duduk bersila, di luar masih hujan deras, namun sebuah kehangatan masih terasa jelas diantara mereka.
To Be Continue
Eh ternyata dah ganti hari :]
Tertanda, 12/01/2020
Bee, ditemani lagu secukupnya
KAMU SEDANG MEMBACA
One Year Later [Minsung] ✔
FanfictionTentang Minho dan Jisung yang selalu menghabiskan waktu bersama dari tahun ke tahun. __________ 01 Januari 2020 •Copyright © Schorpy