Memasuki bulan terakhir kehamilan Jisung, Jisungnya jadi makin rewel, dia cuman pengen rebahan di rumah dengan Minho yang jdai guling selama seharian. Minho sih nurut nurut aja dan menyerahkan perusahaan sementara ke Chan -sepupu jauhnya- selama Minho ngurusin istrinya.
Minho sabar banget ngehadepin Jisung, semua kemauannya pasti diturutin, pokoknya suami idaman lah.
"Sung, udah belum ini, capek." ucap Minho yang dari tadi udah merangkap jadi kudanya Jisung. Iya mereka mian kuda kudaan –bukan kuda kudaan yang itu loh *emot blekmun-, Minho udah capek didudukin terus sama Jisung, mana sekarang Jisung bertubuh dua lagi, kan jadi nambah berat.
"Hikss..." Jisung tiba tiba nangis ngebuat Minho panik gak ketulungan.
"Eh eh Sung jangan nangis, iya ini kita main lagi."
"Bu-bukan Ho, hiks...perut gue hiks...sakit banget."
"Hah? Hahhh???"
"Sung Sung Sung, tahan Sung, kita ke rumah sakit sekarang." Minho panik, dia langsung ngebantuin Jisung buat bangun. Minho kemudian lari larian ke sana sini buat nyarii kunci mobil, panik dia tuh padahal mah kunci mobilnya kegeletak di atas nakas.
"Minho cepet akhhh...sakit banget." Jisung merintih kesakitan sambil megangin perutnya, kayaknya sebentar lagi bakal brojol deh si dedek bayi.
"Tahan bentar Sung." Minho akhirnya nemu juga kunci mobilnya, dengan keadaan masih panik, Minho ngegendong Jisung buat masuk ke dalem mobilnya.
"Lo akhh...ngapain sih Ho?" tanya Jisung di sela sela menahan sakitnya. Btw, ini Jisung sakit mau lahiran atau perutnya mules gegara pengen boker? Hmm...mencurigakan.
"Nelfun supir kita."
"Bego, kita kan gak punya supi- akhh...cepetan bawa gue ke rumah sakit."
Hmm...gue jadi mengingat kegoblokan seseorang. Gak ayah gak anak, kelakuannya sama aja.
Minho yang dapet sedikit otaknya kembali kemudian ngegas mobilnya ke rumah sakit. Rusuh banget, mana kebut kebutan lagi, kan dikejar polisi jadinya :)
"Ho, kita dikejer."
"Iya, tenang Sung, tenang." bukannya berhenti, Minho malah semakin ngegas mobilnya, bahkan sampek nerobos lampu lalu lintas. Minho senyum waktu tuh polisi udah ketinggalan jauh.
"SUSTER SUSTER!!" Minho teriak heboh waktu udah sampek di rumah sakit, padahal kan dia masih berada di dalem mobil.
Minho kemudian ngegendong Jisung masuk ke rumah sakit, perawat di sana langsung sigap nyiapin tempat tidur dorong –yang gue lupa apa namanya itu- buat Jisung. Sama kayak Chanyeol dulu, Minho disuruh makek pakaian operasi sebelum memasuki ruangan lahiran anak mereka.
Minho pengen nangis aja ngeliat gimana raut kesakitan istrinya, Minho terus terusan ngelus tangan serta rambut Jisung, mencoba menenangkan tupai kesayangannya. Sampek pada akhirnya, Jisung perlahan kehilangan kesadarannya setelah dikasih obat bius.
•
"Eunghh..." Jisung ngerjapin matanya pelan, ngerasa pusing banget saat ini. Tiba tiba Jisung keinget sama anaknya, pas Jisung raba, ternyata perutnya uadh datar kembali. Jisung jadi mendadak panik.
"Minho, Minho, Minho..." panggil Jisung pas gak ngeliat suaminya di sampingnya.
"Eh Jisung, udah sadar?" Jisung langsung nolehin kepalanya dan ngeliat Minho yang keluar dari balik tirai.
"Ho gimana anak kita?" tanya Jisung gak ngehirauin pertanyaan Minho tadi.
Minho senyum kemudian jalan ngedeketin Jisung dengan seorang bayi di gendongannya.
"Say hay ke bunda. Hay bunda Ichung." ucap Minho sambil meniru suara bayi. Jisung nutup mulutnya terharu, anaknya, anaknya udah lahir.
"H-Ho, gu-gue mau gendong."
"Iya sayang." Minho kemudian nyerahin anaknya ke Jisung secara hati hati. Jisung nerimanya dengan perlahan, takut nyakitin buah hatinya. Air mata Jisung udah gak bisa ditahan lagi waktu ngeliat raut damai anaknya, malaikat kecil hasil cintanya dengan Minho.
"Anak kita perempuan Sung, mau dikasih nama siapa?" tanya Minho sambil ngelus pipi anaknya pelan.
"Eumm...Lee....Minji?"
"Minji? Minho dan Jisung?"
Jisung mengangguk lucu.
"Hahaha...pinter juga lo nyari nama. Oke deh, hay Lee Minji, selamat dateng di dunia ya." ucap Minho diselingi dengan kekehannya. Jisung mau gak mau juga ikut terkekeh pelan, hah Jisung bahagia banget hari ini.
•
Setelah ngurus administrasi dan segala tetek bengeknya, Jisung akhirnya bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa. Minji saat ini masih ditangani sama perawat mengingat dirinya yang lahir secara sesar, jadi perlu di kasih perawatan lebih.
Pas tempat tidur yang jsiung tempatin didorong ke luar ruangan, pas saat itu juga ruangan sebelah kebukak.
"LAH HYUNJIN!?"
"LAH MINHO!?"
Dua human yang disebutkan namanya itu saling pandangan dengan wajah shok.
"Ngapain lo di sini?"
"Jeongin melahirkan hari ini. Lo? Jangan bilang Jisung juga melahirkan?"
Minho mengangguk. Astaga, kebetulan macam apa ini?
Belum sempet habis rasa terkejut mereka, tiba tiba ada suara rusuh yang mendekat. Pas mereka nengok, sip, udah gak bisa berkata kata lagi lah.
Barusan yang lewat itu Felix, tuh anak lagi tidur di atas brangkar yang didorong masuk ke dalem ruang operasi, di sampingnya ada Changbin yang ngegenggam tangan Felix sambil ikutan lari bersama para perawat dengan wajah paniknya.. Mentang mentang tamat kuliah, mereka jadi pisah pisah terus ketemu lagi dengan situasi absurd kayak gini.
Bentar, apakah generasi selanjutnya akan jadi cinta segitiga?
FIN
Dahlah, sekalian aja gue apdet ini, kelar semua ff gue hiks (ಥ ͜ʖಥ)Sumpah ini gaje banget :)
Fyi, gue dari awal emang udah ngerasa nih ff gaje sih :>
But makasih udah mau mampir, makasi juga udah vote maupun komen. Kalian kebahagiaan kecil gue, luv dari lebah.
Maaf ya ff gue gaje seperti biasa, maaf buat typo dan juga alur yang gak nyambung dan terkesan memaksa. Maaf banget. *sungkem
Dan juga...jangan kapok mampir ke lapak gue ya, sampai jumpa di karya gue selanjutnya...bababayyyy...
Tertanda, 26/01/2020
Bee, sampai jumpa di kehidupan- eh? Di kesempatan berikutnya maksud gue :]
KAMU SEDANG MEMBACA
One Year Later [Minsung] ✔
FanfictionTentang Minho dan Jisung yang selalu menghabiskan waktu bersama dari tahun ke tahun. __________ 01 Januari 2020 •Copyright © Schorpy