18th Age - Kebobolan ⚠

7.5K 538 192
                                    

Belakangan keadaan sedikit rumit, Minho sama Jisung udah nginjek jenjang akhir sebelum mereka lulus dari SMA. Kelas dua belas ini mereka disibukkan oleh soal soal ujian tahun lalu, belum lagi belajar buat try out dan nyiapin diri untuk ngehadepin ujian yang udah di depan mata.

Mereka sekarang udah ngurang ngurain main mainnya, mulai fokus belajar, ya gimana mau main main cobak orang di sekolah mereka full materi abis itu pas pulangnya malah dikasih soal ujian tahun tahun sebelumnya buat dijawab lalu besoknya bakalan di bahas.

Minho stres oke, belum lagi dia harus ngurusin Jisung bikos kedua orang tua mereka masing masing lagi lagi ada kerjaan di luar kota. Dan sekarang rasa frustasi Minho semakin bertambah waktu ngeliat Jisung yang pulang dianter sama cowok lain, okelah kalau cowok itu Hyunjin, tapi ini bukan. Minho bahkan gak tau namanya meski beberapa kali sempet papasan di sekolah.

Sip, sumbu kesabaran Minho udah abis. Ini jam delapan malem dan Jisung keluar tanpa ngabarin Minho. Padahal dulu Jisung pernah janji buat gak keluar malem sama orang lain lagi, tapi nyatanya apa? Jisung ngeingkarin janjinya tersebut.

Tanpa pikir panjang, Minho langsung ngehampirin Jisung sama cowok tadi yang masih berada di depan rumah keluarga Han, tanpa ngomong sepatah katapun, Minho langsung narik tangan Jisung buat masuk ke rumahnya, ngabaiin teriakan dari cowok asing tadi.

Brakkk...

Minho ngebanting kuat pintu rumahnya terus dia kunci, setelahnya Minho kembali nyeret Jisung yang udah menciut buat ke kamarnya.

"Mi-Minho..."

Minho gak ngedengerin panggilan Jisung, Minho kemudian ngedorong tubuh Jisung sampek jatuh telungkup di atas kasur.

"Lo udah ngelanggar janji lo." ucap Minho dingin, entah sejak kapan tapi sekarang dia udah berada di atas Jisung. Minho yang masih mode somasi kemudian ngebalik tubuh Jisung menjadi terlentang.

"Dan lo harus dihukum."

__________________________________________

Batas Suci
__________________________________________


























Belum sempet Jisung ngeluarin suaranya, Minho udah terlebih dahulu ngebungkam bibir Jisung. Jisung berontak, dia berusaha ngedorong Minho ngejauh tapi gak bisa.

Meski beberapa kali pernah mikir hal kayak gini, tapi Jisung sama sekali gak mau ngelakuinnya dengan keadaan sekarang, Minho masih emosi dan Jisung bener bener menolak semua sentuhan Minho.

Minho yang ngerasa Jisung terus ngeberontak kemudian nyekal tangan kekasih tupainya, nahan kedua tangan Jisung di atas kepala. Bersamaan dengan bibirnya yang sibuk ngelumat bibir Jisung, tangan Minho yang satunya dia pakek buat ngelepas jaket juga kaus yang Jisung pakek.

"Mi-Minho plis jangan." ucap Jisung yang akhirnya dapet kesempatan ngomong pas Minho narik kaosnya ke atas, ngelepas kaos tipis tersebut sehingga nampilin tubuh Jisung yang putih mulus tanpa celah.

Minho kayak kerasukan, dia gak ngegubris ucapan Jisung barusan, dengan gerakan sedikit kasar, Minho kemudian ngemut nipple Jisung, sesekali ngegigit gigit kecil, ngebuat Jisung ngedesis kesakitan.

"Minho...hiks...gue mohon jangan hikss..."

Ngedenger isakan Jisung, seluruh kesadaran Minho tiba tiba kembali. Minho langsung narik tubuhnya menjauh lalu natep keadaan Jisung yang udah kacau dengan pandangan bersalah. Minho kemudian ngusap wajahnya kasar, dia terlalu emosi dan semua tekanan yang Minho rasain ngebuat dia jadi gelap mata.

"Jisung, maafin gue, gue bener bener minta maaf." ucap Minho sambil mungut baju kaos yang tadi dia lempar sembarangan. Baru aja Minho mau makein kembali kaosnya Jisung, tapi Jisung justru menggeleng dan nahan tangan Minho.

One Year Later [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang