Kak Fairel

270 10 4
                                    

Malam yang tenang, hanya ada suara kursi yang diangkat dan suara sendok mengambil nasi juga lauk pauk. Tak akan ada lagi tiupan peluit dari bapak Robert yang memekakkan telinga. Satu persatu penghuni asrama berdatangan dan mengambil jatah makan malam.

"Izin senior! Duduk siap, gerak!"

Seorang siswa baru berpostur mungil meneriakkan hal itu dengan lantang. Ya, rutinitas malam sebelum apel adalah makan malam bersama seluruh anak asrama di ruang makan (RM). Seluruh siswa-siswi dalam posisi duduk siap.

"Sebelum makan malam, berdoa sesua kepercayaan masing-masing, dimulai!"

Serentak, seluruh Siswa/i menundukkan kepala mereka tanda berdoa. Beberapa menit kemudian, mereka mengangkat kepala mereka tanda selesai berdoa.

"Istirahat ditempat, gerak!"

"Selamat makan!"

Siswa-siswi yang tinggal di asrama serentak memakan jatah makan malam mereka. Seperti biasa, RM agak ramai dengan suara sendok dan piring yang sedang beradu kekuatan. 5 menit sebelum mengakhiri makan malam, mereka biasanya melakukan absen malam.

"El! Itu loh kakak Fairel!" bisik seorang kawan sekamar El yang tiba-tiba teringat kalau El ingin tau wajah senior yang menggemparkan asramanya.

El menoleh kearah kakak kelas yang sedang mencatat absen. Dia bertubuh atletis, berkulit putih, wajah tegas dan rambut lurusnya yang rapi. El hanya menjawab "oh," dan melanjutkan makan malamnya. Tentu ini bukan jawaban yang diharapkan kawan sekamarnya!

"Katanya kepo? Kok biasa aja?" bisik Eya, kawan sekamarnya yang paling tua merasa heran dengan respon El.

"Kan aku lagi makan. Memangnya harus gimana? Merayap?" tanya El balik dengan wajah yang agak malas berdebat dan ingin segera menghaiskan makanan ini.

"Awas naksir!" goda Nirmala, kawa sekamar EL yang lebih sering menjadi penengah antara Eya yang paling tua dan El yang paling muda.

"Shuuut!" desis El sambil mengunyah makanannya.

Tak disangka, suara kakak tingkat yang sedang absen itu meninggi secara tiba-tiba. Nama Radela Elakshi pun dipanggil berkali-kali olehnya. Namun El tak menyahut karena suara garpu dan sendok yang lumayan berisik malam ini.

"Radela Elakshi!"

Ini ketiga kalinya nama itu dipanggil di Ruang Makan dan nada dari kakak itu sedikit naik. Mungkin sedikit emosi karena malam ini cukup ramai sehingga tak ada yang memperhatikan absen.

"Hadir!" sela El dengan cepat dan tegas untuk memecah keramaian di Ruang Makan.

"Kalian mau makan malam atau dihukum malam?!" bentak kakak kelas laki-laki berdiri di samping Fairel.

Sontak, tak ada lagi Siswa/i yang berani bergerak apalagi hingga mengobrol santai. Fairel melanjutkan absennya dengan suara yang lumayan menurun dari nada sebelumnya.

Seorang Siswi pun ditunjuk untuk memimpin penutupan makan malam pada malam ini dan itu adalah Radela Elakshi.

"Duduk Siap, gerak! Sebelum mengakhiri makan malam, berdoa mulai!"

Sama seperti sebelum makan, mereka berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Seusai makan, perwakilan setiap baris mengantarkan piring mereka ke tempat pencucian piring untuk ditangani oleh petugas piket masing-masing hari.

--

El berjalan sendiri menembus sejuknya uDella malam menuju asramanya, Taruni Harapan satu. Ntah kenapa, terlintas dibenaknya bayangan kakak yang mengabsen tadi. Dan cerobohnya, dia melupakan nama kakak itu! Memang lemah dalam ingat mengingat!

Komandan Penakluk Hati season 1 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang