Libur di Mall
(1)
Karena suntuk liburan di rumah, akhirnya pada sore hari aku jalan-jalan ke sebuah mall yang terdekat dari kost. Meskipun dalam keramaian, aku tetap saja merasa sepi. Lama-lama BT juga mondar-mandir tidak jelas di dalam mall. Dan kini aku terserang rasa lapar.
(2)
Lalu, aku mampir ke sebuah foodcourt. Aku pesan makanan ringan dan minuman panas. Sambil menunggu pesananku, aku iseng mengaktifkan aplikasi Hornet. Aku mengecek fitur nearby. Siapa tahu ada yang kece di sekitar sini. Ada jarak hanya beberapa meter, dan mereka sepertinya sedang online.
(3)
Dan beberapa menit kemudian pesananku tiba. Dan pas banget, ada sebuah chat masuk ke akunku;
"Hi!" Sapaan dia.
"Hi juga," balasku.
"Lagi di mana kok, jarak kita dekat?"
"Lagi di foodcourt Mall Atrium."
"Sama dong!"
Aku jadi memperhatikan setiap meja yang ada di foodcourt ini. Aku mencari sosok orang yang sudah menyapa lewat fitur chatting di Hornet.
(4)
Mataku menyapu seluruh ruangan ini. Namun tak ada satu pun yang bisa kujadikan tersangka, meskipun sebagian pria di sini sedang asik memainkan HP-nya.
Well ... aku kembali membuka aplikasi Hornet. Aku klik profil cowok yang barusan nyapa di chat. Randycool nama usernamenya.
(5)
Tak ada foto yang dipajang di timelinenya. Hanya sebuah diskripsi pribadi yang menyebutkan cowok manis mencari cinta sejati.
Ackh ... benar-benar misterius guys nih! Aku jadi penasaran dibuatnya.
Cliing!!!
Ada chat kembali. Masih dari Randycool, cowok misterius itu.
(6)
"Kok, makanannya tidak dimakan, Bro?"
Sial ... dia tahu posisiku. Bahkan dia mengetahui makanan pesananku yang belum sempat kucolek. Ini membuat ruang gerakku jadi sangat sempit. Dia selangkah lebih beruntung daripada aku. Oke ... Kami bermain kucing-kucingan.
(7)
"Wah ... Sepertinya kamu sudah tahu keberadaanku, ya?"
"Iya .. kamu manis juga, sesuai dengan username kamu, Manis Madu, hehehe ..."
"Curang ... harusnya kamu juga tunjukkan posisimu, RandyCool!"
"Hahaha.... "
Dia tertawa. Sepertinya dia enggan untuk menunjukkan dirinya.
(8)
Baiklah, dengan sedikit jiwa detektifku, aku akan mengungkap keberadaannya. Aku kembali clingak-clinguk dan berharap mendapatkan kepastian. Aku memanfaatkan fitur GPS-nya. Aku bangkit dari tempat dudukku dan mulai menjelajahi radarnya. Dan aku sukses. Berhasil, Coy!
(9)
Berdasarkan insting dan hitungan jarak pada GPS sudah pasti mengarah pada cowok yang duduk di seberang sana. Akan tetapi ... siapa cewek berhijab yang sedang duduk di hadapannya itu. Mungkinkah dia cowok straight atau aku yang salah menafsirkan sinyal GPS ini?
(10)
Cowok itu sangat ganteng sekali, tetapi dia sibuk ngobrol dengan cewek berhijab di depannya. Bahkan dia tak menoreh sedikit pun ke arahku. Aku rasa dia bukan RandyCool.
Sebaiknya aku kembali ke tempat dudukku dan memulai menyantap makanannya. Seruput mantap! Nikmat.
(11)Aku menghabiskan makanan dan minumanku. Ytak ada chatting -an lagi dari Randycool. Dan cowok di seberang sana pun sudah tak tampak batang hidungnya lagi. Akan tetapi dari aplikasi hornet lokasi Randycool masih di area sini. Begitu dekat, sangat dekat. Cuma 3 foots!
(12)
Dan saat aku mendongak. Cowok yang tadi di seberang sana itu berjalan di hadapanku. Dia bergandengan mesra dengan cewek berhijab yang sedari tadi bersamanya. Pasangan yang serasi. Cowoknya ganteng dan ceweknya juga cantik. Sungguh, sangat membuatku iri.
(13)
Hai ... Cowok itu melirik ke arahku. Sembari memeluk ceweknya, dia melempar senyum yang malu-malu kepadaku. Mereka terus berjalan dan pergi menjauh. Aku cuma terpana tanpa bisa berbuat sesuatu. Tunggu ... apakah cowok itu Randycool? Ya ... kurasa begitu.
(14)
Tapi aku tidak begitu yakin, mengingat dia sedang berjalan dengan seorang cewek. Dia pasti cowok straight. Dan cowok straight tak mungkin main aplikasi hornet yang notabene aplikasi chatting khusus buat kaum homoseksual. Ah, aku terlalu berlebihan. Bingung!
(15)
Daripada aku berpikir yang tidak-tidak, lebih baik aku pulang saja.
Kupasang earphone di kupingku dan kunyalakan musik yang ada di ponselku. Aku pun melangkah pergi meninggalkan foodcourt ini. Lagunya Queen, 'Love Of My Life', mengantarku menuju halte busway. Aku pulang dengan hati damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Nakal Herio
Short StoryApa yang terjadi setiap hari adalah sebuah kisah yang bisa kita tuangkan dalam tulisan. Sedih, bahagia, menangis dan tertawa. Semua itu bagian dari skenario hidup yang perlu kita perankan. Aku ... hanya penulis kacangan. Yang mencoba jujur dengan al...