Lupakan dulu ya cerita Randy. Aku mau flash back dulu tentang hubunganku dengan salah satu laki-laki. Dia bernama Alvino.
Cinta Terlarang
Aku dan Alvino sudah jadian satu bulan. Malam ini kami akan merayakan hari jadian kami di suatu club malam yang cukup terkenal di ibukota.
Alvino datang menjemputku dengan mobil merahnya. Wajahnya yang tampan tampak berseri dengan senyuman yang menawan.
(2)
Alvino adalah tipe cowok yang romantis, berkumis tipis, dan berkulit hitam manis. Namun kadang dia sangat melankolis, bagaimana pun dia, aku sudah jatuh hati padanya. Kelebihan dan kekurangannya aku terima dengan senang hati. Alvino is my first BF and i love him so much.
(3)
Aku menghampiri Alvino dan memeluknya. Dia menyambutku hangat dengan kecupan sayang di bibirku. Aackh ... sungguh beruntungnya aku punya cowok semacam dia.
Alvino menyuruhku masuk ke mobilnya. Dan tak lama kemudian mobil ini melaju dengan kencang.
(4)
Dengan iringan lagu-lagu romantis, mobil yang dikemudikan Alvino ini meluncur di antara jalanan kota Jakarta yang macet. Aku hanya memandang wajah Alvino yang bermacam-macam ekspresi menanggapi hiruk-pikuknya kendaraan berjejalan dalam kemacetan malam.
(5)
Aku cuma bisa menggenggam jemari Alvino dan mengusap punggung tangannya agar dia tetap selalu dalam ketenangan. Sesekali aku mencium pipinya dan berbisik di kupingnya, "Vino .. Herio sayang kamu."
Dan Alvino pun terseyum manja sambil mencubit hidungku.
(6)
"Herio ... Alvino juga sayang kok sama Herio," balas Alvino sembari mengecup bibirku, lalu perlahan-lahan melumat bibir bagian bawahku. Digigit sedikit demi sedikit hingga aku bergidik. Ciuman Alvino begitu hangat dan bersemangat seperti ada makna yang kuat.
(7)
Aku menikmati ciuman ini. Ciuman yang sangat lembut dan manis.
"Kamu sedang bergairah, Alvino?" ujarku.
Alvino tersenyum.
"Apakah sebaiknya kita pulang saja, kita bercinta di rumah," tambahku.
Alvino menggeleng.
"Rio ... aku sangat senang punya BF seperti kamu."
Aku jadi tersipu.
(8)
"Malam ini aku ingin buat kamu bahagia. Aku ingin mengajakmu ke tempat yang belum pernah kamu datangi. Dan baru kali ini aku bisa bawa kamu ke sana," ujar Alvino yang membuatku sangat tersentuh. Aku terharu sekali. Aku memeluknya erat dan menciuminya.
(9)
"Rio ... aku sangat mencintaimu," ujar Alvino lagi penuh dengan ketulusan dan sungguh membuatku jadi BAPER. Mataku berkaca-kaca dan tak mampu berkata-kata lagi. Bibirku terkatup, lidahku keluh dan tubuhku gemetaran. Karena aku baru menyadari hal ini.
(10)
Menyadari bahwa perasaan Alvino terhadapku begitu dalam. Sorot matanya penuh dengan kejujuran. Dan apa yang dia katakan bukan hal main-main yang biasa kudengar dari mulut-mulut gay yang penuh dengan gombalan. Dan apa yang dikatakan Alvino sangatlah berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Nakal Herio
Short StoryApa yang terjadi setiap hari adalah sebuah kisah yang bisa kita tuangkan dalam tulisan. Sedih, bahagia, menangis dan tertawa. Semua itu bagian dari skenario hidup yang perlu kita perankan. Aku ... hanya penulis kacangan. Yang mencoba jujur dengan al...