Setelah pulang sekolah Revan memutuskan untuk pergi nongkrong bersama teman-temannya di warung yang selalu mereka sebut si Mbo. Dengan wajah yang masih suntuk nya Revan memarkirkan motor nya itu.
"Hello boss, tumben muka lo ditekuk kaya gitu" sapa Geri pada temanya yang akrab dipanggil dengan 'Boss' itu."Ck, gue ketemu cewe aneh terus nyari masalah sama gue." balas Revan sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Yaelahh boss cewe diladenin." celetuk Angga salah satu sahabat Revan yang paling pencicilan.
"Dia udah lemparin sepatunya di jidat gue,gasopan banget dia, gatau apa siapa gue." balas Revan.
"Murid baru kali Van," kini giliran Gema yang berbicara, sahabat Revan paling tenang di antara yang lainnya.
"Gataulah pusing gue yang jelas gue mau bikin perhitungan sama tuh cewe aneh." balas Revan sebari meminum kopi yang sudah ia pesan pada si Mbo.
"Terserah lo deh Van, inget dia cewe lo gaboleh berlebihan bikin perhitungan sma dia" seru Gema pada teman nya itu.
"Gue bakal bikin dia takluk sama gue." ucap Revan dibarengi dengan seringai di wajahnya.
Setelah asik berbincang dengan sohib-sohib nya itu Revan memutuskan untuk pulang ke rumah karena memang jam juga sudah menunjukan pukul 17.30. Di sepanjang perjalanan Revan terus memikirkan gadis yang melemparinya menggunakan sepatu, sungguh hal yang menjengkelkan, baru kali ini ada cewe yang 'seberani itu' padanya.
"Cari gara-gara sama gue,salah orang lo. Vania Aulia Wijaya" batin Revan.
Rumah besar di salah satu komplek di Jakarta terpampang jelas, Revan memasuki rumahnya setelah memakirkan motornya. Revan memang lahir di keluarga yang sangat berkecukupan Papa nya yang seorang direktur disalah satu perusahaan terbesar, dan Mama nya seorang pengusaha batik yang cukup terkenal.
"Eh sayang udah pulang, tumben sore kemana dulu?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain Mama nya Revan.
"Iya Mah tadi Revan nongkrong dulu sama temen-temen di si Mbo, papa belum pulang mah?" balas Revan sebari menyilami tangan Mama nya itu.
"Belum sayang,Papa kayanya lembur deh" ucap Sonya.
"Oh iya,sekarang kamu bersih bersih gih,udah mau maghrib juga. Nanti malem anterin Mama ya ke rumah teman Mama,Mama mau nganterin pesanan batiknya" sambung nya lagi.
"Males ah mah Revan mau nongkrong sama temen-temen." balas Revan seraya menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya.
"Gak bisa Van, papa kan lembur jadi kamu ya yang temenin Mama" ucap Sonya.
"Hmmm" hanya itu yang Revan ucapkan.
***
Di tempat yang berbeda seorang gadis cantik tengah bersandar pada balkon kamarnya, terpaan angin malam menambah kecantikan gadis itu.Tokk..Tokk....Tokkk
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan gadis itu.
"Iyaa sebentarr," balas Vania sebari membukakan pintu kamarnya.
"Ehh Mih, ada apa?" tanya nya pada seorang wanita yang tak lain adalah Mamih dari Vania.
"Mamih sama Papih mau keluar ada urusan, nanti bakal ada temen Mamih yang datang kesini buat nganterin batik pesenan Mamih, nanti kamu terima ya" balas Vena.
"Oh iya Mih siapp." ucap Vania seraya mengangkat jempolnya.
"Oke sayang Mamih pamit yaa." balas Vena sambil mencium kening putri kesayangannya itu.
"Oke Mih hati-hati," ucap Vania sambil melambaikan tangannya "Dahhh."
Vania kembali menutup pintu kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur stich nya itu. Baru saja ingin melelapkan matanya tiba-tiba..
"Assalamualaikum" salam dari arah luar rumah Vania, dengan gerakan yang ogah-ogahan Vania bangkit dari kasurnya menuju pintu depan rumahnya.
"Waalaikumsalam" ujar Vania membalasnya.
Ceklekkk pintu rumah Vania terbuka
"Bu Arum nya ada?" tanya seorang wanita pada Vania
"Mamih lagi keluar tante, ini pasti yang mau nganterin pesenan batik nya ya," ujar Vania.
"Iya sebentar ya" balas wanita itu.
"Revan mana batik nya, kok lama sih" teriak wanita itu pada anak nya yang bernama Revan.
deg
jantung Vania serasa berhenti satu detik.
"Dia kan cowok yang tadi gue lemparin pake sepatu,kok bisa dia sih", batin Vania"Lo!" tegas pria yang sudah mengambil batik dari mobilnya itu yang tak lain adalah Revan.
"Kamu kenal dia Van, kok ga cerita?" tanya wanita itu yang pastinya Mamanya Revan.
"Enggak kok tante saya ga kenal dia juga, gamau kenal juga sih tan sama dia" ujar Vania sebari ditemani seringai receh nya.
"Siapa juga yang mau kenal sama lo, geer" tukas Revan dengan nada ketusnya
"Udah udah, nih pesenan batik Mama kamu" lerai Sonya.
"Iya makasih tan."
"Sama sama."
"Yaudah tante pamit dulu ya,di tunggu orderan selanjutnya ya" ucap Sonya sebari tersenyum ramah.
"Iya siap tan" balas Vania dengan sopan.
Setelah Sonya berpamitan Revan membisikan sesuatu pada Vania,
"Lo. urusan lempar sepatu. belum selesai. inget itu""Pengen banget ya berurusan sama gue?" sunggingan senyum di lontarkan Vania.
Hallo guys sorry update lama bgtt bgttt😭
Maaf jugaa amatiran gini ceritanya,tpi semoga sukaa yaa<3
MAAF SELALU TYPOO😭Jangan lupa vote dan komen yaa teman teman✨❤
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANIA
Teen FictionPertemuan dua insan yang bertolak belakang dengan karakter yang mereka miliki. Vania Aulia Wijaya, perempuan yang memiliki sifat jutek, cuek harus di hadapkan dengan seorang badboy yang paling menyebalkan. Revan Alvaro, si badboy pentolan SMA ANTARI...