"B-Baekhyun..?"
Itu adalah pertama kali, Baekhyun melihat sorot pedih dari mata Chanyeol. Tangan besarnya gemetaran. Telapak tangan yang sedikit kasar menyentuh lembut permukaan kulitnya. Menyapu ringan tiap memar keunguan serta merah yang melekat di punggung. Belum menghilang.
Baekhyun lupa, bekas perbuatan Ayahnya masih ada di sana.
"Chan, ini--"
"Siapa?"
Kemeja yang tergeletak di sisi tubuh langsung diambil. Dikenakan agar punggung tertutupi.
"Siapa apanya?" Tatapan mata, dialihkan.
"Siapa yang melakukan ini?"
Bibir tipis menyungging senyum. Baekhyun menatap Chanyeol seolah ucapan yang keluar dari bibir tebal itu adalah candaan, "Tidak ada yang melukaiku. Ini aku tidak sengaja--"
"Baekhyun bisa tidak, jangan berbohong?"
Hening.
Perlahan, senyum memudar. Tatapan dialihkan lagi. Tangan mencengkram seprai. Dia tidak pernah mau, Chanyeol mengetahui tentang hal ini.
Kedua tangan Chanyeol terulur. Menangkup pipi Baekhyun. Mengarahkannya agar mereka bisa tetap saling tatap.
"Tidak apa-apa, Baekhyun. Jangan khawatir."
Sipit itu meresah.
"Chan... aku..." lalu, berkaca-kaca, "Aku tidak bisa mengatakannya," pergelangan tangan Chanyeol digenggam, "Tidak sekarang," ujar Baekhyun lemah.
Chanyeol tak langsung membalas. Dia marah tentu saja. Juga sedih.
Sejak kapan kekasih tercintanya ini mendapat hal seperti itu?
Kenapa Chanyeol bodoh sekali hingga tak pernah sadar?
"Kemari. Biar Chanyeol obati."
Yang lebih besar beranjak dari ranjang. Mengancingkan celana, mengambil kaos yang tadi dilepas. Lalu, pergi mengambil kotak obat.
Baekhyun kembali melepas kemeja yang tak terkancing. Ia melirik ke cermin lemari yang berada di sebelah kiri. Chanyeol sudah sempat meninggalkan beberapa tanda di leher dan belikat.
Helai karamelnya ia usak kasar.
Tidak seharusnya dia seceroboh ini.
"Baekhyun, jika terluka lagi segera beritahu Chanyeol."
Baekhyun menatap punggung Chanyeol yang menghadapnya. Pria bertelinga peri itu tak memaksa dia untuk segera memberi tahu. Tentu saja. Chanyeol memang tak pernah melakukan itu. Dia selalu bersabar dan menunggu Baekhyun untuk mengatakannya sendiri.
Lalu, si sipit beranjak dari ranjang. Menghampiri kekasih jangkungnya. Kemudian, memeluk dan menyandarkan kepala di punggung.
Tangan yang melingkar di pinggang, Chanyeol genggam lembut.
"Baekhyun tidak sendirian. Ada Chanyeol di sini,"
"Sshh.. tidak apa-apa, Sayang,"
"Sudah, jangan menangis, hm?"
"Baekhyun masih memiliki Chanyeol,"
"Sayang,"
"Sayang, kemari,"
"Sudah, sudah,"
"Baekhyun tidak mau Chanyeol sedih, kan? Jangan menangis."
Pipi diusap lembut. Raut tampan si kekasih merasuk di pikiran. Mata Baekhyun memejam, "Chanyeol, aku mencintaimu...."
"....sangat."
TampangBaekhyunCantik
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PANGERAN [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionByun Baekhyun itu pangeran. [4 Februari 2020 - 16 Februari 2020]