Baekhyun melangkah mundur. Ia mengerjap dan langsung mengalihkan wajahnya. Bergerak untuk berbalik memunggungi, namun bahu dicengkram kuat oleh Chanyeol dan memaksanya untuk berhadapan.
Ia meringis. Menyentuh tangan Chanyeol di bahu, "Y-Yeol, sakit."
"Baek.. apa-apaan?" Junmyeon menatap tak percaya. Baekhyun memang sepupu yang menyebalkan. Sedari dulu Junmyeon sudah tahu akan hal ini, tapi Junmyeon juga tahu, Baekhyun bukan tipe orang yang akan melakukan perkelahian, "Wajahmu kenapa?"
Keberadaan Junmyeon tak diacuhkan. Baekhyun jauh lebih takut pada rahang mengeras Chanyeol, dan sorot dinginnya.
"Di mana kamar Baekhyun?" Suara berat itu akhirnya keluar.
"K-kenapa?"
"Tunjukan. Sekarang."
Cengkraman bahu dilepas. Baekhyun mengelus pelan bagian yang masih berdenyut. Lalu, menuruti perintah Chanyeol dan berjalan menuju kamarnya. Membiarkan si kekasih jangkung memasuki kamar miliknya untuk pertama kali.
"Chanyeol, kenapa?"
Pertanyaan itu tak dijawab. Chanyeol lekas menghampiri lemari dan membuka benda itu. Lalu, mulai mengambil satu per satu baju Baekhyun dari dalam sana.
"Chan--"
"Ambil semua barang yang sekiranya perlu. Sekarang."
"Tapi--"
Tumpukan baju diletak di atas ranjang, "Baekhyun tidak akan kembali ke sini lagi," mata besar itu mendelik, "Chanyeol tidak akan membiarkan Baekhyun kembali ke sini. Tidak akan pernah." Kalimat yang keluar ditekan untuk menunjukkan seberapa serius pria itu.
Sorot matanya teralih ke orang ketiga di antara mereka, "Junmyeon, bawa baju-baju ini ke mobilmu."
Junmyeon menurut. Ia menatap Baekhyun khawatir. Lalu, segera melakukan apa yang Chanyeol suruh. Apapun yang Chanyeol lakukan, dia tahu itu semua pasti untuk kebaikan Baekhyun.
"Chanyeol, aku tidak--"
Bibir tipis sontak terkatup. Kepala mendongak. Tangan mengepal agar gemetar takut yang keluar tidak terlihat. Baekhyun rasa, sekarang dia tahu perasaan orang-orang yang takut pada Chanyeol.
Prianya berdiri menjulang tepat di hadapan. Menunduk untuk menatap sipit itu tajam. Tidak ada raut lembut di sana. Sangat terlihat jelas bahwa ia tengah menahan emosi.
"Baekhyun, Chanyeol tidak sedang meminta Baekhyun untuk pergi," ia berdesis. Telapak tangan kanan menangkup dagu itu, "Chanyeol memaksa. Paham?"
"P-paham."
"Bagus. Segera susul Junmyeon keluar," tangan dilepas. Tubuh berbalik, "Kita harus pergi sebelum Ayah Baekhyun pulang," kemudian, lanjut mengambil barang-barang Baekhyun yang lain, "Jika dia pulang, maka Chanyeol tidak yakin akan bisa menahan diri."
Dengan tangan yang masih gemetar, Baekhyun ikut membawa barang-barangnya, "Aku bisa membantu."
Chanyeol menatap. Tiga detik, setelah itu sorotnya melembut. Baru tersadar akan apa yang telah ia lakukan. Tubuh yang lebih kecil, ia rangkul dengan pelan, "Apa Chanyeol menakuti Baekhyun?"
Kepala itu mengangguk. Sipitnya berkaca-kaca.
Pipi yang lembut, Chanyeol usap dengan tangan yang lain. Lalu, mengecup pucuk kepalanya, "Maaf. Baekhyun istirahat saja di dalam mobil Junmyeon. Apa Baekhyun sudah makan?"
"B-belum."
Chanyeol mencoba tersenyum menenangkan, "Chanyeol akan cepat. Setelah ini, kita pergi membeli makanan, oke?"
Baekhyun mengangguk lagi, "Chanyeol jangan marah."
"Chanyeol tidak marah."
Chanyeol hanya marah pada dirinya sendiri.
"Pergilah ke tempat Junmyeon," ujar Chanyeol lagi.
Baekhyun meliriknya sebentar, barulah menuruti perkataan itu. Melangkah keluar untuk menghampiri sang sepupu. Meninggalkan Chanyeol yang sibuk dengan barang-barang Baekhyun.
Gerakannya terhenti. Kaki panjang melangkah menuju meja belajar Baekhyun. Mengambil selembar kertas dan pulpen, lalu menulis sesuatu. Setelah itu, mengambil pigura foto Baekhyun dan Ibunya yang terletak di atas meja tersebut. Ia pun keluar dari kamar itu. Meletakkan kertas tadi di atas meja ruang tamu. Lalu, keluar dari rumah.
Chanyeol sungguh tidak akan pernah mengembalikan Baekhyun.
Tidak akan pernah.
'Ku ambil Baekhyun darimu, karena kau tidak bisa menjaganya.
--Park Chanyeol'
TampangBaekhyunCantik
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] PANGERAN [ChanBaek][SELESAI]✔
Fiksi PenggemarByun Baekhyun itu pangeran. [4 Februari 2020 - 16 Februari 2020]