“ lagi-lagi kebetulan ”
━━
"mami, bosan ... " adalah kata pertama Saeron saat kakinya melangkah di dapur.
"dari kemarin bosan terus dek, kamu kelamaan libur sih," bukan, bukan itu masalahnya. kalau masalah terlalu panjang waktu libur Saeron tak keberatan, ia malah menyukainya.
"itu kenapa masuk sekolahnya diundur, coba?" tanya mami sembari terus memotong wortel, kentang dan beberapa bahan lain untuk sup.
"kata bu Joohyun sih ada rapat besar-besaran.. mungkin rencana kurikulum baru?"
"jadi, masuk sekolah kapan?"
"senin depan," jawabnya seperlunya, gadis itu mulai bergerak menuju kulkas, membukanya dan, "mi, kok camilan abis?"
mami menoleh menghadap anak gadisnya, netranya melirik keatas, mengingat-ingat, "... abangmu, tadi malam temannya datang, ingat?"
oh ya, benar juga. tadi malam lantai satu rumahnya benar-benar ricuh dipenuhi beberapa pria, Saeron sampai tak mau melangkah ke lantai satu. huh, dasar ... mentang-mentang papi gaada dirumah Doyoung malah seenaknya membawa semua teman dekatnya datang ke rumah.
"iya ingat, tapi kan itu camilan untuk beberapa hari, habisnya semalam doang?"
"wajarlah dek, banyak yang datang banyak juga yang makan. beli lagi aja sana, jangan ngomel terus,"
Saeron menggembungkan mulutnya, "gimana mau beli, gaada duit"
"ambil di dompet mami"
ini dia kalimat yang ditunggu-tunggu Saeron, kalimat yang mampu mengembangkan senyumnya. gadis kim itu segera berlari menuju kamar milik orang tuanya —mencari dompet dan mengambil beberapa uang disana sebelum pikiran mami berubah.
"sekalian belanja ya dek, ambil kertas, catat yang mami bilang"
━━
"piiipp..."
panggilan tidak terjawab. sudah yang ke berapa kali ini? entahlah, terlalu banyak. lagipula dari awal Jaemin tak berniat menghitungnya.
Jaemin menatap sendu ponselnya. tersenyum kecut sekilas sebelum menengadah, menemukan langit yang sudah berubah menjadi jingga dan berarti sudah waktunya untuk pulang.
cepatlah pulang, tak perlu menunda hanya untuk menunggu seorang yang tak akan datang.
setelah menunggu sejenak untuk memastikan, dan ternyata memang tak ada tanda jika yang ditunggunya akan datang. ia akhirnya memutuskan pergi meninggalkan taman, tempatnya menunggu tadi. menuju area parkir tepat di sebelah halte bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
mistake | sae
Novela Juvenilbagi Saeron jatuh pada orang yang tidak tepat tidak serumit kelihatannya. itu hanya tentang melepaskan, merelakan, dan menyadari kesalahan. tapi apakah benar begitu? nyatanya, konklusi dari ini semua hanyalah ilusi belaka. seperti hal jenaka semaca...