Brand new feelings

620 61 73
                                    

Seungyoun tidak pernah melihat hal ini datang.

Hal ini, dimana ia benar benar menghabiskan malam minggunya bersama kekasih dari mantan tunangannya.

Tidakkah ini cukup ironis?

Tidakkah ini cukup menjadi salah satu kisah paling menarik yang bisa ia masukkan ke dalam biografi?

Ia yang bersenang senang bersama Lee Hangyul di sebuah amusement park terbesar di kota tempat mereka tinggal.

Ada banyak sekali wahana yang telah mereka naiki bersama, di antaranya adalah komidi putar, sangat manis. Roda raksasa, sangat romantis. Dan roller coaster. Untuk yang satu ini, ini adalah untuk kali pertama Hangyul menaikinya. Sebelumnya ia tidak pernah punya nyali untuk wahana ini. Bahkan hingga kini. Tapi ia yang mengajak Seungyoun untuk menaikinya, karena ia ingin terlihat hebat di depannya. Seungyoun tidak masalah. For him, this is just a piece of cake, though. Tapi Hangyul?

Hangyul merasa sangat sakit.

Ia dengan segera berlari menuju toilet terdekat, meninggalkan Seungyoun yang mau tidak mau mengejarnya karena merasa khawatir. Masuk ke dalam salah satu bilik, Hangyul memuntahkan isi perutnya pada kloset. Seungyoun mendengar suara muntahan itu dengan sangat jelas dari balik pintu bilik yang tertutup. Hangyul terdengar sakit. Sama seperti ketika pria itu keluar dari dalam sana berjalan dengan gontai dengan wajah pucat menghampiri wastafel dan mencuci mulutnya dengan air kran.

"Kau sakit, Lee Hangyul. Biar kuantar kau pulang."

Yang hanya menerima penolakan dari Hangyul karena dia menggeleng.

"Aku baik baik saja. Tadi itu aku hanya... merasa pusing dengan roller coasternya? But overall I'm OK."

"Kau yakin?"

"Sangat yakin. Dan aku masih mau di sini. Di rumah sangatlah membosankan. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menggerutu kebosanan."

Seungyoun terkekeh, dan mengangguk paham. "Baiklah. Ayo kita beristirahat sejenak."

Demi kebaikan Hangyul, Seungyoun memutuskan untuk tidak lagi menaiki wahana ekstrem. Hangyul hanya ingin terlihat keren di mata orang lain, tapi ternyata dia terlalu lemah untuk membuktikan semua itu. Jadi Seungyoun membawanya ke dalam sebuah food court, sekalian untuk mengistirahatkan kaki.

Ia membantu Hangyul berjalan. Tidak sampai memapah, hanya menggandeng tangan Hangyul yang tubuhnya sedikit limbung. Lemas, efek natural seseorang yang baru saja memuntahkan isi perutnya. Dengan posisi dan gestur keduanya kini, semua orang di sana yang melihatnya akan meyakini bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih. Apalagi ini malam minggu. Dan Hangyul tidak masalah dengan pandangan orang orang, karena ia memang tidak mau dianggap menyendiri.

"Aku tidak tahu harus makan apa. Aku masih merasa mual."

"Tapi kau baru saja mengeluarkan kembali makan siangmu. Kau harus mengisi perutmu lagi, jangan biarkan ia kosong seperti itu." Intonasi Seungyoun keluar sungguhan khawatir, bukan sekadar basa basi belaka. Kini Hangyul adalah temannya. Ia tidak akan membiarkan teman sebaik Hangyul terluka.

Ya, baginya Lee Hangyul sangatlah baik, di luar pria itu masih tampak mencurigakan baginya karena ia sampai saat ini masih belum paham dengan alasan Hangyul mengajaknya pergi bersama. Setidaknya pria itu telah menyelamatkannya dari kesendirian dan rasa kebosanan di malam minggu yang sepi ini.

"Bagaimana jika sesuatu yang menyegarkan? Buah potong?" Tanya Seungyoun. Hangyul bukan tidak ingin menanggapi. Ia hanya menunduk di hadapan Seungyoun, tampak memikirkan sesuatu. Mungkin ia sedang mempertimbangkan? Karena sesungguhnya ia setuju dengan Seungyoun bahwa ia harus mengisi kembali perutnya.

Drive Me Up the Wall 💍 Seungyul [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang