Nayeon, Teman Lagi?

1.4K 159 10
                                    

Suasana seketika menjadi hening. Nayeon berjalan mendekati ketiga orang yang sedang cengo itu. Nggak heran juga sih, secara dia yang selama ini antagonis tiba-tiba menjadi penolong bagi tokoh protagonis.

"Siapa nih?" Yugyeom yang pertama kali berbicara. Lisa yang berdiri di sebelah cowok itu dan tahu siapa perempuan di hadapannya ini langsung menginjak kaki Yugyeom. "Itu cewek yang udah nyia-nyiain Chan pas jaman sekolah, kan pernah gue ceritain," bisik Lisa.

Yugyeom langsung menampakkan ekspresi kaget yang berlebihan. Diliriknya Chan dan Nayeon bergantian. "Mampus nih bentar lagi bakal ribut," ucapnya pada Lisa.

Tapi di luar dugaan Yugyeom dan Lisa yang emang keterlaluan itu, Chan nggak menunjukkan raut wajah tidak suka atau sebangsa itu. Ia hanya mengangkat alis dan mengangguk-angguk.

"Jadi lo yang ngasih tau Lisa sama Yugyeom kalo si kunyuk itu kecelakaan," kata Chan santai.

Nayeon sebenarnya nggak kalah heran sama Yugyeom dan Lisa, bedanya dia nggak menunjukkan keheranannya itu. Kayaknya gue udah ngomongin ceweknya yang aneh-aneh kemarin, kenapa dia santai banget ya?

"Iya, kan gue temennya Bambam juga. Dan kebetulan aja nomor kalian semua ada di daftar emergency call Bambam, yaudah gue telpon aja," sahut Nayeon.

Belum sempat ada yang menimpali, pintu ruangan dimana Bambam dibawa masuk oleh dokter pun terbuka.

"Dok, gimana teman saya? Dia nggak kenapa-napa kan?" Yugyeom merangsek maju ke depan, mendorong Chan dan Nayeon secara paksa.

Dokter yang sudah tua itu melirik kasihan pada Chan dan Nayeon yang baru saja tergusur ke samping. "Tulang kaki kanannya sedikit retak, tapi tidak ada yang perlu dipermasalahkan," ucap si dokter.

Chan, Yugyeom dan Lisa menghela napas lega. Meski mereka suka ngatain Bambam, tapi kalo Bambam kenapa-napa dan nggak bisa ikut nongkrong seperti biasanya, nggak bakal seru. Nggak ada yang bisa diledek, maksudnya.

"Huh, untung aja. Bisa gawat kalo temen kita yang satu itu kenapa-napa," ujar Lisa.

"Ya terus kalo gue yang kecelakaan, oke aja gitu?" sosor Yugyeom.

"Ya ga gitu, bambang!" sewot Lisa.

Mendadak Chan teringat sama pesan Jenna jika dirinya harus berbaikan dengan Nayeon. Ia nggak tertarik buat baikan sama Nayeon yang udah bertindak merugikan ia dan Jenna, tapi Chan juga nggak mau membuat Jenna marah. Cewek itu bermaksud baik, ia tahu. Chan menoleh ke samping, bertatapan dengan Nayeon yang kebetulan juga sedang menoleh ke arah dirinya.

"Nayeon, bisa ikut gue sebentar? Ada yang mau gue bicarain."

"Oke."

Lisa dan Yugyeom yang ditinggal berdua di depan ruangan operasi pun hanya melongo nelihat sepasang manusia yang dulunya sahabat karib namun berubah menjadi musuh kini berjalan beriringan.

"Lis, si Chan nggak bakal belok dari si Jenna kan?" tanya Yugyeom ketika Chan dan Nayeon menghilang dari pandangannya.

Lisa menoyor kepala Yugyeom. "Ya nggaklah, dodol! Paling juga si Chan cuma mau nyuruh Nayeon buat jauhin dia."
.
.
.
.
.

Nayeon mendudukkan dirinya di kafetaria rumah sakit. Chan—yang mendadak haus setelah lari-lari sebelumnya—memesan segelas es teh manis.

"Lu nggak mau minum?" tanya Chan pada Nayeon ketika pelayan kafetaria mengalihkan pandangan pada Nayeon.

"Nggak usah, ah."

"Oke."

Setelah pelayan pergi, Chan menatap gadis di hadapannya ini, yang dulu pernah menjadi sahabat terbaiknya dan cinta pertamanya, yang sekarang sayangnya menjadi salah satu orang paling menyebalkan yang pernah ia temui. Chan menarik napas dalam. Oke, dia harus berbaikan sama Nayeon sesuai kata Jenna.

dear future husband | bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang