Awal Perjodohan

8.5K 495 28
                                    

"GAMAU!!!!!"

Lagi, Park Jenna berteriak dengan lantangnya. Di hadapannya, sang ibu hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Jung Eunji, sang ibu, bukannya tidak memahami perasaan putri bungsunya. Ia sendiri pun sebenarnya menolak keras usul sang suami, Chanyeol, yang mengakibatkan Jenna berteriak sebegini kencangnya pada Eunji.

Lagian, anak SMA mana sih yang mau dijodohin sama orang tak dikenal? Eunji bakal maklum kalau anaknya berumur 26 tahun yang memang sudah wajar buat menikah. Masalahnya, Jenna masih 17 tahun dan masih kelas 12. Emang edan si Chanyeol.

"Mami, kenapa sih kalian tega sama aku?" Jenna nggak nangis, dia gabakal nangis sama hal kayak gini. Dia cuma mau nanya kenapa orangtuanya tega banget ngejodohin dia secara tiba-tiba sama orang yang bahkan dia gatau siapa.

Eunji mendekat, duduk di samping Jenna yang nyandar di tempat tidur.

"Maafin Mami ya sayang... Papi kamu—"

"—mendadak bangkrut? Plis deh Mi, kayaknya baru kemaren Papi beli Iphone X buat yang ketiga kalinya," sela Jenna. Di luar dugaan, dia sekarang udah jauh lebih tenang dibandingkan beberapa menit yang lalu.

Tangan Eunji bergerak mengelus rambut sebahu Jenna. Dia sayang banget sama Jenna, apalagi Jenna tuh anak cewek satu-satunya di keluarga Park.

"Jadi, ketika kamu masih di dalam kandungan dulu, bisnis Papi mendadak jatuh. Rekan kerja Papi ternyata ngambil sebagian besar uang perusahaan dan kabur ke luar negeri. Papi rugi ratusan juta," Eunji memulai kisahnya. Jenna masang telinga, baru kali ini ibunya bercerita tentang masa lalu sang Papi. Di balik pintu kamar, kedua saudara Jenna ikut mendengarkan.

"Waktu itu Papi dan Mami stress berat. Kakak kamu umurnya baru 5 tahun, dan kita baru aja mau masukin dia ke sekolah dasar. Dan yang paling penting adalah saat itu Mami lagi hamil kamu. Usia kandungan sudah 7 bulan, sedangkan Papi gapunya duit buat sekedar beli baju bayi. Gimana nanti sama biaya persalinan dan biaya mengurus bayi? Akhirnya Papi pergi ke rumah temannya yang saat itu bisnisnya lagi naik-naiknya, dan Papi minjem duit buat bayar hutang dan modal bikin usaha baru. Temennya baik banget, Mami aja melahirkan dibayarin sama dia."

Jenna masih diem dengerin cerita ibunya. Dia nggak tahu kalau ternyata dibalik kemewahan hidupnya selama ini, Papi dan Mami punya cerita kelam.

"Nah, saat itulah Papi kamu dan temennya—namanya Bang Yongguk—membuat perjanjian. Isinya, kalau nanti anak-anak udah besar, harus ada yang dijodohkan. Papi kamu karena merasa berterimakasih, langsung aja mengiyakan."

Sebenarnya Jenna mikir, kalau dia yang ada di posisi Chanyeol, dia juga pasti bakal bilang iya tanpa pikir panjang.

"Emang anaknya Om Yongguk gaada yang cewek apa? Tuh si Jihoon Woojin masih jomblo," Jenna nunjuk dua pasang kepala yang nyembul dari pintu kamarnya.

Park Jihoon dan Park Woojin langsung geleng-geleng panik. Jenna mendengus, emang dua saudara kembarnya ini nggak ada setia-setianya.

Yap, mereka kembar tiga pemirsa, kayak Song Triplet gitu. Ada Jihoon sebagai yang tertua, lalu Woojin si tengah, dan Jenna si bungsu. Walaupun ketiganya sering banget bertengkar, mereka sebenarnya sayang banget ke satu sama lain.

"Gue udah punya calon ya!" seru Woojin nggak terima dibilang jomblo.

"Dih, emang si Tzuyu mau sama lo?!" Jihoon dan Jena sama-sama nyerang Woojin.

Eunji ketawa melihat tiga anak kembarnya sekarang saling mengejek satu sama lain. Beginilah si kembar tiga menunjukkan kasih sayang mereka.

"Mami, si Jihoon ngatain orang padahal sendirinya jomblo!" adu Woojin, sekarang udah meluk-meluk Eunji. Jihoon nggak mau kalah, dia juga meluk Eunji di sisi yang satunya.

"Lah, gue mah SINGLE, bukan JOMBLO kayak lu," Jihoon memberi penekanan.

Jenna merhatiin pemandangan di depannya. Dia senyum tipis. Yah, mungkin emang ini nasibnya sebagai satu-satunya cewek diantara cowok-cowok gajelas kayak Jihoon dan Woojin.

.
.
.
.
.

"Eomma, kenapa sih harus pake perjodohan segala? Emang aku segitu gak lakunya apa di kalangan cewek," seorang pemuda menatap ibunya dengan pandangan kesal.

"Ya mau gimana lagi, bapakmu tuh ngotot dari kemarin pengen jodohin kamu sama anaknya Om Chanyeol," sahut ibunya santai. Beda banget sama anaknya yang sekarang udah kayak kebakaran jenggot.

Chan semakin menggerutu. Emang nih bapaknya, mentang-mentang sahabatan sama Om Chanyeol, sampai mau anaknya nikah sama anak Om Chanyeol.

"Ma, aku masih 19 tahun. Kuliahku aja masih sisa setahun sebelum lulus," terima kasih kepada otak encernya, Chan bisa lompat 2 tahun pas SD dan SMP. Lumayan, lulus sarjana teknik umur 20 tahun.

Ibunya sekarang malah nyalain TV. "Ngomong sana ke Appa, biar perjodohannya dibatalin," ujar sang ibu kelewat santai.

Sebenernya Chan mau sih ngomong ke ayahnya, tapi dia tahu itu percuma. Yongguk kalau udah menetapkan sesuatu, teguh banget orangnya. Bisa-bisa Chan malah disuruh nikah besok kalau dia membangkang.

"Udah sih hyung, terima aja. Lagian juga ceweknya masih SMA kan, masih muda tuh," adiknya yang lagi lewat malah nyeramahin dia. Chan melirik ganas ke arah Yedam, yang ternyata nggak mempan karena si Yedam malah ketawa-ketawa sambil masuk ke kamarnya.

Apa boleh buat, terima aja kali ya perjodohan ini?

And here I am, bikin cerita baru ketika yang disebelah masih panjang alurnya

dear future husband | bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang