"Bagaimana ini? Pangeran Akira sepertinya kabur dari istana," kata seorang pengawal dengan wajah panik."Jika Raja Arvan sampai mengetahui hal ini, kita akan dijatuhi hukuman berat," cemas pengawal yang satu lagi, "lebih baik hal ini tidak perlu kita beritahukan kepada Raja Arvan."
"Kau benar, kita lebih baik segera mencarinya dengan sihir kita."
Mereka berdua menganggukkan kepala dan segera pergi dari sana dengan kekuatan teleportasi masing-masing. Mereka terlebih dahulu mencari keberadaan Akira dengan bertanya kepada penduduk desa.
"Hei, apakah salah satu di antara kalian melihat Pangeran Akira kemari?" tanya pengawal satu kepada sekumpulan anak kecil.
Mereka yang ditanya hanya mengerutkan dahi bingung, "tidak, kami tidak melihat Pangeran Akira. Lagipula, untuk apa pangeran datang ke desa?" jawab seorang anak perempuan dengan berkuncir dua.
"Eh, tunggu! Tadi bukankah ada seorang anak gelandangan yang mengaku sebagai Pangeran Akira," seru anak laki-laki yang sebelumnya mengejek Akira.
"Ah, kau benar. Dia langsung berlari pergi begitu kita mengusirnya."
"Kemana anak itu pergi?" tanya pengawal yang menduga kalau itu memang Akira.
Anak-anak itu berusaha mengingat arah Akira berlari tadi, "sepertinya dia pergi ke arah sana," kata salah satunya menunjuk ke arah hutan. Kedua pengawal yang melihat arah yang ditunjuk hanya mampu membolakan matanya khawatir. Tanpa mengucapkan apapun, pengawal itu lebih memilih segera berteleportasi ke hutan.
.
.
.
Di hutan ...
Sedangkan di dalam hutan, Akira sendiri tengah menangis sambil memeluk kedua lututnya.
"Hiks.. hiks.., apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Akira semakin menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua lutut.
Srek .. srek ..
Suara barusan berhasil membuat Akira segera mendongakkan wajahnya untuk melihat ke sekeliling. Ia bergegas berdiri begitu suara itu semakin dekat. Selangkah demi selangkah, Akira memundurkan tubuhnya agar tidak menimbulkan suara.
"Pangeran Akira!!"
"Aaaa!"
Akira berteriak kaget dan refleks menutup kedua telinga dan matanya. Ia mengira bahwa yang muncul adalah binatang buas. Kedua pengawal sendiri yang melihat reaksi Akira hanya saling bertukar pandang dan tersenyum geli.
"Pangeran Akira, tenanglah, ini kami berdua," seorang pengawal berjongkok di hadapan Akira dan menenangkannya. Akira yang mendengar perkataan tadi membuka kedua matanya perlahan.
"Kalian."
.
.
.
Di istana ...
Seorang pengawal yang sedang bertugas mengawasi keadaan istana mengernyit heran saat tak melihat kedua pengawal Akira yang biasanya selalu berjaga di depan kamar Akira.
"Kemana mereka berdua pergi?" gumamnya heran. Tak membuang waktu lagi, ia lebih memilih untuk memberitahukan hal ini kepada Raja Arvan.
"Apa kau tahu kemana mereka berdua pergi?" tanya Raja Arvan tenang.
Pengawal yang ditanya hanya mampu menundukkan kepalanya, "maaf, tapi saya tidak mengetahuinya." Jawaban itu berhasil membuat Raja Arvan menghela napas frustasi dan memijat dahinya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akira The True Warrior (HIATUS)
FantasyCOLLABORATION STORY : @RizkijelitaAmalia (5 chapter) @IkeFitriani2 (5 chapter) Disebuah kerajaan, seorang anak telah lahir. Anak tersebut terlahir dari seorang ratu yang dulunya dikutuk oleh raja yang terkenal akan kekejamannya. Namun, kutukan terse...