Length—ficlet
.
.
.
Langsung saja bilang, Beomgyu sangat sangat sangat menyukai Soobin. Lelaki dengan tinggi lebih dari 180 cm, berambut hitam, dan hobi makan adalah salah satu yang paling Beomgyu sukai di dunia ini.
Lalu... apalagi ya? Selain Soobin itu sangat baik, dia juga selalu menyempatkan waktunya untuk Beomgyu. Bahkan meski pun lelaki itu sangat lelah tiap pulang ke rumah.
Rambut cepak hitam yang acak-acakan, dahi dan alis terlipat, bibir yang manyun, segala sesuatu hal buruk yang telah dilalui Soobin dibawanya sampai ke rumah. Tapi semua itu lantas raib begitu dia menolehkan wajahnya dan bertemu dengan Beomgyu yang berdiri tidak jauh dan menatapnya polos dengan kedua bola mata hitam legam yang berbinar.
"Beomgyu!" tepat ketika Soobin menyerukan namanya, Beomgyu dengan senang hati berlari riang untuk memeluknya. Menelusupkan wajahnya di sela leher Soobin. Tidak masalah dengan aroma tubuh Soobin yang dipenuhi keringat, polusi udara luar seperti knalpot kendaraan, pun pewangi ruangan yang semuanya menyatu tidak beratur, tapi itu yang paling Beomgyu sukai.
Mungkin... sekali pun Soobin beraroma seperti bawang putih busuk pun, Beomgyu akan selalu menyukainya, karena itu Soobin.
Soobin membalas afeksi manja Beomgyu dengan mengusapkan wajahnya ke tubuh Beomgyu. Beomgyu selalu wangi, rasanya tidak pantas jika Soobin bermanja ria dengan Beomgyu yang harum antara kelembutan dan aroma manis di tubuhnya, berbeda dengan bau kecut dari tubuh Soobin.
Tapi Beomgyu selalu menatapnya dan tetap memberikan banyak kecupan di seluruh wajah Soobin.
"Beomgyu, aku bau." Soobin tertawa geli, mencoba menjauhkan wajah Beomgyu, namun Beomgyu menolak untuk menjauh.
Namun tahu kan, kalau mereka itu saling memuja satu sama lain? Pada akhirnya, Soobin membalas ciuman Beomgyu. Menjatuhkan ciuman di kedua pipi.
"Aku mau mandi dulu ya Beomgyu, nanti kita makan malam bersama sambil menonton tv." terakhir, Soobin memberikan ciuman di hidung sebelum meninggalkan Beomgyu yang melangkah menuju sofa ruang tengah.
"Beomgyu," panggil Soobin ketika Beomgyu baru saja merebahkan kepalanya di atas bantal sofa. "jangan mengintip ya." Soobin terkekeh dan menutup pintu kamar mandi, sementara Beomgyu dibuat menjerit akibat ulahnya.
***
Meski pun Beomgyu lelaki dan lebih muda dari Soobin, tapi Beomgyu sangat menyukai Soobin. Bagi lainnya, mungkin rasa cinta Beomgyu terhadap Soobin tidak lebih dari sekadar kekaguman saja.
Mungkin, memang begitu nyatanya, tapi Beomgyu tidak mau memikirkannya. Soobin adalah satu-satunya yang membuat perasaan Beomgyu riang menghangat dan berdebar. Hanya dengan memikirkan sosok Soobin saja, Beomgyu girang bukan kepalang.
Dan Beomgyu hampir selalu memikirkan Soobin, setiap hari. Meski waktu dalam tahun telah berlalu, Beomgyu tidak kenal bosan. Beomgyu merasakan dirinya ada untuk selalu bersama dan menyukai Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ╏ SooGyu ✓
Fanfiction[one-shots collection] Serendipity; (n.) finding something good without looking for it