Maps

1.3K 113 28
                                    

Length—vignette

.

.

.

"You love me right? We both knows you do."





• • •





Nyaring suara mesin kendaraan memekakkan telinga. Speedometer dengan angka yang semakin tinggi—dan kian tinggi bahkan di tikungan—membuat bulu kuduk meremang karena jeri bagi siapapun yang melihatnya. Setidaknya, bagi orang-orang di tepi jalan yang menyaksikan bagaimana motor besar model Xabre itu melintas di jalanan. Mengabaikan bunyi klakson yang mengejutkan. Membelah lintas dua kendaraan dengan terhimpit diantaranya. Memutar gas stasioner semakin dalam ketika lampu lintas menyala berubah merah—dalam kurun waktu tiga detik telah berada di lintas jalan sebrang—membuat kendaraan lain yang melintas terpaksa mengalah dengan menginjak pedal rem terdalam. Kecuali jika mereka nekat membiarkan bodi mereka bertabrakan dengan laju yang gila—sangat gila.

Ruas jalanan yang gelap tidak menutup sepasang iris sekelam malam menyusuri jalanan. Justru matanya sama tajamnya dengan motornya yang menukik menghindari gesekan dengan kendaraan lain. Membiarkan dua mobil hitam kepayahan menyusulnya. Bahkan tembakan peluru tidak mampu memperlambat lajunya—apalagi menghentikannya.

Sepasang mata itu mengintip dari spion motornya. Menampilkan seorang lelaki dengan pistol menodong ke arahnya.

Ia menahan laju motornya, membiarkan tembakan itu meluncur mulus dari jarak kurang dari lima puluh meter. Tepat dua meter, ujung peluru menuju punggung, tangannya memutar gas dan membelokkan motornya ke kiri.

"Sial!" umpatan itu keluar bersamaan dengan peluru yang meledakkan mobil yang melintas di hadapan pengendara motor hingga berbalik. Membuat mobil penduduk sipil spontan berhenti. Menahan jalur mobil mereka.

Satu mobil lainnya langsung memutar kemudi. Mengganti peran rekannya yang terpaksa berhenti. Mana mungkin membiarkan pengendara motor itu kabur sesuka hatinya.

Soobin menolehkan kepala ke belakang punggungnya. Dari balik helm hitamnya tersenyum miring tanpa berniat mengurangi laju motornya. Mengambil jalanan yang semakin sedikit dari kegiatan penduduk sipil. Menyusuri sudut jalanan yang semakin minim penerangan. Tanpa tahu sebuah mobil lain melaju diantara sekat gedung bangunan sampai moncongnya muncul di belokkan dan menghantam motor serta tubuhnya terseret di atas aspal.

Mobil itu berhenti. Seolah menertawakan Soobin yang mengerang kesakitan di tengah jalan.

Seorang pemuda berambut blonde keluar dari dalam mobil. Alas sepatu boots hitamnya menghentak di atas aspal. Langkahnya sama dinginnya dengan suhu udara di bulan November kala itu. Lelaki itu membenarkan letak kerah jaket kulitnya dengan tangan kirinya, sementara satu tangannya lagi meremas Glock Meyer.

Satu kakinya bertumpu pada aspal—bersimpuh—dan membuka helm yang dikenakan Soobin dan membuangnya. Kedua tangannya yang dingin terbalut sarung tangan itu mengusap darah yang mengalir di pelipis dan menutupi pandangannya.

"Kurasa kau harus berhenti bermain di malam hari, Soobin."

Soobin tertawa diantara deru napasnya yang patah-patah. "Maksudmu—kita."

"Nope," pemuda itu mengambil selangkah mundur untuk berdiri dan melepas sarung tangan kanannya. "demi mengapresiasi permainanmu, akan kubiarkan sidik jariku di pistol ini."

Soobin terkekeh. Meski pandangannya mengabur, ia masih bisa melihat lubang dari moncong pistol yang mengarah ke kepalanya. "Kau tidak akan membiarkan Glock Meyer itu tersentuh oleh orang lain—bahkan olehku. Bagaimana aku harus merasa tersanjung?"

"Sama denganmu."

"Choi Beomgyu."

"That's not my name."

"You're always be Choi Beomgyu for me."

"Pernyataan terakhir yang bagus, Tuan Polisi." Beomgyu melemaskan pundaknya dan mengambil selahkan mendekat. "How about, the last words from Choi Soobin?"

"I love you."

"Is it for real?"

Soobin tertawa kendati tengkuknya mulai terasa kaku akibat dingin. "You love me right? We both know you do."

"As you wish."





Dor!



Dor!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












































Lapak menghujat ☞

Judul sangat tidak berkesinambungan karena penulis hanya K E B E T U L A N lagi dengerin lagu ini ketika ngetik

/nyungsep ke sumur

Serendipity ╏ SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang