= Tiga Belas =

257 37 3
                                    

25 Desember, 2016, 9:34 AM

Hyunjae sudah pergi dan kini ia sendiri di kafe. Sendiri, menggenggam lingkaran logam itu, terisak perlahan. Ia bangkit dan kembali ke rumah, kembali ke tangan kekasihnya, yang meredamkan isakannya di dalam pelukan. Hari itu berlanjut dan Juyeon tak bisa memikirkan hal lain selain Hyunjae. Eric memeluk dan mendekap kekasihnya yang masih terisak, melancarkan jemari di rambutnya.

"Hei, tenanglah. Semuanya baik-baik saja, kau baik-baik saja, Hyunjae baik-baik saja, semua situasi ini baik-baik saja," ucap Eric dengan lembut. Juyeon memberitahu semuanya kepada kelima temannya sambil menangis dan terus kembali ke dekapan Eric untuk menenangkan depresi yang kini ia rasakan karena sudah menjadi orang brengsek terhadap satu orang yang sudah memberinya kebahagiaan selama empat tahun di hidupnya. Cincin itu masih berada di genggaman Juyeon, ingin menanamnya selamanya di balik kulitnya. Juyeon terus mengatakan itu pada dirinya. Semuanya baik-baik saja. Hyunjae sedang dalam perjalanan kembali ke Jepang dan Juyeon terus menahan diri untuk tidak membiarkannya masuk kembali ke hatinya. Eric menghentikannya, dan ia ingat di mana dia sekarang, siapa yang ia miliki saat ini, dan apa yang telah ia capai dengan Eric di sisinya membungkus banyak hal baik dan kebahagiaan. Juyeon menarik nafas dan membuka tangannya, cincin itu berkilau dan memantulkan cahaya ruangan.

"Ini," Juyeon berkata pada Eric. "Aku ingin kau terima ini. Ambil saja. Kau tak perlu melakukan apa pun, dan kau tak perlu menjanjikanku apa pun untuk menerimanya." Juyeon memasangkan lingkaran logam itu di jari manis kanan Eric dan mencoba menjernihkan pikirannya dan Eric menatapanya, tak menanyakan untuk apa cincin ini. Semuanya baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja. Okay?

------

5 Juni 2017, 12:02 PM

Kevin menoleh untuk melihat kedua saudaranya,  mengenakan warna biru mewah sekolah mereka. Beberapa bulan terlewati sejak hari natal, sejak Juyeon dan Hyunjae menyelesaikan masalah di antara mereka, sejak Juyeon mengatakan pada dirinya sendiri semua akan baik-baik saja. Mengejutkannya, itu benar terjadi. Kevin merapihkan rumbai milik Juyeon dan topi kelulusan yang kini dengan bangga ia kenakan di kepalanya. Changmin merapikan pakaian biru mewah yang ia kenakan dan menghela nafas bangga pada dirinya di cermin. Juyeon melihat ponselnya dan menyadari dirinya menerima sebuah pesan. Dari Hyunjae. Juyeon tersenyum.

Hei! Selamat! Ini hari besar, semangat. Eric sudah menghubungiku lewat facetime, kami akan menunggu kalian masuk.

Hei, terima kasih! Aku benar-benar senang, kuharap semua berjalan dengan baik.

Kau akan baik-baik saja :)

Terima kasih, oke nanti kuhubungi lagi, kamu harus bersiap.

Haha, semangat!

"Akhirnya," Changmin berseru, senang karena sudah lulus. Kevin tertawa kecil dan Juyeon menghela nafas gugup. Ia senang dirinya dan Hyunjae dapat kembali membangun persahabatan dan itu dapat menghilangkan beban depresi di pundak Juyeon.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Kevin. "Hei! Semuanya baik-baik saja. Kita sudah melampauinya!" Juyeon tersenyum.

"Kita harus pergi ke barisan," jawab Juyeon. "Upacaranya akan segera dimulai." Ketiga laki-laki itu keluar dari kamar mandi auditorium dan bergabung dengan teman sekelas mereka yang lain, mengambil barisan yang sudah diberikan untuk mereka. Juyeon sialnya mendapat barisan di samping antek dari orang yang menghajarnya, tapi ia malah menertawakan itu. Orang itu diusir dan tidak diizinkan untuk lulus dan Juyeon dengan bangga tersenyum karena berhasil membuat keparat itu dikeluarkan. Luka-luka ini tak sia-sia rupanya. Tak lama, tiba waktunya barisan-barusan biru mewah itu memasuki auditorium dengan penuh kemenangan, mendengar teriakan-teriakan kebanggaan dan kebahagiaan. Suasana di sana mewabah dan Juyeon hanya bisa tersnyum. Ia berbalik, melihat lima orang di belakangnya, dan bertukar pandangan bahagia dengan Kevin. Changmin berada di depan mereka dan ia juga berbalik, menarik perhatian Juyeon, menunjuk ke arah bangku agar ia melihatnya.

Dreamscape (Story by markgeollli in AO3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang