🌷Seorang Kalvin

1.4K 207 27
                                    

Kalvin itu sebenarnya ngga pernah deket sama cewek dari lahir, bukan karena dia nggak laku tapi ya emang orangnya yang milih-milih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalvin itu sebenarnya ngga pernah deket sama cewek dari lahir, bukan karena dia nggak laku tapi ya emang orangnya yang milih-milih. Apalagi keluarganya yang emang pemilih banget masalah pacar Kalvin ataupun Kakaknya, Celsy.

Dulu kak Celsy pernah pacaran sama cowok tapi ngga direstuin sama orangtuanya karena bukan tipe keluarga mereka. Iya keluarga mereka punya tipe sendiri.

Makanya, Kalvin tuh agak males berurusan sama cewek, takutnya dia udah jatuh cinta eh malah nggak direstuin keluarga. Kan rumit.

Tapi akhir-akhir ini Kalvin ngerasa dia harus rasain rasanya pacaran sama jatuh cinta. Soalnya, hidupnya tuh gini-gini aja. Rasanya bosen. Dia pengen nyoba sesuatu yang baru.

"WOI! INI KANCUT SIAPA SIH TOLOL DIBIARIN DEPAN TV KAYAK GINI," suara teriakan Ardhi dari luar membuat Kalvin terlonjak kaget. Kenapa sih anjir ini temen-temennya pada suka banget teriak.

Kalvin keluar dari kamarnya lalu menatap kesal kearah Ardhi, "Dhi, gausah teriak-teriak bisa ngga sih anjing," maki Kalvin.

"Iya-iya maaf, tapi ini liat dong brengsek kancut siapa sih jorok banget dibiarin kayak gini, kalo cewek-cewek pada liat gimana." Keluh Ardhi frustasi.

Bastian yang baru aja pulang dari kampusnya berhenti sejenak disitu ngeliat Ardhi sama Kalvin, "Pada ngapain sih disini?"

"Tuh ada kancut gatau punya siapa," Tunjuk Kalvin. Mata Bastian langsung terfokus pada kancut tersebut, kayaknya gue pernah liat deh.

"Lah, itu kancutnya si Bagas deh kayaknya. Kemaren gue liat pas dia jemur diatas,"

"TUHKAN BANGSAT BAGAS PASTI NIH,"

"Eh kenapa sih kok pada ribut-ribut?" Tanya Caca dari lantai atas. Bastian yang baru aja mau masuk ke kamarnya langsung natep keatas, hah baru sadar anjir caca cantik juga. Hadeh, dasar pria.

"ASSALAMUALAIKUM RADIS PULANGGGG," Radis berjalan lenggak-lenggok dari arah pintu depan. Kalvin, Bastian, Ardhi, memutar bola mata jengah. Kalo gaada Bagas ada aja Radis yang lebih berisik, Kalvin mau pindah kosan aja rasanya.

"IH KOK DIEM-DIEM BAE SIH?" Teriak Radis kepada 3 anak cowok tersebut. "ADUH, BODO AMAT DEH PRINCESS MO MANDI AJA. PUSING, KALIAN BERTIGA UDAH KAYA PATUNG HADEH."

"Emang dia kalo ngomong nggak pake teriak gitu gabisa ya?" tanya Bastian pada Ardhi dan Kalvin yang memasang muka datar, lalu serempak mengendikkan bahu tanda tidak tahu.

"Dulu emaknye Radis ngidam terompet kali, makanya modelan anaknya kaya begitu." Sahut Kalvin dengan asal. Bastian dan Ardhi hanya menganggukkan-anggukkan kepala saja tanda setuju.

"WOI SEMUANYA, AA BAGAS PULANG NIH." Teriak Bagas dengan menenteng beberapa buku khas anak Hukum yang isinya Undang-Undang.

"Yang atu udah ilang, masih aja ada atunya hadeh," keluh Ardhi sambil menghela nafas dengan kasar.

Langit di BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang